Mala terbangun dengan peluh mengucur deras di wajah dan seluruh tubuhnya. Peristiwa malam itu kembali datang dalam mimpinya. Saat di mana ia merasakan sakit yang luar biasa. Sakit pada tubuhnya, sakit pada hatinya. Sakit yang akan ia terus ingat dan rasakan di sepanjang sisa hidupnya. Air mata jatuh membasahi pipi Mala. Rasa terhina karena kehormatannya ternoda menghimpit perasaannya. Selama beberapa bulan ini ia memang berusaha untuk tegar, berusaha untuk berdamai dengan keadaan. Sikap baik Bisma cukup bisa membuatnya lega, dan pikiran jika Bisma sebenarnya melakukannya dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya, membuat Mala berusaha berdamai dengan Bisma, meskipun rasa was-was itu kerap hadir juga. Mala was-was Bisma akan memaksanya, karena status mereka yang sudah menikah. Tapi selama be