bc

My Possessive Lecturer

book_age16+
1.3K
FOLLOW
5.4K
READ
possessive
family
goodgirl
student
drama
sweet
bxg
campus
city
teacher
like
intro-logo
Blurb

Dante Emilio Adalah seorang dosen pada Universitas Law of Indonesia. Univesitas yang sudah banyak mencetak banyak sekali pengacara berbakat dan juga sukses. Usianya baru 30an. Masih terbilang dosen muda, tampan, dan juga baik hati. Banyak diantara mahasiswinya yang mengaggumi kepiawaiannya dalam mengajar. Ia juga dosen yang terkenal dengan keramahannya dan selalu bisa menjadi teman yang baik bagi anak didiknya. Lelaki bertubuh tinggi, berkulit putih, berbadan bagus dan bertato itu adalah lelaki idaman setiap mahasiswi atau wanita yang melihatnya. Fansnya? Ehmm … jangan ditanya, Banyak banget. Mulai dari mahasiswinya, teman sesama dosen bahkan ibu kantin juga kagum sama pak dos yang ramah dan tampan itu.

Sienna Vittoria Shailendra. Berprofesi sebagai pengacara sukses diusianya yang masih muda. Penerus firma hukum milik ayahnya. Cantik, tubuh tinggi semampai dan punya badan yang ehmm … body goals. Anak kedua dari tiga bersaudara. Tapi, sayangnya kehidupan percintaan dengan mantan-mantannya tidak semulus karirnya. Orang tuanya menyerahkan kuasa sepenuhnya kepada kakanya mencarikan Sienna seorang laki-laki yang bisa menjaga anak kedua mereka dengan baik.

Memiliki karir yang bagus untuk Dante dan Sienna adalah tujuan hidupnya saat ini. Tapi, mampukah mereka menolak perjodohan yang sudah diatur oleh kedua kaka mereka? Mampukah Sienna menerima masa lalu Dante?

(My Possessive Lecturer – A Story by SZ. Soed)

