Mereka sudah kembali ke rumah. Mala ingin masuk ke dalam kamarnya, saat Bisma memanggil namanya. "Mala," panggil Bisma dengan suara pelan. Mala memutar tubuh, ditatap Bisma yang berjalan mendekatinya. Bisma berdiri di hadapan Mala, Mala mendongakan wajahnya. Tatapan mereka bertemu, Bisma berusaha menyelami perasaan Mala lewat sorot matanya. Bisma menarik napas, saat hanya melihat kesedihan di sana, bukan rasa bahagia seperti yang dirasakannya saat ini. Bahagia, karena penantiannya akan buah hati kini sampai pada akhirnya. "Terimakasih, karena mau meluluskan keinginanku untuk mempertahankan kandunganmu. Aku tidak tahu bagaimana cara membalas kebaikanmu. Kamu sudah begitu baik, Mala. Kamu tidak melaporkan aku kepihak yang berwajib, setelah aku merenggut kehormatanmu. Kamu juga bersedia