Alan menghentikan langkahnya, ia menatap seseorang disana, berjongkok di depan pintu kamarnya dengan menekukkan kepala. Alan tahu bahwa disana adalah seorang wanita, terlihat jelas dress kuning yang wanita itu kenakan. Alan ingin mengetahui lebih lanjut, siapa wanita itu. Langkah Alan terhenti, wanita itu menyadari kehadirannya. Iris mata itu menatapnya, Alan membalas tatapan itu. Ia tahu betul siapa wanita cantik yang menunggunya. Wanita itu masih bersikeras mengikutinya seperti ini. Jenar menyadari kehadiran Alan, pantas saja laki-laki itu tidak membukakan pintu untuknya. Ternyata laki-laki itu berada di luar, tidak sedang berada di dalam kamar. Betapa bodohnya dirinya, menunggu hampir satu jam lamanya sambil menekan bell, berpuluh-puluh kali. Ternyata sang pemilik kamar tidak berada d