1. Macaroon

1013 Words
Macaroon Suara kokok ayam membangunkanku dan GUBRAAAKKK. Aku terjatuh dari tempat tidur, karena terkejut dengan suara-suara ayam itu. Ayahku seorang peternak ayam, jadi jika fajar menjelang, ayam-ayam itu akan berkokok bersama-sama. Suara mereka sangat bising. Tubuhku sakit untung saja kepalaku tidak terantuk lantai saat terjatuh tadi kalau tidak kepalaku bisa benjol. Aku memandangi tempat tidurku yang kecil seharusnya ayah membuatkan atau membelikan tempat tidur yang baru supaya aku tidak sering-sering terjatuh seperti tadi. Tempat tidur itu aku dapatkan ketika aku umur 11 tahun dan setelah 9 tahun berlalu aku masih menggunakannya. "MACAROON." "Iya Ibu akan segera turun." Aku berusaha bangun dan AAAWWW... Pinggangku sakit. Apakah aku terkena encok? Oh jangan sampai itu terjadi. Aku tidak mau. Aku memandang sekali lagi ke tempat tidur. "Dasar tempat tidur sialan." Aku masuk ke kamar mandi dengan mata yang masih mengantuk. Di luar masih gelap, tapi aku harus bangun lebih awal untuk membantu ayah mengambil telur-telur ayam untuk di jual di pasar. Pasti kalian merasa aneh kenapa namaku Macaroon seperti nama makanan. Itu karena ibuku penggemar berat Macaroon. Itu sebabnya ketika aku lahir ibu memberikan nama itu untukku. Ibu bilang aku manis seperti Macaroon. Setelah membersihkan badan dan berpakaian, aku cepat-cepat turun menuju dapur. Langkah kakiku terhenti. Tubuhku membeku. Jantungku berdebar dengan kencang seperti mau melompat ketenggorokan. Pandanganku kosong. "Macaroon...Macaroon." Ibuku memanggil-manggil namaku, tapi suara ibuku seakan menjauh. Pandangan mataku sekarang sedang tertuju pada seseorang yang sedang tersenyum kepadaku. Senyuman terindah yang pernah kulihat. Aku tidak menyangka dia akan datang sepagi ini ke rumah. Dia adalah Christophen Lutherford, si tukang s**u, cinta pertamaku. Pria yang paling tampan di Grasshallow dan masih lajang di umurnya yang sudah menginjak 28 tahun. Aku jatuh cinta kepadanya sejak pertama kali bertemu di kandang ayam. Itu memang bukan tempat yang romantis untuk jatuh cinta apa lagi waktu itu rambutku dipenuhi oleh bulu-bulu ayam. Itu sangat memalukan. Aku ingat Christophen langsung mentertawaiku. "Macaroon, kamu ini kenapa?"tanya ibuku. "Tidak apa-apa." Aku berjalan dengan gugup menuju meja makan dan duduk di sampingnya. Andai kalian tahu, aku begitu bahagia bisa berada dekat dengannya hanya memandangnya begini sudah membuatku melayang-layang. Aku tengah dimabuk cinta, tapi sayangnya Christophen tidak tahu aku mencintainya. "Selamat pagi, Macaroon!"sapanya. Suara Christophen sangat merdu dan membuatku semakin melayang dan hampir terjengkang dari kursi. "Pa-pagi!" "Aku menyuruh Chris mengantarkan s**u pagi-pagi sekali, karena ibu mau membuat Macaroon hari ini, jadi sekalian ibu mengundangnya sarapan pagi." "Ibu mau membuat Macaroon lagi?" Aku hanya bisa menghela napas. Aku sudah bosan memakan Macaroon setiap hari. Lama-lama aku bisa jadi mirip Macaroon betulan. "Macaroon buatan ibumu sangat enak. Aku menyukainya dan manis seperti kamu." Aku langsung mengerjap-ngerjapkan mataku mendengar dia menyebutku manis. Wajahku memanas. Ayah kemudian bergabung di meja makan dan dia melihat ke arahku. "Setelah sarapan pagi kamu bantu ayah membersihkan kandang ayam dan setelah itu bawa telur-telur itu ke pasar." "Baik ayah." "Dan Chris terima kasih sudah mau mengantarkan s**u ke rumah kami secara langsung." "Sama-sama Mr. Harrington. Para pekerjaku sedang sibuk jadi aku yang mengantarkannya ke sini." Setelah sarapan pagi selesai, aku beranjak dari kursi dan membantu ibu membereskan meja makan. Christophen sedang berbincang-bincang dengan ayah di halaman belakang rumah. Ia tersenyum ketika melihatku datang dengan membawa ember, lap, dan sikat. Ayah sudah berjalan terlebih dulu ke kandang ayam setelah berpamitan kepada Chris, ketika aku datang. Aku berjalan melewatinya, tapi tiba-tiba Christophen mendekatiku dan menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku meskipun hanya sekejap. Aku terkejut dan dia menyunggingkan senyuman, lalu berlalu pergi. Meskipun hanya sekejap, aku bisa merasakan kehangatan tangannya. Aku tidak mengerti kenapa dia melakukan itu, tapi aku senang dia melakukannya. Kandang ayam yang dimiliki ayahku cukup luas. Temboknya terbuat dari kayu dan lantainya lantai batu bersemen. kandang ayam ini bisa menampung 1000 ekor ayam. Ayam-ayam itu ditempatkan secara berjajar membentuk barisan supaya memudahkan untuk mengambil telur-telurnya. Sementara aku membersihkan kandang ayam, ayahku dan dua pekerja lainnya mengambil telur-telur ayam. Aku jatuh terduduk kelelahan setelah selesai membersihkan kandang ayam. Aku memberikan tatapan cemberut kepada ayah, karena dia tidak menyuruh salah satu pekerjanya membantuku. Huh. Menyebalkan. Telur-telur sudah terkumpul siap untuk dibawa ke pasar menggunakan gerobak. Sebelum pergi, aku ganti gaun lagi, karena bajuku sebelumnya bau kotoran ayam. Hueeekk. Rasanya aku mau muntah. Di tengah perjalanan menuju pasar, aku melewati peternakan sapi perah milik Chris berharap bisa melihatnya lagi, tapi sepertinya dia tidak ada di sana hanya para pekerjanya yang terlihat. Salah satu pekerjanya yang bernama Castor melihatku dan menyapaku. " Pagi Macaroon! Mau mengantar telur ke pasar?" "Iya." "Hati-hati telurnya pecah!" "Tidak akan pecah kalau pecah ayahku bisa membunuhku." Aku meneruskan perjalananku ditemani Helina satu-satunya pelayan di rumahku. Kami bergantian mendorong gerobak. Setelah berjalan kurang lebih satu jam akhirnya kami tiba di pasar yang saat itu telah ramai dipadati oleh pengunjung. Telur-telur yang dibawa, aku serahkan kepada Mr. Lanford yang sudah b**********n membeli semua telur ayahku yang nantinya akan dijual kembali olehnya Setelah Mr.Lanford menyerahkan uangnya, kami pulang. Di perjalanan pulang terasa ringan, karena sudah tidak ada lagi telur di dalam gerobak. Helina mendorong gerobak, sedangkan aku berjalan sambil bersenandung. Langkah kakiku terhenti melihat pemandangan yang membuatku sangat shock. Tak jauh dariku aku melihat Chris sedang bermesraan dengan seorang wanita di bawah pohon apel. Mereka sedang berciuman. Bibir mereka saling melumat satu sama lain. Aku hanya tercengang melihat semuanya. Mulutku terbuka sampai-sampai rahangku mau terjatuh. Tiba-tiba sekujur tubuhku gatal-gatal dan sekarang kulitku dipenuhi oleh bercak-bercak merah. Aku memiliki alergi yang cukup aneh dan langka. Jika aku melihat orang yang sedang bermesraan, aku akan langsung alergi dan kulitku akan gatal-gatal. Aku cepat-cepat pulang dengan langkah cepat tidak ingin melihat Chris bermesraan dengan wanita lain itu membuatku sedih. HUAAAAAA. Aku menangis dengan keras tidak peduli jika ada orang yang melihatku menangis. Chris jahat, menyebalkan. Helina yang terkejut aku menangis langsung menghampiri. "Nona kenapa?" "Tidak ada apa-apa. Ayo kita segera pulang!" Aku mendengar Christophen memanggilku, tapi aku pura-pura tidak mendengarnya. Aku kembali menggaruk-garuk tubuhku dan rasa gatal ini sungguh menyebalkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD