Lukisan sudah siap di permukaan meja ruang tamu, ia terbungkus rapi di dalam shopping bag berukuran besar, jika hanya menemui Sakti pastinya Mya tak perlu repot-repot berdandan agar ia terlihat lebih layak, tapi malam ini ia akan menemui Sania—ibunda Sakti, jadi Mya sedikit memoles wajahnya serta kenakan sebuah dress. Mya beranjak setelah merasa persiapannya sudah cukup, ia memutar tubuh raih crossbody bag hitamnya di ranjang, saat hendak kenakan flat shoes Mya berkedip beberapa kali, ia menerawang memikirkan sesuatu. Kayaknya ada yang salah. Perempuan itu kembali mematut diri di depan cermin almari, dari ujung ke ujung semua tampak jelas, Mya perhatikan lagi setiap penampilannya sampai tangannya terangkat menyentuh tulang selangka yang terlihat jelas, bagian d**a juga terpampang nyata.