bc

BECAUSE OF LOVE

book_age16+
2
FOLLOW
1K
READ
HE
drama
mystery
campus
like
intro-logo
Blurb

Jennaira Alonza, mahasiswi semester 5 yang terkenal bukan karena prestasinya, melainkan karena kecantikan dan segala masalahnya. Mulai dari membully hingga mematahkan hati para lelaki.

Bagaimana bila kehidupan yang di nikmatinya sekarang harus bergelombang karena kehadiran lelaki bernama Alian Samudra?

Alian lelaki yang bisa di bilang dingin juga enggak, hangat pun tidak juga. Akan tetapi hanya kepada Jennaira dia dingin dan cuek, entah apa kesalahan yang Jennaira lakukan hingga membuat lelaki itu bersikap seperti itu .

Alasan apakah yang membuat keduanya seolah saling membenci? Lalu bagaimana bila mereka harus dijodohkan?

"kamu janjikan akan selalu ada disaat aku butuh kamu di samping aku?"

*

chap-preview
Free preview
BAB 1
Hembusan angin yang menerpa pepohonan, membuat daun-daun kecoklatan berguguran memenuhi halaman parkiran pagi ini. Seorang gadis dengan rambut bergelombang yang sengaja ia biarkan terurai turun dari mobil biru kesayangannya. Kulit putih nampak bersinar dibawah terik matahari. Gadis itu berjalan dengan percaya diri tanpa memperdulikan bahwa banyak pasang mata yang tengah menatap dirinya dengan berbagai jenis tatapan. Dengan dagu yang sengaja ia dongakkan, menambah kesan angkuh pada dirinya. “Je!!” Tanpa menoleh pun ia sudah tahu siapa yang memanggil dirinya, melambatkan langkah kakinya agar sesorang dibelakang sana dapat menyamakan langkah dengan dirinya. “Gue heran deh sama diri gue sendiri, kok bisa-bisanya, gue sahabatan sama nih cewek angkuh!” Kesal gadis yang berteriak tadi setelah berhasil menyamakan langkah dengan sahabatnya itu. “Karena lo dan Je, Sama. Sama-sama biang onar,” Ujar gadis lainnya yang kini merangkul kedua sahabatnya itu. “Lo juga biang onar!” Kompak kedua gadis tadi menjawab pada gadis yang sedang merangkul mereka. Lalu, ketiganya tertawa mendengar ucapan mereka barusan. Jennaira Alonza atau yang sering di sapa Je, perempuan berusia 20 tahun ini tengah menempuh pendidikan disalah satu Universitas Swasta yang ada di Jakarta. Gadis yang sekarang berada pada semester lima, memiliki dua orang sahabat sejak mereka masih duduk di bangku SMA, Bebi Samantha dan Ratu Abigail atau disapa Queen. Je dan kedua sahabatnya berjalan beriringan menuju kelasnya, banyak pasang mata yang menatap kagum pada paras ketiganya, namun tidak sedikit pula yang takut pada mereka. Mereka terkenal suka membully siapapun yang merusak pandangan mata mereka, sehingga mereka mendapatkan julukan “Devil Beauty”. *** Keramaian seolah terpusat pada satu titik di taman belakang kampus, mereka yang sudah terbiasa dan mengerti ada apa hanya mampu menggelengkan kepala. Sebagian dari mereka hanya melintas begitu saja, namun sebagian dari mereka tetap menonton dan penasaran siapa korban pembullyan kali ini yang dilakukan oleh Devil beauty. “Salah gue apa, Je? Gue rasa, gue enggak ada salah apapun sama Lo,” panik perempuan itu saat tiba-tiba saja dirinya di dorong hingga jatuh terduduk oleh Je. “Emangnya, kalo gue mau bully harus ada alasan ya?” ujar Je dengan raut yang dibuat seolah-olah bertanya. Tidak ada jawaban dari perempuan itu, hanya tatapan memohon yang dapat ia tunjukkan. “Guys, enaknya nih cewek diapain?” tanya Je pada kedua sahabatnya tanpa melepas pandangannya pada perempuan yang sedang duduk di tanah tersebut. “Botakin” ucap Queen dengan lantang, membuat perempuan itu memegang rambutnya sambil menggelengkan kepalanya. “Je, gue mohon maafin gue,” ucap perempuan itu dengan nada bergetar. Je yang mendengar itu hanya menepuk-nepuk pelan kepala perempuan itu, hingga matanya tak sengaja menangkap seorang gadis yang bisa dikatakan culun dengan rambut yang di kuncir satu tak lupa dengan kacamatanya. “Lo, berhenti!” ucap Je dengan lantang menunjuk kearah perempuan itu. “Sa..ya.. kak?” jawab gadis itu takut-takut sambil menunjuk dirinya. “Emangnya ada orang lain lagi selain lo yang berdiri di situ?” sambil bersedekapkan tangannya. Dengan langkah gemetar, perempuan culun itu mendekat kearah Je. “Letakkan semua barang-barang lo di situ,” tunjuknya pada kursi kosong di dekat mereka. Bisik-bisik mulai terdengar, sepertinya perempuan culun itu akan menggantikan perempuan sebelumnya, itu yang mereka pikirkan bahkan perempuan yang sedang terduduk pun dapat menghela nafas lega. Ia pun berpikir posisinya akan digantikan oleh perempuan itu. “Si Je kenapa panggil tuh cewek culun kesini?” bisik Bebi pada Queen yang bingung dengan sikap Je. “Lihat dan nikmati aja.” Balas Queen cuek. Setelah perempuan culun itu meletakkan semua barang-barangnya, ia kembali mendekat ke arah Je. “Lo, ambilkan gue air bekas cucian piring di kantin, sekarang!” perintahnya pada perempuan culun itu. Mendengar perintah Je, tanpa menunggu lebih lama perempuan itu segera berlari ke arah yang diperintahkan oleh Je. Sembari menunggu perempuan culun itu kembali, Je menatap pada perempuan yang terduduk itu. Terlihat wajah perempuan yang tadi memohon dengan wajah yang hampir menangis kini terlihat begitu lega dan gembira, membuat Je menaikan sebelah alisnya. “Kemana perginya wajah takut dan sedih lo yang tadi?” ujar Je menyejajarkan dirinya pada perempuan itu. “Je..” ucap perempuan takut-takut saat melihat tatapan mencemooh dari wajah Je. “Lo enggak jadi bully gue kan? Perempuan culun tadikan target lo sekarang?” ucapnya begitu meyakinkan, membuat Je mengangguk-anggukan kepalanya seolah-olah mengiyakan apa yang perempuan itu katakan. Dapat Je lihat bahwa perempuan itu menghela nafas lega. Perempuan culun itu sudah kembali dengan seember air bekas cucian yang Je sendiri tidak tahu bagaimana ia mendapatkannya di kantin. Dengan tergopoh-gopoh perempuan itu memberikan ember itu pada Je. Je kembali berdiri sambil bersedekap tangannya menatap malas pada ember yang masih di pegang perempuan itu. “Siram air itu ke dia,” suruhnya sambil memainkan kukunya. “Tapi.. kak,” “Lo ngebantah gue? Mau Lo yang gua siram?!” bentak Je jengah pada perempuan itu. Dengan tangan gemetar perempuan culun itu menyiramkan air bekas cucian piring itu pada Clara. Yah namanya Clara perempuan seangkatan Je, yang sangat kecentilan menurut Je. Air itu kini membasahi seluruh badan Clara, malu itu yang kini dirasakan dirinya. Dengan mengepalkan tangan yang tentu saja Je dan kedua sahabatnya melihat itu hanya tersenyum senang. “Wah wah wah lo kalo pergi ke kampus mandi dong, masa harus di mandiin kaya gini sih,” Ucap Queen dengan santainya yang Mendapatkan gelak tawa dari Mereka yang berada di situ. “Sekarang tampar dia,” perintah Je pada gadis culun itu. Namun, perempuan culun itu hanya diam tidak bergerak membuat Je kesal sendiri. Mengangkat dagu Clara agar menatap pada dirinya, dengan santainya Je menampar pipi Clara membuat mereka yang melihat hanya memejamkan matanya melihat tamparan yang cukup keras yang didapatkan oleh Clara. “Kak berhenti!” teriak seorang perempuan yang tengah berlari kearah mereka. Je dan kedua sahabatnya hanya memutar kedua bola matanya dengan malas saat tahu siapa yang kini tengah mencoba menghentikan kegiatan mereka. “Cewek sok suci datang, bikin mood gue hancur aja,” ujar Je lalu dianggukin oleh Bebi dan Queen. “Kak Udah cukup, berhenti membully orang lagi,” ucapnya yang kini sudah berhadapan dengan Je. “Lo siapa? Berani banget ngatur-ngatur gue?,” ujar Je dengan malas lalu beranjak ingin meninggalkan mereka. “Kita berdua itu bersaudara kak, sudah seharusnya aku kasih tahu kamu mana yang baik mana yang enggak,” ucapnya dengan lantang. “Cih. Bangga banget lo ya dengan title sebagai adik gue. Dengan lantangnya mengatakan kalo kita saudara, terus karena kita bersaudara jadi lo bisa ngatur-ngatur gue gitu? Jangan mimpi!” ucapnya sebelum meninggalkan tempat itu. Saat melewati perempuan culun tadi, Je sengaja memelankan langkahnya. Mendekatkan bibirnya pada telinga gadis itu. “Gimana, senangkan lo bisa balas dia?” mendengar perkataan Je, perempuan itu tertegun dan menampilkan senyum yang sangat tipis sekali. Setelah mengatakan hal itu, Je benar-benar pergi meninggalkan mereka semua, membuat kerumunan itu perlahan bubar. Je yang berjalan sambil fokus pada ponselnya, membuat dirinya menabrak tubuh seseorang. Dengan kesal ia beralih dari ponselnya untuk menatap orang tersebut, namun raut wajah kaget tergambar di wajah Je saat menatap lelaki tersebut.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.5K
bc

CINTA ARJUNA

read
13.2K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.3K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
3.8K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.3K
bc

Ayah Sahabatku

read
24.1K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
22.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook