"Mungkin aku yang terlalu percaya diri kalau Nathan akan berubah menyukai wanita."
____________________________
Ucap Ariana lesu, bagaimana tidak ia mengira Nathan akan berubah karna sikapnya yang seolah menginginkan itu dengannya.
Sudah empat hari berlalu nathan tidak pulang kerumah juga. Entah pergi kemana semenjak kejadian itu nathan tidak terlihat Batang hidungnya.
Aku bukan merindukannya, aku hanya merasa aneh berada di rumah asing sendirian.
Ariana asik dengan pikirannya sendiri sambil megaduk tehnya yang sudah dingin tidak di sentuh olehnya, saking asiknya ia tidak menyadari kehadiran mami Ranti, ibu Nathan.
"Pengantin baru dilarang melamun." mami Ranti mencolek dagu Ariana.
"Mami, kapan datang." tanya Ariana kaget dengan kedatangan mami ranti yang tiba-tiba.
"Emm.... Sekitar 10 menit mami udah duduk di sebelah kamu yang lagi ngelamun." goda mami Ranti.
"Emang menantu mami lagi mikirin apa si sampai mami datang tidak tahu? Tunggu... Jangan-jangan kamu hamil? Ah.. Anak itu sudah mami bilang pakai pengaman." ucap mami Ranti.
Ariana terbelalak mendengar pemikiran mami Ranti
"B-bukan, aku tidak hamil mom, kami belum melakukan itu dengan natha." ariana buru-buru mengoreksi ucapan mami Ranti.
Sudut bibir mami Ranti tersenyum sedikit mendengar ucapan Ariana, seperti ia sudah mengetahui apa yang akan di ucapkan menantunya.
"Ah... Sayang sekali padahal mami juga ingin cepat punya cucu." goda mami Ranti lagi. Ariana menunduk malu mendengar ucapan mami Ranti.
"Dari pada suntuk terus dirumah mending kita shopping, yuk mami tidak mau melihat menantu mami di pernikahan besok mukanya stress."
Ariana mengangguk patuh, tapi tunggu besok menikah? Siapa? Aku dan Nathan?
"Apa.. Pernikahan?" tanya Ariana terkejut apa yang dia dengar.
"Nahloh memang Nathan tidak memberi tahu kalau pernikahan kalian dipercepat?"
Ariana tidak menjawab pertanyaan mami Ranti.
"CK! Anak itu benar-benar." grutu mami Ranti.
"Tapi mom, bagaimana dengan gaun pengantin dan lainnya? " tanya Ariana, mengingat pernikahannya begitu cepat tanpa ada persiapan.
"Kalau masalah itu kamu tenang saja, semua sudah siap, mami sudah menghendel semua." jawab mami Ranti, yang sudah mengurus semua keperluan nathan dan ariana.
"Tapi mom kenapa di percepat? " tanya Ariana penasaran pernikahan yang seharusnya 10 hari lagi mendadak di percepat menjadi lusa.
"Jadi nathan sama sekali tidak memberitahu kamu? Nathan datang kemari bilang pernikahannya ingin dipercepat, dia bilang ingin cepat-cepat bersama kamu. Mungkin nathan ingin memberi kejutan buat kamu. Ah... Mami jadi merasa bersalah sudah memberi tahu kamu lebih dulu." ucap mami menyesal. Ariana hanya tersenyum getir mendengar mami.
'Kenapa Nathan mempercepat pernikahan? Apa terjadi sesuatu dengannya? Kemana dia.' batin Ariana bertanya-tanya.
"Kita jadi shopping tidak?" ajak mami Ranti lagi.
"Ah.. Iya mom." dengan berat hati Ariana menelan mentah-mentah pertanyaannya, paling tidak sampai ia bertemu dengan Nathan.
**
Ariana diajak ke mall terkenal oleh mami ranti, ia di ajak kesalon, membelanjakan tas, gaun, sepatu, bahkan mami membelikan lingeri hitam, sangat sexy untuk ariana, mami bilang itu harus ia digunakan saat malam pertama.
