Di sebuah tempat yang sudah dijanjikan oleh Puspita dan teman-temannya, dia sudah terlebih dahulu datang dan duduk menunggu bersama Dani. Sejak awal Dani tampak banyak melamun dan seperti tidak semangat. “Kamu kenapa sih, Dan? Kok melamun aja dari tadi?” tanya Puspitan heran dan kesal. “Nggak apa-apa, Ma. Aku hanya merasa kalau aku udah keterlaluan juga sama Mona. Padahal, dia juga nggak salah apa-apa sih sebenarnya,” jawab Dani polos. “Duh, Dani! Ngapain kamu merasa bersalah sama dia? Udah lah! Lupain aja dia dan fokus sama rencana kita kemarin,” ucap Puspita yang seperti sengaj mempengaruhi pikiran putranya. “Ma. Masalahnya sejak awal juga dia nggak bersalah kan? Dia juga dipaksa papa buat nikah sama aku dan mungkin aja waktu itu dia nggak ada pilihan lain selain menerima. Dia meras