Blurb
"Kamu kenapa sih sebenarnya?! Ngomong. Kalau nggak ngomong gimana aku bisa tau?!" Tak sengaja Haras meninggikan suaranya.
Baby menatap Haras dengan ekspresi tak terbaca. "Kamu mau sampai kapan sembunyiin perasaan kamu dari aku? Mau sampai kapan, Har?"
Haras meremas rambutnya. "Ini soal Cindy lagi? Iya? Berapa kali aku bilang sih, By? Aku sama dia nggak ada apa-apa. Harusnya kamu tau kenapa aku harus merawat dia sekarang. Dia celaka karena aku. Harusnya kamu tau karena kamu pernah ngalamin kejadian itu."
Baby tertegun. Kata-kata Cindy tadi terngiang di kepalanya.
Apa yang Cindy katakan benar? Bahwa sebenarnya Haras hanya merasa bersalah padanya.
Baby mundur selangkah.
"By.."
"Jadi, apa perduli kamu ke aku juga bentuk dari rasa bersalah?" tanya Baby parau.
"Kamu ngomong apa? Jangan sembarangan.."
"Jawab Har.."
"Kamu meragukan perasaan aku?" tanya Haras dengan suara kecewa.
Bulir bening mengalir dari pelupuk mata Baby.
"Udah berapa lama kita bersama, By?"
Bulir selanjutnya makin lancar mengalir dari mata Baby.
Baby tertawa masam. "Hmm, kamu benar. Udah berapa lama kita bersama? Bahkan waktu bertahun-tahun yang kita lewati nggak membuat aku memahami semua tentang kamu."
Keduanya terdiam.
"Malam itu, di hari ulang tahun Cindy, aku lihat kamu sama Cindy ciuman. Aku udah coba untuk nggak salah paham. Tapi aku nggak tau gimana caranya.." ucap Baby lirih.
Dan Haras membeku seketika.
"Kamu, nggak tau perasaan kamu sendiri, Har," sambung Baby. Perempuan itu menarik napas dalam. Sebenarnya ia menunggu. Berharap Haras memberikan penjelasan. Tapi sampai akhir Haras sama sekali tak mengatakan apa-apa.
Baby menggigit bibirnya. Menarik napas kemudian berusaha tersenyum meski gagal.
"Kayaknya kita harus break dulu. Aku rasa kita butuh waktu." Baby menyeka air matanya. Kemudian balik badan, berlalu meninggalkan Haras yang membeku.