"Mami pulang dulu ya sayang." mami ranti pamit pulang.
"Hati-hati dijalan mami, terimakasih hari ini sudah mengajak Ariana keluar, sampai di belikan barang banyak sekali."
"Ah itu tidak seberapa sayang, kamu sabar ya besok pasti sudah bertemu Nathan, nanti pagi-pagi orang suruhan mami akan datang membantu keperluan kamu, nanti mami dan papi juga akan datang besok menjemput kamu." katanya memberitahu Ariana untuk tidak terlalu memikirkan persiapan.
"Mami pulang ya, kasian papi pasti sudah dirumah menanti mami." ucap mami. Ariana mengangguk, ia bersyukur setidaknya mami ranti tidak seperti mertu-mertua yang ada di n****+ yang ia baca. Yang menentang hubungannya dan berbuat jahat kepada menantunya.
'Sepertinya aku harus berhenti membaca novel.' batinnya.
"Nathan kamu tidak bisa membodohi mami yang telah melahirkanmu. Kita lihat siapa yang akan memainkan permainan ini, mami yang akan mengikuti skenario kamu atau kamu yang mengikuti permainan mami." seringai mami yang sudah di dalam mobilnya.
***
Ariana pov
Aku sedang melihat tampilanku di cermin. Aku sudah menggunakan gaun putih dengan tanpa lengan dengan menampakan belahan. Gaun yang sudah dipersiapkan mami Ranti.
Hari ini adalah hari pernikahan ku dengan Nathan, aku tidak pernah menyangka akan menikah dengan orang yang tidak aku cintai, jangankan Cinta, mengenal dengan baik pun tidak. Belum genap satu hari ia memintaku untuk menikah dengannya. Dan gay? Aku harus menikahi pria penyuka sesama jenis? Bahkan Sedikit pun aku tidak pernah memikirkan itu. Dan aku benar-benar terjebak disituasi seperti ini, menikah sampai waktu yang tidak ditentukan? HAH.. Lucu sekali bukan. Dengan kata lain aku harus sudah siap kapan pun ia membuangku saat aku sudah tidak diperlukannya.
"Ibu.. Ayah.... Hari ini ariana akan menikah, sebentar lagi rumah kita akan kembali. Apa ibu dan ayah senang?." ariana berbicara sendiri dengan cermin, seolah-olah ia sedang berbicara dengan ayah dan ibunya.
Sebutir cairan bening jatuh dengan Indah di mata Ariana. Ia menangis sendiri, tanpa ada yang memeluk membuatnya kuat. Tapi ia harus mencoba tegar walau takdirnya tak seindah apa yang ia inginkan.
Tok tok
Suara pintu kamarnya di ketuk. Ariana buru-buru menghapus air matanya, ia tidak ingin orang melihat betapa rapuhnya ia saat ini.
"Sayang... Kamu sudah siap." suara mami Ranti menghampiri.
"Hey.. Kenapa." tanya mami Ranti melihat mata sembab Ariana.
Ariana menggeleng dan sedikit tersenyum. Namun mami Ranti terlalu peka dengan apa yang sedang di rasakan Ariana. Ia datang menghampiri Ariana dan memeluk erat Ariana seperti seorang ibu yang memberi kekuatan untuk anaknya.
"Jangan khawatir, ada mami di sini." mami mengusap punggung terbuka Ariana yang sedikit bergetar.
Mami ranti melepas pelukannya untuk melihat wajah ariana, ia tersenyum melihat menantunya untuk menenangkan.
"Apa yang bikin kamu sedih, hemm." tanya mami Ranti. Ariana hanya menggelengkan kepala.
"Apa pun itu, mami tidak mau melihat menantu mami sedih, jangan menangis lagi mami dan Nathan akan selalu ada di belakang kamu, dan lihat ya ampun make up kamu sedikit berantakan." goda mami Ranti.
