"Na...!" panggil Keen sedikit menarik tubuh Una untuk keluar dari dekapannya. Setelah tadi cukup lama Una menumpahkan perasaannya didada Keen. Ia bahkan tidak lagi terdengar menangis, mungkin wanita itu sudah jauh lebih tegar. pikir Keen. Sedang Una tengah menikmati suara detak jantung Keen yang begitu berirama, seakan menciptakan sebuah melodi yang menenangkan jiwa. Una merasa sangat bersyukur mengenal Keen. Lelaki yang memiliki tatapan yang lembut, lelaki yang selalu memikirkan kebahagiaannya bagaimanapun itu termasuk membohonginya. Lelaki yang memiliki kehangatan saat ia merebahkan kepala didadanya. ahk... Nikmat Tuhan mana yang Engkau dustakan, Na? Tiba-tiba ide jahil menghampiri otaknya. Ia mengetuk-ngetuk d**a Keen. Membuat Keen kaget. "Aduuh sakit!" sahutnya, karena Una mengetukn