Mobil sport silver melaju kencang membelah jalan di utara Jakarta yang begitu lenggang. Kenan yang pikirannya sedang kalut melajukan mobilnya tanpa arah. Setelah lama berputar mengelilingi jalan mobilnya berbelok masuk ke club malam milik temannya yang belum pernah dia kunjungi.
Kenan memarkirkan mobilnya di tempat parkir lalu membuka pintu kemudi. Dia keluar dengan langkah panjangnya masuk ke dalam club itu. Wajah tampan rupawan dengan tubuh tegapnya membuat siapa pun melihatnya terpesona. Rambut pomadenya yang biasa licin kini sudah berantakan dengan tangan kemeja kerjanya yang di gulung sampai siku memperlihatkan tato naga yang berada terukir di tangannya. Sambil menghisap rokok dia memasuki club itu.
Suara alunan musik keras dengan lautan manusia yang sedang menikmati alunan musik. Kenan menyeret kakinya mendekati bartender yang sedang sibuk melayani. Dia memesan Smirnoff kepada bartender itu. Semua sorot mata wanita tertuju kepadanya. Pewaris Weist anak konglomerat yang mempunyai karir cemerlang kini sedang ada di dalam club duduk sendirian tanpa kekasihnya. Tapi Kenan tak perduli dengan mereka dia hanya menikmati podkanya. Dari kejauhan ada Sam dan dua pengawal yang mengawasinya. Kenan menghisap rokok sambil menikmati minuman itu. Tiba-tiba ada seorang wanita datang menubruknya dari belakang sampai minumannya tumpah mengenai kemejanya.
Kenan berdecak Dia beranjak dari duduknya dan bersiap-siap untuk memaki wanita itu. Tapi tatapannya langsung berubah tajam setelah melihat wanita itu.
"Kau!" ucap Kenan dengan wajah terkejutnya.
Yezi menatap wajah Kenan sambil mengucek-ngucek kedua matanya. Sedangkan Jeni kesusahan menopang tubuh bosnya itu yang mabuk berat.
"Huh! Kau!" tunjuk Yezi yang sama kagetnya.
"Sedang apa Kamu disini Tuan arogan," ucapnya lagi sambil menepuk-nepuk lengan tangan berotot Kenan yang langsung di tepis Kenan kasar.
"Bukan urusanmu pergilah," usir Kenan yang malas meladeni Yezi.
Tapi belum sempat dia kembali duduk kerah bajunya ditarik dari belakang oleh Yezi.
"Kau sedang patah hati yah," ejek Yezi sambil terkikik geli melihat Kenan yang wajahnya sudah memerah.
"Lancang kamu hah," teriak Kenan yang tangannya mengepal ingin menampar wanita itu tapi dia masih sadar sedang menjadi perhatian orang-orang yang berada di club malam itu.
Tanpa diduga Yezi naik ke atas meja bartender sontak saja DJ yang berada disana menghentikan musiknya karena Diapun kaget ada wanita yang sangat nekat berurusan dengan Kenan temannya yang belum sempat Dia sapa.
"Hey dengar semuanya disini ada Tuan Kenan. Lihat disini hey!" lambainya dengan orang-orang yang berada di lantai atas.
"Dengar ya, Dia ini sedang patah hati, kekasihnya selingkuh sama sahabatnya. Ha ha ha."
Tiba-tiba suasana di dalam club itu menjadi sunyi. Jeni yang sejak tadi sibuk menarik-narik tangan Yezi hanya tertunduk malu dan takut melihat Kenan yang memandang sinis bosnya itu.
"Bos turun... ah sial memalukan!" umpat Jeni.
Sam yang melihat keadaan yang mulai tidak kondusif langsung mendekati Kenan. Dia meminta Kenan agar meninggalkan club itu secepat mungkin. Tanpa lama-lama Kenan keluar dari club tanpa menghiraukan lagi celoteh Yezi yang mulai melantur kemana-mana.
Kenan keluar dari club malam dengan wajah yang sangat merah menahan malu.
"Sial bisa-bisanya aku bertemu dengannya di sini," umpatnya sambil memasuki mobil sportnya yang sudah terpakir di lobi. Kenan mengendarai mobil sportnya dengan kencang menuju mansionnya.
Sedangkan Sam mengurusi Yezi yang masih mengacau di dalam club malam itu. Dia kasihan melihat Jeni yang kewalahan meminta Yezi pulang. Sam membawa Yezi ke dalam mobilnya bersama Jeni.
"Kenapa bosmu mabuk Nona Jeni," tanya Sam sambil mengernyitkan keningnya.
"Kami habis menghadiri acara ulang tahun teman Kami di sana," jawab Jeni yang sekali-kali melihat ke bangku penumpang melihat Yezi yang sudah tertidur. "Tapi si bos malah mabuk. Dia itu memang paling tidak bisa minum. "Minum sedikit saja langsung teler," gerutunya. Lalu anda sendiri sedang apa di sana?" tanya Jeni.
"Saya sedang menemani Tuan Kenan," jawab Sam singkat.
"Owh begitu tapi kenapa Tuan Kenan tidak bersama kekasihnya apa mereka sudah putus," tanya Jeni penasaran.
Ya begitulah Tuan Kenan hainya sedang tidak baik-baik saja.
Owh begitu... kasihan sekali nasib asmaranya. Oh iya setelah kejadian itu. Wanita yang bernama Bella itu pergi bersama seorang pria. Sepertinya saudara atau temannya soalnya Nona Bella benar-benar kacau mabuk-mabukkan terus. Selama seminggu Dia menginap di hotel," urai Jeni kepada Sam yang menyimak serius informasi dari Jeni.
"Apa pria itu memberitahukan identitasnya."
"Oh jelas saja tidak sembarangan pengunjung masuk ke dalam hotel kami."
"Boleh Saya minta identitas pria itu."
"Ya boleh... tapi diam-diam saja nanti Saya akan kirim pesan kepada Anda.
"Baik terima kasih Nona Jeni."
"Tapi bagaimana nasib bosku, Dia sudah membuat kekacauan kali ini," ucap Jeni sambil melirik Yezi dibelakang bangku penumpang."
"Besok lihat saja beritanya Nona. Saya pastikan pertemuan ini awal dari cerita yang akan panjang nantinya."
Jeni bingung mendengar jawaban Sam yang terdengar ambigu Dia pun tak mau ambil pusing. Fokusnya kini melihat temannya itu yang sedang tertidur pulas.
'Ah masa bodohlah Aku tidak ikut-ikutan. Dasar bosku yang satu ini cari perkara saja,' monolog jeni.
Sedangkan di mansion tepat pukul 02.00 pagi ada Kenan yang sudah selesai membersihkan diri. Dia berdiri masih memakai bathrobenya di balkon sambil menghisap rokok.
Dia masih ingat ejekan wanita gila itu yang membuatnya malu. Dia berpikir ingin menghancurkan usaha wanita itu. Tapi dia seorang pria gentle yang tak mau meladeni musuhnya apalagi seorang perempuan.
"b******k! Bisa-bisanya wanita itu berada di sana sungguh aku benar-benar akan membalas wanita itu sampai dia malu tidak bisa menunjukkan wajahnya di muka bumi ini," gumam Kenan sambil tangannya meninju pembatas balkon.
Sedangkan di dalam apartmen ada Jeni yang bersusah payah membersihkan muntah yang mengotori lantai.
"Kurang ajar sekali si cegil ini. Bisa-bisanya mabuk berat cuma karena melihat mantan kekasihnya sudah punya pacar! Hey, Yezi sekarang nikmatilah tidur nyenyakmu tapi lihat besok akan ada badai menantimu. Dasar!" gerutu Jeni.
Keesokkan paginya
Berita heboh sampai terdengar di telinga pasangan yang tidak muda lagi Aron dan Asyanaz yang sedang menikmati sarapan paginya. Kenan yang belum turun dari kamarnya membuat kedua pasangan itu bertos tangan. Mereka sangat senang mendengar berita putusnya anaknya dengan kekasihnya yang mata duitan itu.
"Sayang lihat tanpa kita bertindak ternyata ada orang yang bisa membantu kita. Aku sangat bersyukur wanita itu bisa berpisah dengan anak kita. Aku benar-benar tidak suka dengannya." "Semenjak Kenan menjadikannya sebagai kekasih, wanita itu dan keluarganya sangat tamak," ucap Asyanaz kepada suaminya.
"Ya sayang aku juga sama. Aku Papanya sangat khawatir dengan hubungan asmara anak kita Kenan. Anak kita satu-satunya yang tampan dan pintar dalam menjalani perusahaan masa harus bersanding dengan wanita matre itu." Kalau sampai itu terjadi aku benar-benar akan mencabut hak waris anak kita. "Kenan itu pintar tapi jadi bodoh jika bersama wanita itu," ujar Aron.
Sedangkan orang yang di bicarakan sedang membaca pesan dari asistennya Sam. Kenan langsung menghubungi Sam dia menekan nama kontak Sam panggilan pertama pun langsung tersambung.
"Halo Tuan," jawab Sam di ujung sana.
"Siapa yang sudah berani menaikkan berita itu ke publik," tanya Kenan tanpa menjawab sapaan Sam.
"Setelah di selidiki waktu di club malam itu ada seorang wartawan yang merekam kejadian itu Tuan. Kami sudah menekannya tapi ternyata banyak sekali awak media yang mengambil kesempatan ini," jelas Sam.
"Bagaimana dengan wanita itu jangan biarkan dia kabur. Wanita itu harus datang menemuiku atau aku akan menghancurkan perusahaan hotelnya yang baru berkembang itu."
"Maaf Tuan Kenan tapi... wanita itu sudah tidak ada lagi di negara ini. Sepertinya dia sudah pergi setelah berita ini muncul ke publik."
"Apa! Dasar bodoh mengurusi wanita satu saja Kau tidak becus!" maki Kenan yang langsung mematikan ponselnya.
"AKH DASAR CEWE GILA!"