Mendapati wajah Pangeran Maulvi di sisinya ketika ia terbangun di pagi hari adalah keberuntungan paing tak ternilai bagi Jeanne. Ia tak segera beranjak bangun, tapi lebih memilih untuk mengamati wajah itu sampai puas. Hanya ketika ia teringat akan tugasnya, barulah ia memekik dengan heboh. “Astaga! Sebagai calon Incess kan harusnya aku nyiapin sarapan buat calon suami, biar dikata sebagai calon istri yang berbakti.” Sétan: Bukannya calon Incess gak punya mental tukang masak. Terus apa bedanya sama Alisha? Baru terbangun saja, Jeanne sudah dibuat memberungut karena komentar versi Sétan dalam dirinya. Semacam senjata makan tuan, ucapannya semalam justru berbalik menjadi serangan untuknya. “Eh, Tan. Kamu itu dibayar berapa sih sama Alisha? Pagi-pagi gini langsung ngajak ribut.” Dibandin