bc

pendekar Lembah Iblis

book_age16+
62
FOLLOW
1K
READ
like
intro-logo
Blurb

Masa lalu nya yang kelam dengan segala kenakalan sebagai seorang pendekar yang di luar norma, membuatnya menjadi buronan kerajaan.

Sebuah tragedi membuat nya jadi hilang ingatan dan membuat seakan sosok baru yang sangat berbeda dengan dirinya yang dahulu.

Tragedi tersebut juga membuatnya menjadi sosok yang akan menggetarkan dunia persilatan karena kehebatan nya.

ikuti terus cerita ini hingga akhir.

chap-preview
Free preview
Seorang pendekar Cabul
Seorang pemuda tampan nampak tengah berada di sebuah kamar seorang selir dari Raja yang berkuasa. Raja Kalamarunda seorang raja yang memiliki kekuasaan sangat luas namun juga memiliki banyak istri dan selir. "Terus tampan...gerakkan pinggulmu..!," racau sang selir yang sudah berusia kepala tiga itu dengan suara parau akibat nafsunya yang sudah mencapai ubun ubun. "Cepatlah....Aku suka K*****mu..!," teriak selir itu sembari mendesah desah keenakan, memutar pinggulnya seperti kesetanan. maju mundur dan kadang berputar putar entah gaya apa, mungkin gaya ikan menggelepar. Tak cukup sampai di situ, selir tersebut tiba tiba bangkit, melepaskan diri dari Kungkungan sang Pendekar GHI GHO LHO, mendorong pendekar itu rebah di kasur empuknya, lalu berbalik menaikinya bagai menunggangi seekor kuda, memegang kendali meloncat loncat dengan liar di atas tubuh pemuda gagah yang tongkatnya menancap di dalam tubuhnya. Tanpa banyak cakap selir tersebut memacu tunggangannya menuju ke puncak pelepasan nya. "Aaah..aaah...aaaahhh..!!." Dengan disertai lenguhan panjang sang selir ambruk ke samping dengan peluh bercucuran sekujur tubuh nya, namun di bibir nya tersungging sebuah senyum kepuasan. "Kau memang hebat tampan," sahutnya dengan nafas tersengal. Sang pendekar muda hanya tersenyum," Giliran ku belum nyonya..," katanya sambil tersenyum menantang. "T..t-tenagaku sudah habis..,aku sudah berkali kali kau masih saja kuat," kata sang selir lagi memelas , masih dengan nafas ngos-ngosan dan peluh bercucuran. Tanpa membuang waktu pemuda gagah itu langsung membalikkan badan sang selir, membelakanginya lalu menghujamkan senjata nya yang masih berdiri tegak bagai menara mercusuar ke dalam liang kewanitaan sang selir. "Aaahhhh....ssssshhhh....." Selir tersebut hanya bisa mendesah, antara lemas, sedikit sakit dan nikmat yang bercampur menjadi satu dan tak terlukiskan. Meski sudah lemas namun sang selir tak menolak perlakuan pemuda pendekar tersebut. Malam makin larut, udara makin dingin namun tidak dengan dua insan yang berada di kamar salah satu sudut istana tersebut, ya kamar selir puspa seruni. Keduanya bertukar cairan dan lendir dengan di barengi peluh yang membanjiri seluruh tubuhnya. Berpacu menuju puncak kenikmatan dunia yang ingin mereka reguk. "Aaaahhhh...!" Jeritan panjang terdengar di kamar yang kini sudah terlihat acak acakan tersebut, di susul dengan ambruknya tubuh sang pemuda yang sedari tadi mengayuh menuju puncaknya tersebut. ** "Terimaksih Nyonya Selir, saya rasa imbalan yang anda berikan sangat cukup untukku," kata Pemuda tampan yang kini sudah lengkap pakaiannya tersebut, tersenyum puas sambil menimang buntalan koin emas di tangannya. Selir Puspa Seruni tersenyum mengangguk, meski sudah berganti dengan pakaian baru namun masih terlihat titik titik keringat di keningnya di sertai dengan wajah sayu yang terlihat sangat puas. "Aku akan memanggilmu kembali jika aku butuhkan, dan kau jangan menolak nya..ingat itu..!," kata sang Selir, mengerling nakal dengan nada manja. Sang pemuda tersenyum, mengangguk sedikit dengan gaya sangat maskulin membuat yang melihat mau tak mau mengagumi gaya sang pendekar muda yang memang sangat menawan. "Pasti Selir, hamba pasti akan mendatangi undangan anda," katanya sambil melebarkan tawanya, membalas kerlingan sang selir. Setelah berbasa basi sejenak sang Pendekar muda itu meninggalkan tempat tersebut lewat jalur yang tersembunyi. ** Di tengah malam yang gelap tersebut terlihat sesosok bayangan melesat dan melompat lompat dari satu tempat ke tempat lain dengan sangat cepat meninggalkan salah satu sudut istana Braja Mukti. Melesat nya bayangan tersebut tak lepas dari pengawasan dari sekelompok orang yang malam itu terlihat berjaga jaga. "Pelan pelan jangan gegabah..!, kita belum tahu siapa sosok bayangan itu.." bisik pelan salah satu orang tersebut. "Yang pasti dia telah berani menyusup ke istana ini..!," balas yang lain, "Kita harus tangkap, atau setidaknya kita beri pelajaran kepadanya.." "Ayo kita kejar...!." Sebuah perintah dari salah satu orang yang ada di rombongan itu, yang bernama Burgundi. Merupakan pimpinan dari penjaga malam tersebut. Rombongan itu langsung terlihat bergerak menyusul ke arah mana bayangan tadi melesat. Sraaak...! sraaakkk.....!! Suara langkah para pengejar sekelebat bayangan terdengar susul menyusul, makin mendekat ke arah sasaran yang di buru. "Sialaaaan..!." Pemuda yang melesat dari kediaman sang Selir terdengar mengumpat dalam hati, merasa terendus dan di kejar oleh serombongan orang. "Jangan lari...KAU...!!.' Burgundi berteriak begitu dilihatnya bayangan penyusup makin dekat. LAAAP.... Burgundi meloncat makin cepat, kepala pasukan khusus yang saat itu bertugas mengamankan wilayah kerajaan Braja Mukti itu terbukti sangat hebat. Dia mampu mengimbangi kecepatan lari dari sang Pemuda yang telah menyusup ke istana kaputren tepatnya istana selir Puspa Seruni. Sriiing....! Burgundi menebaskan pedangnya, mencoba menghentikan langkah orang yang di Kejarnya. TAAANG....! Sambaran pedang tersebut di tangkis oleh si Pemuda dengan mudah, padahal serangan Burgundi termasuk cukup kuat. "Keparaat...!, rupanya cukup hebat juga kau..!, pantas berani menyusup ke wilayah kerajaan ini..!." Burgundi membentak kasar si Penyusup yang kini sudah menghentikan larinya karena menangkis serangan tadi. "Ciih..!, kau pikir serangan mu sangat hebat?," balas Pemuda penyusup, sambil menyilangkan pedang di depan dadanya, mencoba memprovokasi Burgundi si Kepala Penjaga malam itu, meski sebenarnya serangan itu memang penuh kekuatan. Kini anak buah Burgundi sudah berdatangan, membentuk barisan yang mengepung tempat tersebut. "Lihatlah...kau tak akan mampu lolos lagi." Tunjuk Burgundi kearah anak buahnya yang kian rapat membentuk lingkaran mengepung sang Pemuda. "Aku akan meringankan hukuman mu, jika kau mau bekerjasama." "Maksud mu?." "Kau kami tangkap tanpa perlawanan, lalu kami bawa menghadap hakim agung, kau katakan apa kesalahan mu di sana." kata Burgundi sambil menatap wajah penyusup, mencoba mengamati dengan seksama sambil mencari tahu siapa sosok di depannya. "Ha..ha..ha...!." Pemuda penyusup itu tertawa terbahak mendengar perkataan kepala keamanan, dirinya tidak bodoh untuk mau di kibuli oleh Burgundi. Memang rencana dari kepala keamanan itu akan menangkap dan mengorek keterangan dari sang buronan. "Setan Alaas..!, tak bisa di ajak damai..!," bentak Burgundi lagi, lalu pria paruh baya itu melambaikan tangan nya memberi kode untuk merapatkan kepungan dan mulai menyerang. "Hajaaarr..!!." Sriiing...! sriiing....! Sambaran senjata berdesingan menyambar badan pemuda penyusup tersebut. Traang...TAAANG...! Dengan sedikit meliuk liuk pemuda itu menghindari serangan yang bertubi tubi menyasar tubuh nya, sambil menghindar dia menebaskan pedangnya menangkis serangan tersebut. Pertarungan tak imbang tersebut berlangsung cukup seru, meski di keroyok puluhan orang tak lantas membuat sang Pemuda kewalahan. "Seraang terus jangan biarkan lolos..!." Burgundi berteriak memberikan aba-aba kepada semua anak buahnya, membuat serangan itu makin mengganas. Pemuda penyusup itu makin lama makin terdesak, gempuran yang di lakukan puluhan orang tersebut cukup tertata rapi, baik saat menyerang maupun bertahan. "HIAAAA.....!!."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Wolf Alliance Series : The Gate of Sin

read
41.4K
bc

Selir Ahli Racun

read
10.8K
bc

Istri yang Terlupakan

read
12.5K
bc

The King's Slave (Indonesia)

read
190.5K
bc

Wolf Alliance Series : The Path of Conquest

read
41.8K
bc

Romantic Ghost

read
165.4K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
150.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook