Chapter 37 - Melihat Masa Depan

3193 Words
Chapter 37 - Melihat Masa Depan Mendengar kata masa depan. Sudah pasti akan berpikir tentang akhir kisah. Tapi bagi sebagian manusia. Terkadang tidak memikirkan masa depan.. Karena mereka kadang tidak tau pasti. Apakah mereka bisa sampai masa depan itu. Atau malah tidak kesampaian. "Ibu, kenapa sih dia harus kembali lagi. Apa dia kabur karena mau membunuh aku?" tanya Dewanti sambil menangis. Elizhabeth memeluk erat Dewanti. Elizhabeth sangat mengerti akan kegelisahan anaknya. Bagaimana bisa tenang saja. Ketika kita tau. Ada orang yang ingin membunuh kita. Masih ada di luar sana berkeliaran tanpa tau, keberadaannya di mana sekarang. Tentu itu semua akan menjadi beban pikiran. Membuat hati tidak tenang. Karena bisa saja sewaktu-waktu dia datang. Dan membunuh kita. "Kamu tenang yah. Ayah dan polisi pasti bisa menemukan dia. Kamu harus tetap di rumah dulu. Sampai situasi benar-benar aman lagi. Ibu engga mau kalau sampai kamu kenapa-napa," saran Elizhabeth mengkhawatirkan Dewanti. Ia juga ikut cemas karena sampai saat ini Burhan belum juga di temukan. "Bu, aku udah cerita semua sama Ukki. Semua tentang masa lalu aku. Tentang pembunuhan orang tuaku. Ukki langsung beda sama aku. Apa dia akan membatalkan pernikahan aku? Aku tau aku salah, karena engga cerita hal ini sejak awal sama Ukki. Tapi aku bener-bener baru siap sekarang. Aku pikir, Ukki perlu tau tentang masa lalu aku. Karena cepat atau lambat setelah menikah dia juga pasti bakalan tau. Makannya aku kasih tau dia sekarang. Agar dia tau semuanya. Dari pada nantinya tau dari orang lain nantinya. Itu akan menjadi perpecahan rumah tangga aku dan Ukki," Dewanti kembali menangis sesegukan. Ia benar-benar hancur kali ini. Pernikahan yang seharusnya di depan mata. Sekarang sudah di ambang kehancuran. Apa salah mempunyai masa lalu yang kelam? Apa salah jika Dewanti hanya anak angkat? Apa salah kalau Dewanti cerita tentang masa lalunya? Tentu tidak. Semua itu tidak salah. Karena siapa juga yang ingin mempunyai masa lalu yang kelam. Tidak ada yang mau. Seharusnya Ukki mengerti posisi Dewanti sekarang. Harusnya ia bisa menghargai kejujuran Dewanti. Karena membicaran masa lalu, yang sudah tertutup rapat sudah lama. Itu seperti menguak luka yang sudah kering. Sekarang kembali basah karena sudah di kuak kembali. Tapi Ukki malah menebarka garam di luka itu. Sehingga membuat lukanya semakin dalam dan perih. Rasanya Dewanti ingin berlari dan berteriak. Penat sekali dadanya. Rasanya tidak adil karena semuanya terjado begitu cepat. Hanya Elizhabeth yang mengerti perasaannya sekarang. Biasanya ia cerita pada Leon. Tapi Leon masih ada di rumah sakit. Akibat kemarin kaget mendengarkan Burhan kabur dari penjara. Elizhabeth menyewa dua body guard untuk mengawasi Leon. Untuk berjaga-jaga. Kalau sampai Burhan sampai ke sana. Sebetulnya Elizhabeth khawatir Leon di tinggal di rumag sakit. Tapi mau bagaimana lagi. Kata dokter Tiara. Leon harus di observasi dulu. Karena Leon kambuh. Jadi sedikit mengacaukan jadwal operasi Leon. Dokter Tiara harus