"Demi Tuhan Li, jangan bilang kalau ini gang ke kontrakanmu...." Aku sudah mempersiapkan diri untuk terkejut tapi setelah mendengar jeritan pertanyaan Pradana barusan tanpa sadar aku langsung memutar bola mataku dengan malas. Aku sudah menahan diriku namun aku tidak bisa menghentikannya untuk tidak menggaplok pria sinting disebelahku ini. "Pradana, kamu ini tentara bukan sih? Reaksimu lihat pemukiman pinggiran kenapa selebay ini? Aku yakin ada banyak tempat yang lebih buruk dari ini yang pernah kamu temui, nggak usah kayak gini!" Tampak Pradana menelan ludahnya tidak percaya, dan yang paling aku benci adalah dia yang menatapku sama persis seperti tatapan yang diberikan Nyonya Maryam meskipun pada akhirnya dia menghilangkan pandangan iba tersebut saat bibiku mengerucut tanda tidak suka.