chap-preview
Free preview
MPL - Chapter 1
                 Seorang lelaki bertubuh tinggi tegap, berparas tampan baru saja turun dari mobil Pajero Sportnya yang berwarna hitam. Lelaki itu terlihat memiliki tato di tangan kirinya yang sengaja di perlihatkannya karna lengan kemeja yang digulung. Lelaki itu juga terlihat ramah dan terus melempar senyuman pada setiap orang yang dilewatinya dan menyapanya. Bahkan diantara mereka ada terdiam terpaku setelah di lewati lelaki tampan itu. “Pagi Pa Dante!” sapa dua orang gadis yang dilewati lelaki itu. “Pagi!” katanya melempar senyum ramahnya dan terus berjalan menuju ruangannya. “Astaga, sapaan gw dijawab si Bapanya!” teriak histeris salah satu gadis yang tadi dilewatinya.                 Tiba-tiba seorang perempuan dengan tubuh tinggi semampai dan juga memakai setelan blazer dan rok pensil berwarna hitam  yang membentuk body itu juga tak mau kalah dengan dua gadis tadi. “Hai, Pa Dante!” sapa Angelia sambil berjalan mengimbangi langkah Dante. “Pagi Bu Angeli. Ibu sudah sarapan?” tanya Dante ramah sambil terus berjalan, itu tanda basa basi Dante. “Belum, Pa. Bapa mau ga sarapan sama saya?” ajaknya sambil menyunggingkan senyuman khasnya yang manis.                 Dante melihat jam tangan berkulit hitam yang melingkar di tangan kanannya. Jamnya sudah menunjukkan pukul delapan pagi berarti sebentar lagi waktunya ia masuk ke kelasnya dan mengajar. “Maaf Bu, Angeli.” Tolaknya dengan agak lembut. ‘Duh, kalo depannya udah maaf, pasti ga enak nih ujungnya.’ Batin Angeli menatap dengan senyuman pada lelaki tampan di sebelahnya itu. “Ya Pa Dante, saya maafin kok!” ucap Angeli dengan tersenyum penuh minat pada lelaki bertato itu. “Wah terima kasih sekali kalau saya dimaafkan. Saya permisi dulu ya. Selamat mengajar!” ucap Dante kemudian masuk pada lift yang terbuka.                 Angeli agak kesal karna ditinggalkan Dante begitu saja. Ia menghentak hentakkan kakinya ke lantai, padahal wanita cantik itu sedang mengenakan heels tujuh centi sehingga membuat sedikit bising karna hentakkan kakinya. Anak-anak yang menyapanya hanya menelan salivanya secara perlahan karna sapaan salamnya pada dosen cantik itu tidak di gubris sama sekali.   / / / / / /   “Ok, Class cukup sampai di sini. Sampai bertemu lagi minggu depan ya.” Kata Dante tersenyum. “Terima kasih Pa!” ucap mahasiswa mahasiswinya bersamaan. “Jangan lupa kerjakan tugas kalian.” Katanya lagi sambil menutup laptopnya dan menunggu semua muridnya keluar satu persatu.                 Dante selalu melakukan hal itu, untuk setidaknya menyediakan waktu untuk murid-muridnya yang ingin melakukan tanya jawab padanya di akhir kelas. Tapi nampaknya hari ini semua penjelasan yang diberikannya tadi sudah jelas. Begitu melihat di sisi ruangan sebelum akhirnya ia berdiri dari duduknya, Dante melihat gadis manis yang selalu menjadi semangatnya di kampus ini.                 Namanya adalah Sienna Vittoria Shailendra. Biasa dipanggil Sienna dan selalu menjadi murid dengan IP teratas di angkatannya. Yang ia tau, Sienna adalah anak dari seorang pengacara kondang di Indonesia dan memiliki firma hukum sendiri. Ayah Sienna yang bernama Abram Shailendra itu merupakan orang yang jiwa sosialnya sangat tinggi dan senang membantu kaum yang lemah dan tertindas. Bahkan Abram sendiri sering tidak dibayar dalam membela clientnya sampai kasusnya tuntas. Bahkan di pengadilan, jika pengacaranya sudah disebutkan Abram Shailendra, lawannya harus sudah siap-siap menerima kekalahan.    Sienna suka sekali mengikuti mata kuliah Dante. Bahkan sudah sampai semester ini, Sienna tak pernah absen mengambil kelas yang di ajarnya. Hanya dua semester yang Dante tidak bertemu dengan Sienna pada kelasnya. Yaitu semester dua dan semester empat. Sekarang Sienna sudah menginjak semester ke lima dan sebentar lagi dia akan mengikuti UAS. Jadi tentunya Dante sudah hafal betul dengan gadis manis nan menggoda itu.   “Sienna!” panggil Dante begitu sudah tidak ada lagi orang lain di kelasnya.                 Sienna masih berdiri di pojok ruangan dan terdiam sambil menatap pemandangan di luar jendela kelasnya. Dante yang merasa tak digubris gadisnya kemudian menghampirinya. Dante memang hafal dengan gadis itu. Bahkan teman angkatannya tau, jika Sienna ditaksir oleh dosen tampannya itu. Tapi Sienna selalu mengelaknya karna ia menduga seumuran Dante pasti sudah memiliki keluarga kecil yang bahagia. Ya, minimal punya istri cantik nan lembut yang jago masak. Pokoknya keluarga perfectlah. Jadi sekalipun Dante mencoba mendekatinya ia pasti akan menolak lelaki tampan nan macho itu. “Sienna!” panggil Dante tepat di dekat telinga Sienna.                 Mungkin jika orang lain melihatnya, pasti mereka akan menduga jika Dante sedang berciuman dengan dirinya. Dari jarak sedekat itu, Dante bisa mencium wangi parfum yang digunakan oleh Sienna. Parfum itu keluaran brand kosmetik asal Brazil. Aromanya sangat lembut dan mengoarkan wangi yang sangat feminim dan ada sedikit aroma segar untuk gadis seperti Sienna. “Astaga! Bapa ngagetin saya aja.” Sambil mengelus d*d*nya dan membalikkan tubuhnya sehingga kini mereka berdua saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.                 Secara tidak sengaja ada dorongan dalam diri Dante untuk mengunci gadisnya itu di dalam kungkungan tangannya. “Kamu ngapain malah ngelamun, hemm?” tanya Dante lembut sambil mengunci tubuh Sienna diantara jendela dan tangan bertatonya. “Sa-saya …” jawabnya gugup, tak bisa melepas tatapannya dari iris mata Dante. “Saya apa? kamu ada masalah?  saya mau kok dengerin kamu.” Dante tersenyum lembut. “Eng-engga ada Pa.” Jawabnya terbata. “Kalau engga ada. Trus kenapa kamu melamun? Kamu sudah tidak ada jadwal lagi kan? Ayo saya antar pulang.” Ucap Dante begitu saja sambil menatap iris mata Sienna yang meneduhkan. Dante menjauhkan tangannya dari Sienna sebelum dirinya menjadi lepas kendali dan berbuat yang iya-iya di sana. “Saya bawa mobil Pa.” Tolak Sienna lembut setelah lelaki itu melepaskan kungkungan tangannya yang membuat jantung Sienna hampir mencelos keluar.                 Ditambah lagi tatapan matanya yang dalam membuat Sienna semakin terkagum dengan ketampanannya.   “Oh! Kamu belum menjawab pertanyaan saya loh.” Tersenyum. “Pertanyaan yang mana, Pa?” tanya Sienna polos. “Kenapa kamu melamun. Saya dari tadi panggil-panggil kamu dari depan. Tapi kamu ga ngegubris saya.” “Oh, itu …”   / / / / / /                   Sienna berjalan ke kantin kampus dan langsung mengambil kursi di pojok pada bagian balkon di lantai 3. Kantin fakultas di Universitas Law of Indonesia memang ada 3 lantai. Dan salah satunya di lantai yang sedang Sienna tempati saat ini. Cuaca memang sedang panas dan Sienna seharusnya mengambil tempat di ruangannya di dalam yang ber-AC. Tapi gadis itu malah mengambil tempat duduk di luar. Sienna menyeruput jus alpukat yang baru saja diantarkan sambil menunggu seseorang.                 Seorang lelaki bertubuh tinggi dan memakai seragam persis dengan yang ia kenakan berjalan menuju ke arahnya. Dari kejauhan lelaki itu sudah menatap lurus ke arah Sienna dan sempat melemparkan senyuman yang sukses membuat Sienna tersenyum lega karna akhirnya laki-laki yang ditunggunya datang juga. “Maaf Sayang nunggu lama!” ucap Arik kemudian mencium kening Sienna dengan lembut. “Ga apa-apa. Aku juga baru selesai kelasnya pa Dante.” Jelas Sienna singkat. “Hari ini mau kemana? Ke rumah aku mau?” tanya Arik. “Engga ah, kayanya aku mau langsung pulang aja deh. Pa Dante sama bu Angeli ngasih tugas banyak banget. Mereka ngasih deadline dikumpul semuanya lusa.” “Kamu mau aku bantuin?” Arik menawarkan bantuan. “Jangan, kamu kan lagi sibuk banget. Aku pengen kamu lulus dengan nilai perfect biar papi sama mami kamu bangga punya anak pintar kaya kamu.” Tolak Sienna halus. “Kamu bisa aja!” ucap Arik kemudian mencubit pelan hidung mancung Sienna dengan gemas.                 Sienna tersenyum mendapatkan perlakuan dari kekasihnya itu. Arik mengeluarkan kotak rokoknya dan mulai mengambil sebatang diantaranya dan membakar ujungnya. “Kamu kalo ngeroko se*y!” ucap Sienna membisikkan kalimat itu pada Arik yang sukses membuat lelaki di sebelahnya itu tersenyum lalu merangkul Sienna.                 Di sisi lain Dante terlihat agak sedikit geram karna melihat gadisnya dirangkul manja dengan seorang laki-laki yang ia tau laki-laki itu adalah salah satu mahasiswa pintar di kelasnya juga. Mereka terlihat mesra dan sangat cocok bersama. Dante hafal betul dengan lelaki yang merangkulnya saat ini. Sienna dengan otaknya yang cerdas juga kepribadiannya yang baik bersanding dengan Arik Arnamawa. Lelaki tampan itu adalah anak dari pengusaha sukses di Indonesia. Bahkan Arik digadang-gadangkan akan mewarisi tahta kerajaan bisnis milik ayahnya yang tersebar di beberapa sektor industri. Tak hanya tampan, Arik juga menjadi mahasiswa terbaik di angkatannya dan sekarang sedang menyelesaikan tugas akhirnya.                 Sienna dan Arik sudah berpacaran sejak Sienna duduk di semester dua. Gadis itu sudah diincar Arik ketika Sienna masuk dan menjadi junior di bawah bimbingannya saat ospek. Sienna awalnya tak menyangka jika Arik memang serius dengan ucapannya jika ia akan membuatnya jatuh cinta setelah pendekatan mereka selama setahun. Dan ketika Sienna diumumkan menjadi mahasiswi terbaik di angkatannya Arik kemudian menyatakan cintanya pada Sienna dan langsung diterima oleh gadis manis itu.                 Saat acara pernyataan cintanya, Dante juga menyaksikan sendiri Arik berlutut dan memberikan cincin pada gadis yang dicintainya itu. Bahkan Arik tidak main-main, ia langsung memberikan Sienna cincin bertahtakan berlian berbentuk emerlad cut yang bisa dibilang bentuk yang sangat jarang ditemui dan juga membuat tampilannya menjadi sangat glamor. Semenjak saat itu, mereka selalu menjadi pasangan favorite di fakultasnya.   / / / / / /                   Arik mengantar Sienna pagi itu ke kampus. Arik memang sudah jarang datang ke kampus karna memang sedang menunggu jadwal skripsinya keluar. Lelaki itu hanya sebentar lagi akan menghuni kampus yang mempertemukan dirinya dengan Sienna, gadis yang dicintainya.                 Arik dan Sienna sama-sama sudah mengenalkan diri ke keluarga masing-masing. Walaupun keluarga Arik sedikit tidak setuju dengan hubungan mereka yang sepertinya terlalu terburu-buru. Tapi mereka berdua membuktikan selama hampir tiga tahun berpacaran, IP mereka tidak turun sama sekali.  Akhirnya mulai dari situ, Arik dan Sienna disetujui untuk melanjutkan hubungan mereka. “Minggu depan Sierra tunangan. Kamu dateng kan?” tanya Sienna begitu mendaratkan bok**gnya di kursi penumpang di sebelah Arik. “Aku dateng dong, Sayang. Kecuali aku ga diundang.” Kata Arik sambil mengelus pipi Sienna dengan lembut. “Mana mungkin kamu ga diundang.” Sienna sedikit mencebikkan bibirnya.                 Arik yang melihat kekasihnya itu mencebikkan bibirnya langsung meraih dagu Sienna dan membawanya mendekat. “Aku gemes kalo kamu begitu.” Lalu menciumnya kilas. “Ihhh … Arik! Awas bahaya. Kalau mau cium-cium aku nanti aja kalau udah berenti.” “Bener ya?” “Iya!” “Janji?”                 Sienna menganggukkan kepalanya pelan dan tersenyum. Arik juga ikut tersenyum melihat kekasihnya itu ikutan tersenyum.   / / / / / /   “Hai Ka! Haloo … Daanya.” Sapa Dante pada Deliza dan Daanya. Deliza sedang menyuapi Daanya di halaman belakang. Daanya tampak senang melihat papinya datang dan menyapanya. Anak berumur satu tahun itu langsung menghambur kepelukan Dante begitu melihat kedatangannya. Dante langsung menggendongnya dan mencium pipi gembilnya.  “Hai, dari mana kamu?” tanya Deliza kemudian menatap adiknya yang duduk di sampingnya sambil menggendong bocah kecil itu.  “Dari apart. Hari ini aku menginap di sini ya.” Ucapnya sambil menatap kakanya.                 Daanya yang mendengar papinya akan menginap langsung tersenyum dan memeluk papinya. Dante langsung mengelus punggungnya dengan sayang. “Menginaplah. Lagi pula kamu sudah dua minggu ini sibuk dengan pekerjaanmu. Daanya juga pasti rindu dengan papinya.” Deliza tersenyum pada Daanya yang berada di pangkuan adiknya. “Ini suapan terakhir. Daanya abis ini main ya dengan papi. Ibu mau pergi dulu ya.” Pamit Deliza dan kemudian mengelus pucuk kepala Daanya. “Mau kemana Ka? Aku datang malah pergi.” Kata Dante sedikit kesal karna kaka kesayangannya malah pergi begitu ia bilang akan bermalam. “Kaka mau ke supermarket sebentar. Buah-buah untuk Daanya sudah habis. Kaka harus beli.” Deliza berdiri setelah menyuapkan makanan Daanya pada suapannya yang terakhir. “Bagaimana kalau kita pergi bersama? Kita sekalian ajak jalan-jalan Daanya.” “Kamu cape ga? Kalau cape ga usah.” Ucap Deliza. “Engga kok.” Dante tersenyum. “Ya udah kalo gitu kaka dandanin Daanya dulu. Daanya, ikut ibu yuk. Kita ganti baju dan jalan-jalan.” “Ayan-ayan Bu? mau ayo …” Daanya langsung turun dari pangkuan Dante dan berjalan mengikuti Deliza ke kamar bocah kecil itu sambil menggandeng tangan Deliza.                 Dante sempat mengusap pucuk kepala Daanya dan tersenyum pada anaknya.   / / / / / /  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
114.0K
bc

Accidentally Married

read
102.8K
bc

Hubungan Terlarang

read
501.8K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.4K
bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.5K
bc

Dependencia

read
186.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook