“Memikirkanmu melalui haluku, itulah perasaanku. Sedangkan, ragaku tetap berada pada kenyataan yang pahit. Itulah diriku. Hanya dengan satu pertanyaan yang akan terus aku tanyakan setiap hari pada dunia, adakah hari yang paling bahagia untuk aku dan dia?” *** Satu hari yang lalu... Brak!! Jasmine meletakkan kasar tasnya di atas meja belajarnya. Perasaannya yang berkecamuk setelah ciumannya dengan Al kemarin dan kemarinnya lagi terus bergejolak di dalam hatinya dan tak kunjung usai. Tentu saja Jasmine harus membicarakannya dengan Al kalau dia tidak mau dicium dan dipeluk lagi olehnya. Jasmine pun ingin buat perhitungan pada suaminya yang berada di luar kamarnya, tepatnya di ruang— “Di mana Bang Al?” Jasmine tidak menemukan Al saat dia keluar dari kamarnya kembali dengan langkah pen