bc

Intezaar

book_age4+
1.7K
FOLLOW
15.0K
READ
dark
love-triangle
possessive
arrogant
badboy
prince
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Atheana Zahran tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan serumit ini. Mempunyai lima kakak laki-laki bukannya membuat Thea senang, sebaliknya malah membuat Thea pusing dan kerap kali memutar otak.

Masalah mulai bermunculan dimulai dari kekuatannya yang belum muncul hingga alasan mengapa kakak ketiganya yaitu Enrico Falanio, sangat terobsesi padanya.

chap-preview
Free preview
1. Terlambat
  We're only getting older baby And I've been thinking about it lately Does it ever drive you crazy Just how fast the night changes Everything that you've ever dreamed of Disappearing when you wake up But there's nothing to be afraid of Even when the night changes It will never change me and you. Suara dari lagu night changes milik One Direction terdengar mengalun dengan lembutnya dari cafetaria. Aransemennya yang tidak terlalu menghentak sangatlah cocok di telinga Thea hingga membuat gadis itu memejamkan mata, menikmati setiap lirik yang dinyanyikan dengan merdunya.  Sudah lebih dari satu jam lamanya Thea tidak beranjak dari tempatnya berdiri, yaitu tepat di depan cafetaria. Cardigan yang ia kenakan bahkan sudah melambai-lambai sedari tadi akibat tertiup oleh angin senja. Kakinya bahkan mulai terasa kesemutan namun segera ia gerakkan kakinya pelan untuk mencegahnya.  Salahkan saja kepada kakaknya itu yang sampai sekarang belum juga menjemputnya. Padahal lelaki itu sudah berjanji akan menjemputnya jam 4, tapi sekarang bahkan sudah lebih dari jam 5! "Ish, kak Astra lama sekali!" gerutu Thea pelan setelah membuka kelopak matanya hingga menampilkan iris biru kehijauan miliknya. Sebenarnya Thea bukanlah tipe gadis yang sabar menunggu, ia bisa saja memberhentikan taksi, Namun kakaknya itu memberitahunya lewat sms bahwa dia sedang dalam perjalanan, dan itu sudah 45 menit yang lalu! Damn! Tadi siang Thea memang berkumpul di cafetaria bersama teman-temannya guna membahas tugas kelompok, dan Astra menawarkan diri untuk mengantar Thea. Hm, jikalau saja Thea tahu kalau Astra akan datang terlambat, pasti ia akan menolak tawaran kakaknya itu. Tin!  Suara klakson mobil yang dibunyikan reflek membuat kepala Thea menoleh ke sumber suara. Tepat di depannya, terpampang dengan gagah McLarent P1 milik kakak kesayangannya, Astra. Thea terlalu sibuk dengan lamunannya hingga tak sadar jika Astra sudah sampai. Mendengus, Thea berjalan kesal dan dengan cepat masuk ke dalam mobil setelah membanting pintu mobil dengan kasar. Di dalam mobil, ia bisa melihat Astra yang duduk di kursi kemudi dengan menatapnya penuh rasa bersalah. "Lama! Untung Thea tidak jadi lumutan!" "Maaf, Thea. Tadi kakak melihat seorang nenek-nenek dirampok, dan kakak harus menolongnya." ucap Astra menjawab kalimat sarkas dari adiknya. "Masih banyak orang yang bisa menolongnya!" Thea mencoba berargumen. "Thea, sebagai manusia kita harus saling tolong-menolong tanpa memandang rendah ataupun meremehkan seseorang yang perlu bantuan." jelas Astra, kakak keempat Thea yang usianya terpaut dua tahun dari Thea itu. "Tapi kita kan bukan manusia!" jawab Thea dengan polos. Astra langsung mengerjap bingung dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, bingung harus menjawab apa lagi. Dan akhirnya ia pun lebih memilih untuk kembali fokus menyetir.  Keheningan mulai terjadi ketika Thea dan Astra sama-sama diam setelah perdebatan singkat tadi. Astra sibuk dengan jalan raya di hadapannya dan Thea tengah fokus melihat pemandangan luar yang sebenarnya sama sekali tak ada yang istimewa.  Alunan musik lullaby yang terdengar lembut dari balik radio mobil Astra semakin lama semakin membuat Thea merasa mengantuk, dan akhirnya tanpa sadar gadis itu pun tertidur. Astra menoleh saat ia mendengar suara dengkuran kecil, bibirnya tertarik membentuk senyuman tipis. Tangannya terulur untuk mengusap kening Thea yang nampak berkeringat dengan penuh kasih sayang. Tring! Ponsel milik Thea berbunyi di atas dashboard, menampilkan satu buah pesan yang masuk lewat sebuah aplikasi terkenal bernama w******p.                                                         From : Daniel                                                                      Besok aku jemput! Dahi Astra kontan mengernyit ketika membaca isi pesan yang terlihat dari pop up. Siapa Daniel? Jikalau dilihat dari isi pesannya, Astra bisa menebak kalau si Daniel-Daniel ini pasti mempunyai hubungan khusus dengan Thea. Dan ia harus mencari tahu! ***** "Ah senangnya hati, ponsel Nio hilang! Ah senangnya hati, Nio jadi gagal--" "Diam kau Zio!!" Nio berteriak keras ketika Zio tak henti-hentinya berjingkrak kegirangan dan mengejek dirinya yang baru saja kehilangan ponsel. Ponsel yang baru ia beli seminggu yang lalu itu tercebur ke parit besar sewaktu jogging tadi pagi. Zio terkekeh dengan menatap geli adiknya ini. "Makanya, kalau punya ponsel itu dijaga dengan baik. Kau jadi tidak bisa menonton video xxx lagi kan!" Mata Nio sontak melotot, "Nio tidak pernah menonton video seperti itu! Nio itu bukan kau yang setiap hari tak pernah absen menontonnya!" "Tentu saja. Zio tanpa video xxx itu bagaikan sayur tanpa garam!" Nio hanya mendengus kesal. Bibirnya mengerucut sebal dengan jari tak henti-hentinya mencubit bantal sofa.  Zio adalah kakak kedua Thea dan Nio adalah kakak ketiganya. Mereka berdua itu kembar tak identik, dan hal itu membuat mereka selalu saja bertengkar dimanapun mereka berada. Pertengkaran mereka pun rata-rata dipicu oleh sifat jahil Zio yang selalu mengganggu Nio yang pada dasarnya memang sedikit tempramen. "Zio, Nio, waktunya sarapan!" Hingga terdengar suara teriakan Astra yang berasal dari ruang makan. Zio dengan secepat kilat berlari menuju ke sumber suara karena jikalau menyangkut soal makan, Zio adalah yang nomor satu. Sedangkan Nio, dengan gontai ia mengikuti Zio yang kini sudah tak tampak lagi batang hidungnya. Di meja makan tampak sudah ada Thea, Galen, dan juga Astra. For your information, Thea adalah anak paling bungsu dari enam bersaudara, dimana mereka berbeda ayah tetapi tetap satu ibu. Ayah mereka ada lima, dimana Thea dan Nio berasal dari ayah yang sama. Kelima ayah dan juga ibu mereka tinggal di kerajaan penyihir bernama Ethernichius. Thea dan para kakaknya lebih memilih untuk hidup di bumi karena ingin hidup mandiri. "Thea mau ayam!" Mata Thea berbinar ketika mendapati makanan kesukaannya yaitu ayam goreng. Kata pamannya yang bernama Sean, Thea itu seperti Ipin yang sangatlah suka ayam goreng. Tapi siapa itu Ipin? Thea tidak tahu. Nio yang posisinya memang paling dekat dengan piring ayam goreng akhirnya mengambilkannya untuk Thea. "Makan yang banyak!" "Benar, agar kau tidak kurus seperti Nio." tambah Zio sambil terkikik geli. Nio yang mendengar Zio meledeknya hanya berdecih tak peduli.  Ponsel Thea berbunyi, tangan gadis itu hendak meraih benda sejuta umat itu sebelum suara dingin menginterupsinya. "Makan!" Thea menelan salivanya dengan susah payah. Suara itu. Wajahnya sedikit demi sedikit terangkat untuk melihat ke arah sang kakak yang memang diam sedari tadi.  Thea menyesal mengangkat wajahnya karena detik itu juga manik biru kehijauannya langsung bertabrakan dengan manik hitam kelam yang tajam menusuk. Dengan cepat Thea menunduk kembali dengan bulu kuduk yang mulai meremang. Thea takut! Galen, kakak kelima Thea itu kerap sekali menatap Thea dengan mata super tajamnya yang sangat mengintimidasi. Orang-orang saja yang hanya dilirik oleh Galen langsung bergidik, apalagi Thea yang ditatap secara terang-terangan! "Benar kata Galen, Thea." Zio merangkul bahu Galen yang hanya ditanggapi oleh lirikan sekilas oleh sang pemilik bahu. "I-iya." jawab Thea. Tidak mungkin ia melawan perintah Galen, melawan perintahnya sama saja cari mati. Ah, sungguh berlebihan kau Thea! Mata Thea melirik jam tangan di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 06.39, kontan ia pun mempercepat makannya dan meneguk segelas susunya dengan cepat. "Kak Astra,"  Astra yang sedang menuangkan gula di susunya yang ternyata sudah diberi garam oleh Zio itu menoleh. "Apa?" "Thea mau berangkat bersama teman dan sepertinya dia sudah di depan." ucap Thea hati-hati.  Selama ini Thea memang selalu berangkat dan pulang sekolah bersama dengan Astra karena sekolah mereka sama, begitupun juga dengan Galen. Bedanya Galen akan naik motor sendiri untuk pergi ke sekolah. Sedangkan Zio dan Nio, mereka kuliah di universitas yang sama dan jurusan yang sama pula, yaitu jurusan biologi. Dan hari ini mereka mendapat kuliah sore, jadi mereka berdua bisa bersantai-santai sekarang. Beda halnya dengan Gerald, kakak pertamanya. Dia sudah lulus dari universitas dan sekarang sudah memiliki beberapa cabang cafe di Kota Zurich maupun di luar kota. Ia kerap sekali sibuk dan hampir tak pulang ke rumah akibat tanggung jawabnya sebagai pemilik cafe. Parasnya yang tampan rupawan dan juga sudah mapan membuat banyak wanita tergila-gila padanya dan berharap kalau mereka bisa menjadi pendamping hidup dari Gerald. "Laki-laki atau perempuan?" Zio bertanya kurang jelas karena mulutnya penuh dengan roti tawar yang ia makan dua sekaligus. Thea menggaruk tengkuknya was-was, "Laki-la--" "TIDAK BOLEH!!" Nio tiba-tiba berteriak dengan keras sembari memukul meja hingga membuat alat makan di atasnya terbang sekilas. Thea berjengkit kaget dan reflek memeluk lengan Astra yang duduk di sampingnya. Ibu, Thea takut!  "Ke-kenapa tidak boleh? Dia hanya ingin menjemput Thea." cicit Thea seraya menatap takut Nio yang sedang menatapnya garang. "Dia pasti kekasihmu kan? Iya kan?" tuduh Zio sambil mencoba menaikkan sebelah alisnya namun malah terangkat keduanya. "Sudah berapa kali kakak bilang, kau tidak boleh berdekatan dengan semua lelaki kecuali kami dan ayah, apalagi mempunyai seorang kekasih!" jelas Nio kesal dengan alis yang mencuram. "Kak Astra.." rengek Thea sembari menatap Astra dengan tatapan ala puppy eyes. Dia tidak tahan dimarahi oleh kakak kandungnya inui, apalagi tatapan dari Galen yang serasa mengulitinya hidup-hidup.  Astra menghela napas, "Kita tidak boleh terlalu menekan Thea, mungkin saja lelaki itu benar-benar teman Thea. Kita selalu menjaga Thea agar tidak berhubungan dengan lelaki manapun, jadi bagaimana mungkin dia punya kekasih." jelasnya panjang lebar.  Nio cemberut. Bibirnya maju beberapa centi dengan pipi menggembung kesal, dan mencengkeram erat garpu yang ia pegang hingga hampir patah. Lalu tanpa kata, ia pergi meninggalkan ruang makan dengan langkah cepat. "Kau selalu saja membelanya!" Zio memutar bola mata. Astra hanya diam tak mengabaikan ucapan Zio. Galen tampak berdiri lalu kemudian tanpa kata meninggalkan meja makan, membuat aura dingin di ruang makan ini seketika menghilang setelah kepergiannya. "Ayo!" Astra menggenggam tangan Thea dan mengajaknya pergi ke depan, meninggalkan Zio yang tampak bersyukur karena bisa menghabiskan ayam goreng terakhir.  Kini Thea dan Astra sudah sampai di depan, namun mereka tidak mendapati teman lelaki Thea yang katanya menjemput gadis itu. Dahi Thea spontan berkerut, ia kembali mengecek ponselnya dan masih terpampang di layar pesan kalau Daniel sudah di depan rumahnya sekarang. Tapi dimana lelaki itu? "Dimana temanmu?" tanya Astra bingung. "Tidak tahu, kak." jawab Thea. Tring! Ponsel Thea kembali berbunyi menandakan sebuah pesan baru saja masuk, Thea spontan mengernyit saat membaca isi pesannya. "Sepertinya kau tidak jadi berangkat bersama temanmu, jadi ayo kita berangkat sekarang!" tutur Astra lembut setelah ikut membaca isi pesan. Thea hanya mengangguk menurut dan mengikuti Astra sampai ke mobil. Mobil pun melaju keluar dari gerbang menuju ke sekolah dimana mereka menuntut ilmu.  Meninggalkan sesosok lelaki di balik pohon besar yang sedang memegang ponsel guna mengirim pesan beberapa saat yang lalu. Baju dan tangannya tampak dihiasi oleh darah segar milik sesosok mayat lelaki di hadapannya.  "Good bye Daniel." Nio menyeringai iblis.         

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Mrs. Rivera

read
47.1K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
51.4K
bc

Romantic Ghost

read
164.2K
bc

Dependencia

read
193.9K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
466.1K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
284.0K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
122.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook