Enam Belas "Seharusnya kamu senang, wanita itu akan ada yang menikahinya. Tidak akan ada lagi yang menjadi duri, dan benalu dalam rumah tanggamu dengan Sabira nantinya, Athar."Ucap Sandra dengan tatapan yang menatap menghunus pada Athar yang sudah berdiri tegak dengan wajah merah padam. Merah padam karena amarahnya yang belum tersalur pada Salendra. Salendra yang sangat lancang dan sialan! Athar menatap mamanya dengan tatapan gusar, dan sekali lagi, telapak tangan besar, dan lebarnya mengacak, dan menjambak kasar rambutnya frustasi. Membuat rambut hitam lebatnya semakin bertambah berantakan, dan kusut. Sial! Sejak kapan mamanya di sini? Apakah ia melihat, dan mendengar perbiancangannya dengan Salendra tadi? Kalau iya. mamanya mendengar sangat sialan dan ceroboh dirinya! "Ya, mama mel