"Astagfirullah... Hha...hahh!" deru nafasnya berkali-kali menggema saling bersaut. Keen mencoba beristigfar seraya terus mengingat sang pencipta. Matanya sedikit menoleh ke samping. Hanya ia dapati hamparan bebatuan yang begitu kokoh. Tiba-tiba ia merasa sangat kecil bagaikan batu kerikil di antara bentangan alam. Mencoba melirik ke bawah. Keen mendapati Udin berada tepat di bawahnya. 'Udin kalo di lihat dari sini cakep juga!' pikirnya konyol. "Ngapain nengok-nengok. Gue minta lo fokus. Fokus!" teriak Udin. Entah bisa di dengar Keen atau tidak. Karena jarak mereka sekarang cukup jauh. "Si Udin mau sama Gwen... Orang si Gwen udah bunting sama cowoknya" pikirnya sendiri. Entah mengapa disaat seperti ini otaknya justru berfikir yang aneh-aneh. Kembali terlintas tentang pertengkaran kemari