Memang tidak hujan, buktinya di luar nabastala begitu cerah, gumpalan awan mengapung di angkasa, serta baskara yang pamer senyum pongahnya pada penghuni buana. Hanya saja, hujan berlangsung bagi seseorang meski tanpa aroma riuh petrikor, tanpa kelabu di luar, tapi suram di dalam. Entah apa, ia harus bagaimana? Wajahnya tampak basah menatap pantulan diri pada cermin wastafel kamar mandi, sekitar lima belas menit di sana dan hanya menangis tersedu-sedu menatap rupa sendiri, baginya mengenaskan. Apa sebenarnya yang Mya inginkan? Dia cinta atau benci? Atau mungkin dua hal itu berbaur jadi satu? Di beberapa titik terlihat bercak memerah, bahkan di antaranya kebiruan seperti bulatan kecil, entah apa itu—semua membuat Mya terasa sakit, dari ujung ke ujung, luar dan dalam. Konyol, dia sudah mer