Tiara masuk ke dalam kamar, tepat saat Andrew ingin membuka pintu kamar. "Dari mana, Sayang? Aku baru saja mau mencarimu." Andrew menatap wajah manis Tiara. "Sekar marah-marah, nangis-nangis, sampai teriak-teriak, karena dijahilin Sakti. Anak itu, semakin tua, bukannya tambah dewasa, tapi jahilnya yang semakin bertambah," jawab Tiara. "Ckckckck ... Sakti, aku tidak menyangka bisa jahil ya, kalau dilihat dia saat bekerja, kesannya bos yang sangat berwibawa, kata-katanya juga selalu bijaksana, tegas, dan lugas." Andrew tersenyum, mengingat pertemuan pertama dengan Sakti. "Kalau Mas sendiri, jahil tidak?" Tiara menatap wajah Andrew. "Aku?!" Andrew menunjuk dirinya sendiri. "Iya!" Kepala Tiara mengangguk. "Tidak!" Kepala Andrew menggeleng pelan. "Syukurlah!" Tiara tersenyum, matanya