Ragu-ragu aku turun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu. Tidak lupa juga ku ambil botol bekas sirup yang tergeletak di atas meja, wanti-wanti kalau ternyata Mas Ibnu yang datang dan hendak berbuat jahat kepadaku. "Assalamualaikum, Mayla! Buka pintu!" Aku menghela nafas lega karena ternyata yang mengetuk pintu adalah Abraham. Tapi, untuk apa dia bertamu malam-malam seperti ini? "Kamu ngapain kesini malam-malam, Bram?" tanyaku sembari membuka pintu. Seraut wajah cantik tersenyum dan langsung menyalami tanganku. Ternyata Abraham datang ke rumah bersama Andita. "Kamu habis dari mana sama Andita, Bram? Ini sudah malam loh, kamu jangan kebiasaan bawa anak gadis orang pergi sampai tengah malam begini?!" cecarku sembari menatap lekat netra hitam Abraham. "Bawel kamu