***
Ariana dan mami sudah sampai di hotel tempat diadakannya pernikahan berlangsung. Saat masuk ia sedang melihat Nathan dangan tuxedo hitam yang membuatnya terlihat sangat sangat tampan (lihat di mulmed). Ia sedang berbincang dengan pria paruh baya, wajahnya sedikit mirip dengan Nathan.
'Apa itu papinya Nathan?' tanyanya dalam hati.
"Papi." panggil mami kepada pria disamping Nathan.
'Benar itu papinya Nathan. Pantas saja anaknya setampan itu, ayahnya diusia segitu pun tidak kalah tampannya dengan Nathan.' ucap batin Ariana.
Aku tersenyum ramah kepada papinya Nathan yang bernama Marvin Willis. Aneh bukan nama ayahnya saja aku baru tahu.
"Dia cantik ranti." kata Marvin, papi Nathan.
"Tentu saja, Nathan emang paling bisa memilih wanita." goda mami Ranti.
"Siapa namamu." tanya Marvin.
"Ariana Calista om em... Maksudku papi." jawabku gugup.
"Nama yang cantik untuk wanita cantik." kata marvin tersenyum hangat.
Dan acara berlangsung dengan lancar. Janji suci diucapkan lancar oleh kudua mempelai tanpa ada keraguan. Meski hubungan mereka bisa dikategorikan sebagai hubungan simbiosis mutualisme.
*
Selesai mengucapkan janji suci Nathan dan Ariana langsung pergi ke Bali untuk honeymoon.
Jangan tanya ini perbuatan siapa, tentunya mami Ranti yang ngebet kami pergi untuk berbulan madu, ia juga ngebet ingin Ariana cepat-cepat mengandung.
'Hah.. Bagaimana bisa mengandung suka pada wanita pun tidak.' desah Ariana.
"Kau tidak boleh jauh dari radius 5 meter dariku." kata Nathan memberitahu setelah sampai di dalam kamar hotel.
"Kenapa? " tanya ariana bingung. Kemarin Nathan menjahuinya, sekarang harus dekat-dekat padanya, dasar labil.
"Kau ini bodoh atau apa." ketusnya.
"Kau dan aku baru mengenal belum lama, dan kita memutuskan langsung menikah, apa kau fikir mami tidak akan curiga. Aku rasa nanti dia akan memata-matai dan melihat apa kita benar-benar menikah selayaknya suami istri atau hanya menganggap pernikahan ini sebagai lelucon. Dan pasti nanti mami akan menganggap pernikahan ini hanya pernikahan kontrak." katanya panjang lebar.
"Oh.." Ariana hanya ber oh ria.
"Kau bisa gunakan kamar mandi lebih dulu, aku masih ada sedikit pekerjaan." Nathan mempersilahkan ariana untuk mandi terlebih dahulu.
Ariana hanya mengangguk patuh, bagaimana pun juga Nathan suaminya sekarang.
Ariana melihat dirinya di pantulan cermin. Ia masih menggunakan gaun pengantin. Ya gaun pengantin, bahkan buat mengganti baju pun tidak, mami langsung menggiring Nathan dan ariana ke bandara. Ia membuka sanggul yang ia kenakan. Saat membuka sleting belakang ingin melepas gaunnya, Ariana kesulitan membuka sleting yang ada di belakang punggunya karna tangannya tidak sampai. Dengan sangat terpaksa Ariana keluar kembali meminta bantuan Nathan untuk membukakan.
"Kenapa?" tanya Nathan melihat Ariana masih belum mengganti pakaiannya.
"Tolong bukakan sleting bajuku." tanyanya lirih.
"Menghadap tembok." perintah Nathan untuk memunggunginya.
"Angkat rambutmu, nanti tersangkut." ucapnya lagi. Ariana mengikuti perintah Nathan.
Nathan pun membuka sleting gaun itu sampai pinggang, ia diam sesaat melihat punggung putih mulus milik Ariana.
_________________________________