little girl
LITTLE GIRL
*****
"Bang! Abang hentikan!"
Pekikkan itu tak dihiraukan pria itu. Ia tetap menjilati p****g bewarna pink di lidahnya dan jarinya yang masih aktif menusuk-nusuk kewanitaan seorang gadis yang menjadi candunya.
"Abanggg!!!!! ahhhhh!!"
David tersenyum saat gadis itu mengeluarkan cairan orgasmenya. Cairan kental dari ke wanitaan itu menempel di jari-jari besar David. Pria itu menatap tajam mata gadis yang terlentang dibawahnya.
Lalu dengan gerakkan erotis, ia jilat jari-jari basahnya.
Nina terengah-engah menatapnya. Cairan dari vaginanya. Itu sangat menjijikkan tapi David malah tampak menikmatinya.
"Masih belum mau mengaku kamu terangsang?" bisik David serak.
Nina menggeleng kuat, berusaha meraih kesadarannya.
"Nggak! Nggak! Lepasin Nina!" pekik Nina kuat.
David menyeringai. "Nggak, sebelum kamu kasih tau siapa cowok yang ngatar kamu tadi!"
Nina melotot apalagi saat tangan David kembali bergerak menelusuri tubuhnya.
"Nghhhhh...," desah Nina.
David tertawa.
"Co-cowok ahkhhh tadi itu te-temannya Nina," nafas Nina terengah.
David berhenti di p******a Nina lalu meremasnya lembut. "Teman? Kenapa diantar cowok? Kenapa nggak telfon abang buat jemput kamu?"
"A-abang 'kan kerja," desah Nina.
David adalah anak satu-satunya dari keluarga Braharata. Ayahnya memiliki perusahaan tambang emas terbesar di Asia. Sebagai pewaris satu-satunya David sangt sibuk namun sesibuk-sibuk apapun dia pasti akan meluangkan waktu untuk istri kecilnya yang baru ia nikahi dua bulan ini.
Mengingat nama keluarganya yang besar, kehidupan David banyak campur tangan kedua orang tuanya. Ia dijodohkan dengan Nina, anak pengusaha kaya yang sangat mempesona.
Sayangnya umur gadis itu terlalu muda untuk berumah tangga. 17 tahun. Maka dari itu, sampai Nina lulus hubungan mereka akan disembunyikan.
Selain itu yang paling membuat David gila adalah peraturan bahwa ia belum boleh menyentuh Nina sebelum gadis itu lulus.
Namun David yang memiliki libido tinggi tetap saja menyentuh gadis itu walau tak sampai pada tahap inti, dia hanya bermain-main setidaknya ia ingin melihat wajah bernafsu istri kecilnya.
Awalnya David ingin mengerjai Nina dengan nafsunya tapi yang ada malah dia yang jadi nafsu melihat gadis itu hampir telanjang dengan v****a basah.
"Arghhhh! Nina kamu kapan lulusnya?" desah David yang sudah hampir diambang batas.
"Minggu depan, bang." cicit Nina polos.
David mengumpat pelan. "Kenapa lama sekali?" gerutunya sambil bangkit, dia harus segera pergi dari sana sebelum kesadarannya hilang dan memperkosa istri perawannya.
"Bang David mau kemana?" Nina yang masih dalam keadaan hampir telanjang bertanya dengan polos.
David menoleh sesaat sebelum keluar. "Menenangkan juniorku." katanya serak.
Nina memandang polos. "Junior?"
***
Nina ikut melompat girang saat melihat pengumuman kelulusannya dan teman-temannya. Hasilnya sangat memuaskan.
Tory, gadis berkulit cokelat dengan rambut dikuncir itu memeluk Nina penuh haru. "Kita lulus! Aku nggak percaya ini!" jerit gadis itu.
"Iya, aku juga nggak percaya kam lulus, soalnya kamu 'kan bodoh," sahut seseorang sambil memukul kepala Tory dengan kertas hasil kelulusannya.
Tory melepaskan pelukannya dari Nina, menoleh dengan kesal kearah Alex, cowok yang selalu saja sewot dengan kehidupannya. "Syukur sudah lulus aku tidak akan melihatmu lagi, aku akan kuliah sejauh-jauhnya darimu!" teriak Tory.
