21. Hati ke Hati

2489 Words

Sejak berjalan dari ruangan Rania, Dafa sudah mengumpat dalam hati beberapa kali. Pasalnya, rasa tak nyaman itu kembali bercokol dalam kepalanya. Bagaimana kalau Jani mengingatnya sebagai Panji? Ketahuilah, amat sangat tidak nyaman saat disebut-sebut sebagai orang lain. Jelas-jelas dia Dafa Arkana, bukan Panji Laksana. Alih-alih putar balik ke kamar Rania, pada akhirnya Dafa tetap menuju ruangan Jani. Semua orang juga tahu, laki-laki yang dipegang itu omongannya. Dan Dafa adalah orang yang konstan. Sekali tak suka, mungkin selamanya akan terus seperti itu. Saat sampai di depan ruangan Jani, perempuan itu masih diam sambil menatap langit-langit nanar. Masih ada beberapa orang yang berada di sana, turut menunggui. Pria itu jadi mendesah kasar. Pada akhirnya, Dafa hanya bisa mengemb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD