Sakti berdiri dari duduknya, ia memeluk Tiara dengan erat. "Maafkan aku, Mam, karena sudah menambah beban pikiran Mamah," sesal Sakti, air mata menggantung di pelupuk matanya. "Sudahlah, fokuskan pikiranmu pada pencarian Sekar, kamu sudah berjanji pada almarhum bapaknya untuk menjaganya kan, ingatlah selalu janji itu, Sakti." Tiara menghapus air mata yang akhirnya tak dapat dicegah untuk turun di pipi Sakti. Sakti tersenyum . "I love you, Mam, i love you so much." Sakti mengecup kedua pipi Tiara. "Love you too, Sayang." Tiara menepuk lagi pipi Sakti. "Mas ... Mas, kembali ke kamar yuk!" Tiara memanggil Andrew. Andrew muncul dari ruang tamu. "Sudah konfrensi empat matanya?" Tanya Andrew menggoda, karena melihat senyum di bibir keduanya. "Sudah, Pah, tuh diajakin ke kamar sama Mamah.