kembali menstabilkan kondisi Leon. Agar tanggal operasi cepat di putuskan. Agar Leon kembali baik-baik saja. "Sayang, beri waktu dulu buat Ukki berpikir yah. Ibu yakin ia tidak sejahat itu. Mungkin dia masih shock mendengar semuanya. Ukki masih bingung harus melakukan apa. Tapi ibu yakin dia bisa nerima masa lalu kamu. Karena engga ada salahnya kok dengan masa lalu kamu. Semua orang punya masa lalu sayang. Dan dia harus menerima semua itu dengan ikhlas. Pernikahan kalian ini tinggal dua minggu lagi. Jadi wajar saja. Cinta kalian sedang di uji. Kamu harus kuat! Karena kalau kamu bisa melalui semua. Kamu akan menjadi semakin kuat sayang," nasihat Elizhabeth. Dewanti sedikit lebih tenang setelah mendengarkan nasihat dari Elizhabeth. Hatinya lebih tenang dari pada kemarin. Kemarin-kemarin memang Elizhabeth fokus dulu pada Leon di rumah sakit. Baru hari ini Elizhabeth pulang. Kebetulan Himoto besok libur kerja. Jadi Himoto yang gantian menjaga Leon. Katanya sih besok Leon bisa pulang. Semoga saja cepat pulang. Karena Elizhabeth akan lebih tenang saat anak-anaknya ada di rumah. Ia bisa memantau keduanya tanpa rasa khawatir. Meskipun sebetulnya masih khawatir. Karena Burhan bisa kapan saja datang ke rumahnya. "Kondisi Leon gimana bu? Maaf Dewanti belum bisa ke sana. Ayah dan ibu kan nyuruh Dewanti tetap di rumah," Dewanti menyeka air matanya. Ia mulai mencari topik pembicaraan lain. Ia tidak mau terus-terusan terlarut dalam suasana kesedihan ini. "Katanya sih besok Leon udah bisa pulang. Semoga saja bisa pulang cepat. Tapi memang jadwal operasinya jadi mundur. Dokter Tiara harus mengatur ulang jadwalnya. Karena melihat kondisi Leon yang tidak stabil seperti ini," jelas Elizhabeth. "Maaf bu, semua ini gara-gara Dewanti. Kalau saja..." "Sssttt!" Elizhabeth memotong pembicaraan Dewanti. Ia sudah tau arah pembicaraannya akan kemana. Pasti Dewanti akan merasa bersalah. Karena soal Burhan yang kabur dari penjara. "Engga ada yang salah sayang. Berhenti menyalahkan diri sendiri. Karena itu semua memang bukan salah kamu. Kamu harus tetap semangat! Ibu yakin. Semua ini pasti akan cepat berakhir," lagi-lagi Dewanti mendapatkan wajengan dari Elizhabeth. Sebagai seorang ibu. Elizhabeth bisa sangat bijak dalam menanggapi sebuah masalah. Ia tidak menjadi provokator atau membuat mental jadi dwon. Malah semua nasihat yang Elizhabeth ucapkan. Mejadi penyejuk hati. Sedikit menenangkan pikiran. Meski memang tidak menyelesaikan semua masalahnya. Setidaknya dengan cerita. Setidaknya beban yang Dewanti pikul. Akan sedikit ringan. "Leon sama ayah kan bu?" tanya Dewanti lagi. "Iya ada ayah yang jagain Leon. Kamu tenang aja. Selain itu, ibu juga nyewa dua body guard kok. Itu cuma untuk berjaga-jaga aja. Kalau sampai Burhan ke sana kan. Akan aman kalau body guar itu yang menghadangnya. Ibu juga sudah minta satpam rumah buat memperketat pengamanan. Ibu juga belum yakin Burhan bisa ke sini. Dia juga belum tentu ingat wajah kamu. Karena kan dulu kamu masih kecil. Dan sekarang kan kamu udah dewasa," terang Elizhabeth tentang semuanya. "Oh iya juga yah. Semoga saja pak Burhan engga ngenalin aku lagi yah bu. Aku masih sedikit cemas. Rasanya belum tenang kalau pak Burhan belum ketangkap. Pasti incaran utamanya itu aku," ucap Dewanti cemas. "Aamiin. Kita banyak berdo'a saja yah. Agar semua baik-baik saja. Ya udah yuk kita makan. Ibu yakin kamu belum makan. Sama ibu juga. Belum makan. Kita harus tetep makan. Biar engga sakit. Kita harus tetap kuat menghadapi semua masalah ini. Setidaknya kita harus tetap sehat. Yuk makan! " ajak Elizhabeth. Setelah itu mereka berjalan menuju meja makan. Saking sibuknya memikirkan masahalah ini. Mereka sampai lupa makan. Mereka harus tetap makan. Karena bagaimanapun. Mereka perlu energi agar tetap sehat. Dan bisa berpikir jernih tentunya. ********* Usai penerbangan Bali menuju Jakarta. Ukki termenung di mobilnya. Untung saja selama perjalan dari Bali menuju Jakarta. Ukki masih bisa konsentrasi. Kalau tidak bahawa. Ia harus bertanggung jawab sebagai pilot. Karena banyak pemumpang yang ia bawa. Banyak nyawa juga yang terancam. Kalau sampai terjadi apa-apa. Ukki tidak mau hal itu terjadi. Ia harus profesional sebagai seorang pilot. Ia memcoba kesampingkan dulu urusan pribadinya. Agar bisa berkonsentrasi selama di udara. Dan syukurlah ia bisa mengatasi semua itu. Ukki melihat foto di dasbornya. Foto itu foto yang sama yang Dewanti pajang di meja kamarnya. Foto saat pertunangan mereka. Terlihat sekali wajah bahagia mereka bedua. Dua minggu lagi adalah pernikahan mereka. Dewanti malah memberitahu tentang masa lalunya. Lalu kenapa Ukki malah kebingungan? Tidak ada masalah sebetulnya. Karena masa lalu Dewanti tidak sekelam cewek lainnya. Masalahnya hanya karena orang tuanya meninggal karena di bunuh. Toh bukan Dewanti yang membunuhnya. Memang terdengar sadis sih. Apa Ukki takut punya calon istri, yang hampir di bunuh oleh rekan kerja ayahnya Dewanti? Atau malu mempunyai calon istri yang mempunya masa lalu yang tidak biasa. Seharusnya Ukki bisa lebih bijak menyikapi semua ini. Karena memang semua itu bukan kesalahan Dewanti. Siapa yang mau mempunyai masa lalu seperti itu? Mana tega melihat orang tuanya di bunuh sekejam itu. Untungnya saja dulunya Dewanti tidak terluka. Karena ia keburu kabur dan polisi menangkap Burhan. "Apa yang harus aku lakukan?" gumam Ukki ngomong sendirian di mobilnya. Ia masih galau. Tidak seharusnya Ukki nyuekin Dewanti sampai tiga hari ini. Dewanti pasti sudah mulai berpikir yang tidak-tidak. Padahal pernikahannya tinggal menghitung hari saja. Ukki harus segera bertindak, jika ia tidak mau kehilangan cintanya. Atau ia teruskan saja seperti ini. Karena ia mau kehilangam cintanya. Karena masa lalu yang jadi masalahnya. Ukki cepat menstater mobilnya. Mobil Ukki melesat pergi menuju rumah Dewanti. Ia sudah memutuskan semuanya. Ukki sudah memutuskam ia harus berbuat apa. Dam apa yang harus ia ucapkan pada Dewanti. Hatinya sudah mantap. Ia harus menyelesaikan semuanya. Sebelum semuanya terlambat. Ia tidak mau nasi yang menjadi bubur. Karena ia tidak mau itu terjadi. Ukki terus menambah kecepatan. Saking kecangnya. Sampai semua yang ada di depanya ia selip. Ada sebuah sepeda motor yang menyelipnya secara dadakan. Mobil Ukki oleng. Dan.. Brak!!! Suara keras itu memekang telinga. ********** Rumah Sakit. Setelah pemerikasaan oleh dokter Tiara secara menyeluruh. Ternyata semua mulai baik-baik saja. Jadi Leon bisa pulang hari ini. Tidak jadi besok. Karena hari ini perkembanganya cukup bagus. Dokter Tiara tidak mau membuat Leon stress karena memikirkan kakaknya. Himoto memberitahu masalah kaburnya Burhan pada dokter Tiara. Makannya dokter Tiara tau semuanya. Jadi dari pada menambah beban pikiran Leon. Ia memutuskan agar memulangkan Leon. Agar Leon bisa cepat ketemu kakaknya. Mungkin saja setidaknya, jika melihat kakaknya baik-baik saja. Leon jadi tidak kepikiran lagi. "Syukurlah ternyata kamu bisa pulang hari ini. Ibu sama kakak kamu pasti senang sekali," ujar Himoto dengan wajah senang. "Iya, ayah. Eh tapi jangan kabarin mereka dulu. Biar jadi kejutan aja. Ayah belum ngasih tau mereka kan?" tanya Leon. Ia memang paling suka ngasih kejutan. Lebih tepatnya lebih suka bersikap misterius. "Belum kok kamu tenang aja. Ya udah kita diam-diam pulang aja. Pasti mereka kaget. Hehehe," Himoto terkekeh mengikuti idea kejutan Leon. Dasar anaknya satu ini persis ia saat muda. Himoto juga suka ngasih kejutan pada Elizhabeth. Himoto selalu datang tiba-tiba ke California. Hal itu tentu membuat Elizhabeth senang. Karena pacaran LDR merupakan hal yang susah susah gampang. Karena hanya kepercayaan yang melandaskan cinta mereka. Tanpa kepercayaan hubungan LDR tidak akan berjalan dengan baik. Pernah suatu saat juga Elizhabteh datang ke Jepang tanpa memberitahu Himoto. Sama seperti Elizhabeth. Himoto juga terkejut sekaligus senang. Ia hampir tidak percaya. Karena Elizhabeth bisa datang ke Jepang. Meskipun dulu hubungan mereka di tentang oleh orang tuanya Elizhabeth. Tapi Himoto terus datang ke California. Untuk terus terusan meyakinkan orang tua Elizhabeth. Bahwa ia pantas bersanding dengan anaknya. Bahwa ia bisa membahagiakan Elizhabeth. Karena hatinya hanya terpatri pada Elizhabeth saja. Hanya Elizhabeth yang menguasai hatinya. Himoto muda saat itu masih berjuang merintis usahanya. Sementara Elizhabeth adalah anak tunggal dari pengusaha berlian. Ayah ibunya adalah pengoleksi berlian. Mereka suka jual beli berlian. Siapa yang rela memberikan anaknya pada orang yang kastanya lebih rendah. Elizhabeth sudah hidup senang dari kecil. Orang tuanya tidak mau Elizhabeth hidup susah setelah menikah. Makannya mereka menolak Himoto. Tapi Himoto tidak menyerah begitu saja. Ia terus berjuang untuk mendapatkan cintanya. Ia terus bekerja keras. Banting tulang siang dan malam. Agar bisa menjadi pengusaha sukses seperti ayahnya Elizhabeth. Meski harus mendapatkan cacian dan hinaan dari ayah dan ibunya Elizhabeth. Ia tidak perduli. Yang jelas cintanya pada Elizhabeth ini tak bisa ia bendung lagi. Himoto benar-benar mencintai Elizhabeth. Lima tahun berlalu. Akhirnya Himoto bisa jadi pengusaha sukses di negaranya. Di Jepang. Ia temasuk dalam sepuluh orang terkaya di Jepang. Barulah