Mayang mengikuti langkah kaki Erwin yang berjalan disampingnya. Tidak seperti lelaki lain yang berusaha mencari kesempatan, Erwin membiarkan tangan Mayang bergerak bebas, hanya sesekali dia melirik atau menoleh untuk memastikan kalau Mayang mengikutinya. Menghadapi tingkah Erwin, Mayang hanya bisa berguman dalam hati, “Bagaimana aku bisa pergi sementara tas belanja kamu yang bawa.” “Kita mau kemana? Maksudku kamu mau cari tempat minum dimana?” tanya Mayang. Sudah sejak tadi mereka berjalan tetapi Erwin sama sekali tidak menuju satu tempat manapun sementara kakinya sudah mulai lelah berjalan. “Di sana tempatnya enak untuk bicara,” jawab Erwin mengarahkan jarinya pada satu arah. Sebuah café yang terlihat nyaman dan berkelas hingga Mayang menatap ragu ke arah lelaki yang ada di sampingn