Makan malam pun sudah siap di hidangkan meja makan besar dirumah keluarga Maliq itu, suasana rumah yang biasa sepi kini tampak ramaiterisi. Mama dan Tante Sarah juga para laki-laki tampak mengobrol saling sambut menyambuti disana. Adisa mengulur waktunya untuk keluar rasanya sangat enggan disana sudah biasa dan sangat ia paham, Ia akan menjadi bulan-bulanan mereka. Namun jika tidak muncul pun akan semakin membangkitkan masalah lain untuknya, sudah pasti ada saja hal yang membuatnya akan tampak salah. Setelah menimbang-nimbang, Adisa akhirnya keluar kesana, sudah mengganti pakaiannya, siap ikut mengikuti makan malam keluarga. Netra Mayra seketika melirik pada leher Adisa, dua buah kalung yang ia gabungkan jadi satu, tampak jelas oleh piyamana yang kerah rendah yang ia gunakan. Begitupu