hati ayahnya Elizhabeth mulai luluh. Meski tak sepenuhnya luluh. Karena ragu nelepaskan putrinya pada orang Jepang. Ayah dan ibunya Elizhabeth belum siap untuk jauh dari Elizhabeth. Makannya pas mereka menikah. Himoto dan Elizhabeth tinggal dulu selama dua tahun di California. Setelah itu mereka pidah ke Jepang. Tapi pas Elizhabeth hamil Leon. Ia malah tinggal di Autralia. Karena harus merawat kandungannya. Yang beberapa kali keguguran akibat tumor ovarium yang ia derita. Setelah Leon lahir. Rahimnya di angkat. Agar tidak membahayakan nyawa Elizhabeth. Seharusnya Elizhabeth sudah mempunyai empat anak. Leon adalah kehamilan yang ke empat. Tiga kali ia mengalami kegugran. Awalnya katanya akibat virus. Sampai-sampai Elizhabeth harus bolak-balik rumah sakit untuk pengobatan. Himoto mencari pengobatan yang terbaik untuk istrinya. Agar Elizhabeth cepat sembuh dan bisa mengandung anaknya sampai terlahir. Kegagalanya dalam mengandung. Membuat mental Elizhabeth terpukul. Tiga kali ke guguran bukanlah hal yang mudah, yang bisa di lewati oleh seorang wanita. Bagi seorang wanita. Ia akan menjadi wanita seutuhnya ketika ia sudah hamil dan mempunyai seorang anak. Karena semua wanita bisa punya anak. Tapi tidak semua wanita bisa hamil. Maka di kehamilannya yang keempat. Elizhabeth dan Himoto memperjuangkan anaknya. Meskipun di usia kandungan Leon yang menginjak lima bulan. Ada masalah dengan jantungnya Leon. Katanya ada kelainan. Dokter meminta Elizhabeth untuk mengugurkannya kembali. Katanya kalau di pertahankan juga. Anaknya tidak akan bertahan lama. Tapi Elizhabeth bersi kukuh agar tetap mempertahankan Leon saat itu. Meskipun dengan resiko yang sangat besar. Berhubung dokter yang menangani Elizhabeth menyerah mengenai kondisi Elizhabeth. Ia terbang ke Australia untuk pengobatan dan perawatan selama kehamilan. Semua itu rekomendasi dari ayahnya Elizhabeth. Ia juga ingin mempunyai penerus dari Elizhabeth. Putrinya hanya satu. Dan mungkin saja Elizhabeth akan melahirkan seorang anak lelaki. Dan jika cucunya lelaki. Maka ia akan pewaris tunggal dari bisnis berliannya. Setelah Elizhabeth melahirkan Leon. Mereka malah tinggal di Indonesia. Karena memang saat itu Himoto kan menjalin kerjasama dengan temannya di Indonesia. Saking betahnya di Indonesia. Elizhabeth dan Himoto memutuskan untuk di panggil ayah dan ibu. Oleh anak-anaknya. Elizhabeth bertemu dengan Dewanti kecil yang sedang ketakutan. Ia memutuskan agar mengangkat Dewanti sebagai anak angkatnya. Mendengar kisahnya Dewanti. Lewat polisi. Ia merasa terenyuh dan kasian pada Dewanti kecil. Karena ia saat itu telah menjadi sebatang kara. Dewanti akan sendirian kalau Elizhabeth tidak tidak ia angkat sebagai anaknya. Dewanti akan sangat sulit melewati traumanya jika sendirian. Maka dari itu. Elizhabeth meminta izin pada Himoto agar boleh mengangkat Dewanti sebagai anak angkatnya. Karena memang ia tidak bisa memberikan keturunan lebih dari satu. Anggap saja Dewanti adalah anak yang di titipkam oleh Tuhan. Untuk jadi teman Leon anaknya. "Ya udah yuk pulang yah! Kok ayah malah ngelamun sih!" ajak Leon. Otomatis membuat lamunan Himoto buyar tentang masa lalunya. Ia jadi tidak sabar untuk bertemu dengan istri kesayangannya. Sampai ia rela pindah agama demi istri tercintanya. ********** Tok. Tok. Tok. Pintu gerbang rumah Leon di ketuk dengan kasar. Hal itu membuat orang-orang di rumah jadi cemas. Siapa itu? Apakah itu Burhan? Dewanti mulai gemetar. Keringat mulai meluncur dari keningnya. "Siapa sih itu? Berisik banget!" ujar Elizhabeth sedikit kesal. "Apa itu pak Burhan bu?" tanya Dewanti. "Engga. Kamu jangan berpikiran seperti itu. Kamu tetap di sini, biar ibu yang kedepan. Ibu pengen tau siapa orangnya. Berani-beraninya dia ribut di rumah orang. Awas aja kalau macam-macam. Ibu bakalan menuntutnya. Karena telah menganggu ketenangan orang," omel Elizhabet nyerocos tanpa titik koma. "Ibu aku ikut aja," pinta Dewanti. "Kamu di sini aja," cegah Elizhabeth. "Aku pengen ikut ibu," Dewanti bersi kukuh ingin ikut dengan Elizhabeth. Akhirnya mereka ke depan gerbang rumah bersamaan. Mereka penasaran siapa yang berbuat ribut. Sesampainya di gerbang ternyata orang itu adalah Ukki. Satpam mengira dia adalah Burhan yang mengincar Dewanti. Ternyata satpam itu baru. Jadi belum pernah bertemu dengan Ukki. Pantas saja Ukki tidak di perbolehkan masuk oleh satpam itu. "Pak, pak engga apa-apa. Ini tunangannya anak saya. Biarkan dia masuk. Lagian pak Sopian ke mana? Kok bapak yang jaga di sini?" tanya Elizhabeth menanyakan satpam lamanya. "Tadi pak Sopian pamit ke kamar mandi dulu nyonya. Mungkin ada masalah dengan pencernaannya. Dari tadi bolak balik ke kamar mandi terus. Jadi saya yang di minta jaga di depan. Maafkan saya nyonya. Saya tidak tau kalau mas ini tunanganya nona Dewanti. Maafkam saya sekali lagi," sesal satpam baru itu. "Iya engga. Apa-apa pak. Saya juga yang salah. Harusnya saya kasih foto pak Burhan. Supaya kalian tetap mengizinkan tamu masuk. Kecuali pak Burhan. Ya sudah Ukki kamu masuk," perintah Elizhabeth. Ukki masuk kedalam rumah Elizhabeth. Elizhabeth membiarkan Ukki berdua dengan Dewanti. Ia membiarkan anaknya menyelesaikan masalahnya sendiri. Semoga saja ada jalan yang terbaik untuk mereka berdua. Tapi tetep saja Elizhaneth pemasaran. Ia mengintip dari ujung ruang tamu. Dewanti dan Ukki masih saling diam. Tidak ada satupun di antara mereka yang berinisiatif untuk memulai percakapan di antara mereka. Mungkin Ukki masih shock. Karena telah di tuduh sebagai orang yang akan membunuh Dewanti. Mereka masih saling menatap satu sama lain. Mereka masih terhanyut dalam pikirannya masing-masing. Ukki juga bingung harus memulai dari mana. Memang dasarnya salah Ukki. Padahal Dewanti hanya cerita tentang masa lalunya. Ia malah berubah sikap. Tentu saja hal itu pasti meyakiti hati Dewanti. Seharusnya Ukki salut punya calon istri. Yang berani jujur tentang masa lalunya sebelum menikah dengannya. Bisa saja kan, Dewanti tidak cerita soal ini. Karena memang tidak akan ada yang tau. Karena Ukki hanya tau Dewanti anak angkatnya Elizhabeth dan Himoto. Ukki juga tau, kalau selama ini Dewanti selalu menghindar kalau di tanya soal orang tua kandungnya. Ya karena ini. Karena masa lalu Dewanti yang kelam. Dewanti hampir mati di tangan Burhan. Kalau ia tidak cepat-cepat kabur saat itu. Dan ternyata Tuhan masih sangat menyanyanginya. Dewanti selamat dan di pertemukan dengan Elizhabeth. Permepuan berhati malaikat. Yang bersedia menjadi orang tua angkatnya. Ukki mendekati Dewanti perlahan. Ukki mulai pindah duduknya ke samping, dimana Dewanti duduk. Kemudian ia memeluk Dewanti sangat erat. Seperti sorang anak yang baru saja bertemu ibunya. Ukki sangat tidak mau kehilangan Dewanti. Pelukanny begitu ia nikmati. Sangat hangat. Karena ada nama Dewanti di setiap detak jantungnya. Ia sangat mencintai Dewanti "Aku minta maaf sayang. Aku minta maaf. Aku terlalu bodoh. Aku bodoh karena udah nyuekin kamu. Maaf sayang. Maaf," sesal Ukki. Ia benar-benar tidak mau kehilangan tunangannya. Ukki memang sempat goyah. Tapi ia kembali yakin. Ukki tidak mau kehilangan Dewanti. Hanya karena masalah di masa lalunya Dewanti. Karena semua orang punya masa lalunya masing-masing. Hati Ukki sudah mantap hanya untuk Dewanti seorang. Ia merasa beitu bodoh karena sempat meragukan hubungan mereka. Ia juga sebal pada dirinya sendiri. Karena telah menelantarkan Dewanti tanpa kepastian. Membiarkan Dewanti kebingungan dengan situasi ini. Dewanti pasti sangat sedih. Apalagi katanya orang yang membunuhnya kabur dari penjara. Malah Ukki yang di tuduh sebagai orang itu. Karena satpam itu baru sih. Jadi ia salah terka. Ukki harus membuat Dewanti tenang di sisinya. Ukki akan melindunginya. Ukki sebentar lagi akan menjadi suaminya. Ia juga sepertinya harus membantu Himoto menangkap Burhan. Karena Burhan akan menjadi ancaman Dewanti. Kalau sampai ia belum juga tertangkap. Dimana Burhan sebenarnya saat ini? Semoga saja ia tidak menyakiti orang lain. "Iya sayang. Aku maafin kamu. Aku kira kamu akan membatalkan semuanya. Maaf aku baru cerita. Karena memang aku belum siap. Baru sekarang-sekarang aku bisa cerita," ujar Dewanti. Ia juga tidak mau kehilangan sosok Ukki yang begitu mencintainya. Ia juga mencintai Ukki. Jadi Dewanti memaklumi tindakannya. Kalau Dewanti ada di posisi Ukki. Ia juga pasti akan meminta waktu untuk berpikir. "Kamu tenang yah sayang. Ini semua bukan salah kamu. Aku akan melindungi kamu dari dia. Aku mencintaimu sayang. Aku engga mau kehilangan kamu. Karena kamu adalah calom istri aku. Calon ibu dari anak-anak aku," ucap Ukki. Dewanti menangis mendengar perkataan Ukki. Hatinya di buat melambung tinggi. Ternyata Ukki benar-benar sangat mencintainya. Perlahan Ukki melepaskan pelukannya. Ukki mulai medekatkam wajahnya di depan wajah Dewanti. Ukki mulai mengecup bibir Dewanti dengan lembut. Mereka berdua terhantut dalam kehangatan cinta. Elizhabeth menutup kedua matanya. Tapi ia tersenyum. Akhirnya akanya bisa menyelesaikan masalahnya dengan bijaksana. Karena semua orang punya masa lalu. Dan masa lalu tidak perlu di jadikan alasan. Jusru karena adanya masa lalu. Kita bisa melihat masa depan.

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD