Prolog
............... Happy Reading...............
''bunuh dia''
''ya..bunuh saja dia wanita jahat ''
''dia sangat pada rakyat , sangat tidak pantas menjadi putri''
''dasar wanita jalang''
''Cuihh!wanita biadab''
''Dasar wanita kasar!! menjijikkan ''
Begitulah teriakan para penduduk yang tengah mengobati serta menyumpahi seorang gadis yang berdiri di tempat eksekusi dengan tatapan sayu seakan tidak ada semangat hidup.
''bersiaplah menerima ajalmu''ucapkan algojo yang sudah siap memenggal kepala gadis itu
''tunggu''
Tiba-tiba sekarang datang menghampiri mereka serta berdiri tepat di depan gadis itu. Itu sama sekali belum sadar hingga ia melihat sepasang sepatu yang kini berada tepat di depannya.
Dia pun segera mendongak dan menatap seorang yang ada di depannya
Deg....
Berapa saat kemudian senyuman indah dari wajah cantik itu terukir kembali menghiasi wajah cantiknya tanpa sia-sia. Matanya berbinar berharap pria di depannya ini akan menolongnya.
''apakah kak vian akan menolong ku?''batinnya
''kak vian''lirihnya dengan tersenyum
Namun bukan balasan senyuman yang ia dapatkan. Pria bernama Savian yang kini tengah berdiri di depan nya, sekaligus belahan jiwanya sama sekali tidak membalas senyumannya melainkan menatapnya dengan tatapan dingin dan penuh kebencian yang menusuk hingga ke tulang.
Ia pun menyernyitkan dahinya dan menatap heran pada Savian, sebab untuk apa Sofyan menggantikan semua ini jika bukan untuk menyelamatkannya?pikir gadis itu
''biar aku yang memenggalnya'' ucap Savian dengan tatapan dingin tanpa ekspresi
DEG..
Saat itu pula gadis itu membulatkan matanya penuh sambil menatap tak percaya pada Savian. Sebenci itukah Savian padanya hingga ingin membunuh nya dengan tangan sendiri.
Gadis itu hanya bisa menatap pasrah pada savian dan tersenyum pahit ke depan. Iya mulai menyiapkan hatinya untuk menemui ajalnya hari ini.
Sebelum itu Savian menyempatkan diri untuk meminta izin pada Arron Delana. Raja dari kerajaan Eloise. Raja yang terkenal tidak punya hati maupun perasaan meskipun itu menyangkut saudara atau keluarganya.sekaligus ayah dari Meyshana Delana, gadis yang kini tengah menyiapkan hatinya untuk menemui ajalnya.
''kepada matahari kerajaan!apakah boleh saya yang menghukum Putri Mei?"tanyanya dengan segala hormat
Raja itu terdiam sesaat dan melihat ke arah putrinya yang terdiam di tempat eksekusi seakan sudah siap dengan semuanya. Tanpa ingin membuang waktu, Raja Arron pun menggangguk, mengizinkan Savian untuk menghukum putrinya.
''aku mengizinkanmu''ucapnya santai
Saat itu pula Meysha memejamkan matanya dan menangis dalam diam, tidak ada yang peduli dan menginginkan kehadirannya di sini.bahkan ayah kandungnya pun sama sekali tidak bersedih dengan hukuman mati yang ia dapatkan melainkan dia yang mengizinkan aku dihukum mati.
''biarkan seperti ini...... Biarkan aku tenang daripada harus hidup di neraka yang disebut istana ini''batin Mei
Savian pun berbalik dan menuju ke arah tempat Mei berada, saat itu pula dia pun menarik pedangnya dan mengangkat ke atas, sedangkan Mei hanya bisa memejamkan matanya.
''bersiaplah menemui ajalmu''ucap pelan Savian
SREKK..
Dengan sekali tebasan, kepala Mei punn sudah tidak ada di tempatnya dan bergelinding ke depan, tepatnya di depan kaki Savian.
Darah terciprat ke mana-mana mengenai baju serta wajah tampan Savian. Sedangkan sapi yang tetap menatap dingin tanpa ekspresi pada tubuh seorang gadis yang sudah tidak bernyawa di depannya.
Saat itu pula serangan dan teriakan penuh dari para penduduk mulai terdengar
''hidup Pangeran Savian''
''putri jahat telah mati''
''hidup kerajaan Eloise ''
''hidup''
Begitulah sorak-sorakan penuh kesenangan itu terdengar jelas bagaikan mendapatkan kemenangan dalam perang.
/
/
/
∞⁵³³ word