Waktu terlalu cepat berlalu dan sebulan sudah sejak Mona dan Kiara tinggal di sebuah kontrakan kecil yang dekat dengan kantor. Setiap hari Mona berangkat ke kantor dan membawa Kiara bersamanya. Mona tidak pernah bisa percaya lagi pada siapa pun untuk menitipkan Kiara. Dia masih trauma dengan cara pengasuhan Siska yang banyak memberikan moral buruk pada tumbuh kembang Kiara. “Selamat pagi, Mon.” Seorang pria berjas hitam dan berdasi zebra menyapa Mona di parkiran. “Pagi, Ris. Kamu baru datang juga?” tanya Mona dengan senyum lepas. “Iya nih. Pagi Kiara sayang,” sapa Aris – asisten kepercayaan Baskoro pada Kiara yang masih menggandeng tangan ibunya dengan erat. “Pagi, Om baik.” Kiara menyahut dengan sapaan yang memang selalu dia sebutkan untuk Aris semenjak awal mereka kenal. “Yuk, masuk