"Oh, tentu. Aku juga muak melihat cewek berpenampilan cowok sepertimu, membuat mataku hampir buta melihatmu tiap hari," balas Alex.
"Hei, sudah. Kenapa kalian bertengkar begini? Ayolah, ini kelulusan kita." kata Nina mulai jengah dengan dua orang itu.
"Dia yang mulai, Nina!" kata Tory mengerucutkan bibirnya.
Alex cuma mendengus. "Hah, kamu ini siapa yang mau menikahimu kalau kamu masih bersikap seperti ini," cela Alex lagi masih ia tunjukkan pada Tory.
"Kalau pun nanti aku tidak akan menikah, aku akan menjual diriku! Biar aku dapat uang banyak!" seru Tory asal karena mulai marah.
Alex melotot, menatap Tory berang.
"Hei! Ayolah teman-teman!" lerai Nina lagi.
Lalu saat Nina akan mendekati Tory yang ingin memukul Alex, seseorang terlebih dulu memeluknya dari belakang.
Nina tersentak. Mendongak, menemukan David dibelakang tubuhnya. Laki-laki itu tersenyum sambil berbisik kecil. "Selamat."
Nina melepaskan pelukan David, merasa tak nyaman karena beberapa teman-temannya masih disana.
"Bang David ngapain kesini?" tanya Nina. Alex dan Tory berhenti bertengkar menatap dua orang didepannya.
Alex dan Tory sama-sama belum tau mengenai Nina yang ternyata sudah menikah dan selama ini hanya berfikir bahwa David adalah saudara laki-laki gadis itu mengingat Nina selalu memanggil David dengan sebutan abang.
David sedikit melirik kedua teman Nina. "Menjemputmu," katanya dengan nada serak.
Nina bergerak tak nyaman. "Tapi aku masih—"
"Aku ingin sesuatu yang kamu janjikan padaku setelah kamu lulus, Nina, aku hampir gila memikirkannya." bisik David kecil.
Mendadak wajah Nina memerah. Hal itu juga dilihat oleh Tory dan Alex.
"Nina, wajahmu merah apa kamu tidak apa-apa?" tanya Tory.
Gadis itu tersenyum kikuk. "Ah, tidak, aku—"
"Iya, Tory, gadis ini sedikit demam sejak tadi malam, maka dari itu aku harus segera membawanya pulang." kata David tersenyum lebar.
"Oh, ya, kamu harus segera pulang, Nina," kata Tory mulai cemas.
"Nah, sekarang kamu dengar apa yang Tory bicarakan? Lebih baik pulang." dan setelah berpamitan David menarik Nina menuju mobil miliknya.
***
David segera menghempaskan tubuh Nina kekasur. Membiarkan gadis mungil itu melihatnya membuka satu persatu pakaian yang ada ditubuh kekar David.
David menyisakan celananya dan mulai menaikki kasur, menghimpit tubuh Nina.
Dengan rakus, ia menciumi bibir Nina, lidahnya dengan lihai berputar didalam mulut gadis itu dan beberapa kali menggulum bibir bawah Nina.
Tangan David merambat menuju p******a Nina yang masih dibalut seragam lengkap. Ia meremasnya pelan, membuat Nina meringis diantara ciumannya.
David merasakan jantungnya berpacu cepat, begitu pula Nina.
David membuka satu persatu kancing seragam gadis itu. Dan saat melihat bra hitam yang menutupi p******a sintal Nina, ia langsung menenggelamkan kepalanya disana, menghirup aroma Nina yang memabukkan.
Nina mendesah. Jari-jari David begitu terampil membuka setiap pakaian ditubuhnya.
David menjilati p****g merah mudah nina dengan sensual dan meremasnya penuh pemujaan.
Puas dengan p******a, tangan David menyentuh bagian bawah Nina yang masih dibalut kain. Ia menit menggesek-gesekkan jarinya ditengah belahan itu, membuat Nina seketika bergetar.
"Ahhh, a-abang!"
David membuka celana dalam Nina, membuka lebar-lebar kaki mulus gadis itu. Ia melihat v****a Nina yang begitu Indah.
Ia membelah bagian itu sebelum akhirnya melumat rakus v****a Nina.
"Ahhhkhhh!!!!! Abang! Abang ja-jangan!" teriaknya sambil berusaha menutup kakinya.
Bukannya berhenti, David makin menjilat rakus kliritos istri mungilnya dan ia sangat menyukai desahan Nina.
"Ahhhhhhhkkhh!!!!!" Nina berteriak keras saat pelepasannya keluar. David dengan senang hati menjilat rakus cairan itu.
"Kita sekarang ke inti, ya, sayang," bisk David serak. "Punyaku bengkak gara-gara kamu," David melarikan salah satu tangan Nina untuk menyentuh penisnya yang masih dibalut celana.
Digerakkannya tangan halus Nina beraturan disana, David memejamkan matanya nikmat. Nina yang melihat itu dengan sendirinya mulai menggerakkan tangannya. Membuat David terkejut.
"Kamu nakal, ya,"
Wajah Nina memerah.
"Aku sudah tidak tahan!" David menghentikan tangan Nina lalu mulai mengarahkan kejantanannya yang sudah sekeras batu kearah belahan v****a lembab milik gadis itu.
"Maafkan aku juga menyakitimya," bisik David serak, kepalanya menunduk dan melumat bibir Nina. Tangannya yanh dibawah berusaha memasukkan penisnya kedalam v****a Nina yang sempit.
"Hmmmppp!!!!" mata Nina terbelalak saat merasakan ada sesuatu yang mengoyak bagian bawahnya. Dia ingin berteriak namun David membungkam bibirnya dengan ciuman b*******h.
"Ahhkk sa-sakit!" tangis Nina pecah saat kejantanan David memenuhi dirinya. Laki-laki itu memberikan Nina waktu.
David menggeram. Kejantanannya belum sepenuhnya masuk namun rasa Nikmat yang diberikan v****a Nina sudah amat menyiksanya. Dengan sekali sentakkan, David menekan dinding penghalang disana.
"Hmmmmpppp!!!" Nina menangis dan saat itu juga David menciumnya. Membiarkan Nina mencakar punggungnya, melampiaskan rasa sakitnya. Akhirnya selaput dara yang selama ini ia jaga direnggut oleh suaminya.
Nafas Nina dan David terengah-engah. Davi belum bergerak ia ingin memberikan Nina waktu untuk menyesuaikan diri dan saat dirasa cukup, ia mulai mengerakkan tubuhnya.
"Ahhhkk.... Ahhh... Ahhh, sayang kamu sempit, aahhh....," David mendesah keras sambil mengigit bibir bawahnya. v****a Nina benar-benar membuatnya gila.
Nina masih merasakan sakitnya, namun entah kenapa saat benda tumpul itu menyentuh bagian dalamnya ia merasa nikmat.
"Ahhh!" Nina memekik saat David membungkuk menjilati payudaranya. Perlahan, tempo kecepatannya bertambah.
"Ahhh.... Ahhhh... Akhh!"
"Ohh sayang kamu nikmat! Sempit! Aku ingin keluar!"
Hentakkan David mulai cepat, keduanya sama-sama mendesah dengan liar. Dengan tepat pada hentakkan berikutnya, cairan putih keluar memenuhi v****a Nina hingga pahanya.
Nafas keduanya tidak beraturan. David tidur disamping Nina dan memeluk istri mungilnya itu erat. Nina masih berusaha bernafas. Merasa aneh dengan tindakkan yang mereka lakukan tadi.
"Nina, kamu mungkin anggap akau gila. Tapi aku mencintaimu sejak kamu masih berumur tiga belas tahun dan saat itu aku membayangkan bagaimana rasa bercinta dengan d**a kecil ini," David mecium p******a Nina.
Nin mendesah. Menjambak rambut David.
"Aku mencintaimu." bisik David.
"Ni-nina juga." kata Nina. "Cinta abang."
David menggeleng. "Tidak. Jangan pakai kata Abang pakai kata mas. Ngerti?"
Nina mengangguk. "I-iya Mas."
David menciumi bibir Nina yang menjadi candunya. Dua minggu lagi acara resepsi mereka akan di adakan. David sedang pada akhirnya bisa mendeklarasikan bahwa Nina adalah miliknya seorang.
***
Jus short story, ada saran untuk short story berikutnya?