Sedaritadi fikiranku dipenuhi prasangka entah apa artinya, melihat jalan Raya yang cukup padat membuatku gugup dan resah diwaktu bersamaan. Bahkan rasanya bernapas pun sangat sulit kulakukan saat ini. "Tanganmu dingin sekali Aila,"perkataan Kak Gilang membuatku menoleh padanya, bagaimana tanganku tidak dingin jika keadaan yang memang cukup menegangkan. "Saya sangat takut kak, bagaimana kalau... " "cukup percayakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, tak perlu khawatir berlebihan seperti ini," ia memotong perkataanku tanpa menoleh sama sekali. Matanya hanya fokus menatap jalanan dan sebelah tangannya menggenggam tanganku. Berusaha memberikan ketenangan tetapi tetap saja rasanya aku masih sulit mengendalikan diri "Saya masih ragu kak." yang ada di fikiranku hanyalah perkataan Dia. Yan