Panggilan dari Rumah

1153 Words
Drtt… Drtt.. Handphone yang bergetar menghentikan lamunan Mi Sun yang memikirkan kejadian waktu itu. Dia segera mengeluarkan handphonenya dari saku untuk melihat siapa yang menelponnya. Paman Baek Hyeon Mi Sun mengerutkan keningnya, jarang sekali pamannya yang satu ini menelfonnya. Dia segera menjauh sedikit dari lokasi syuting sebelum mengangkat teleponnya. "Halo paman," ucap Mi Sun ketika mengangkat teleponnya. "Ethan mana? Kenapa dia tidak menjawab teleponnya?!" tanya Baek Hyeon tanpa basa basi. "Ah… Ethan saat ini lagi syuting paman. Ada apa ya? Mungkin Mi Sun bisa bantu sampaikan," jawab Mi Sun. Hening... "Kalau dia sudah selesai, suruh telepon balik. Secepatnya," Baek Hyeon akhirnya menjawab setelah terjadi keheningan selama beberapa detik. "Baik paman," balas Mi Sun, sebelum orang yang diseberang menutup telponnya. "Kamu di sini? Apa tadi adegannya sudah berhasil? Atau si pendatang baru itu mengacaukannya lagi?" tanya Mi Sun ketika kembali ke tempatnya dan menemukan Ethan sedang duduk di kursinya tadi. "Oh, noona, kamu dari mana saja? Tentu saja itu sudah berhasil. Aku sudah memberikannya beberapa tips, tentu saja itu harus berhasil! Kami melakukannya dalam satu kali take!" ucap Ethan dengan bangga. Tidak sia-sia dia tadi memberikan beberapa tips dan melakukan latihan sekali lagi sewaktu istirahat. "Ini adalah debut pertamanya, noona! Lagi pula aku yakin dia sebenarnya bisa akting, cuma sedikit gugup saja. Lagi pula noona tau sendiri kepribadianku seperti apa. Aku tidak akan menjadi seorang sunbae yang membully hoobae*nya" ucap Ethan waktu itu ketika Mi Sun hendak melarangnya untuk menghampiri pendatang baru itu. (*junior) "Tadi paman menelponku, katanya kamu tidak mengangkat teleponnya dan menyuruhmu untuk segera menelponnya," ucap Mi Sun menjelaskan. "Papa? Kira-kira ada apa ya? Papa jarang menelponku," ucap Ethan bertanya-tanya. "Kamu masih belum ada adegan yang akan diambil, kan? Sana cepat telepon paman, seperti itu benar-benar penting," ucap Mi Sun yang merasakan ada sesuatu yang tidak beres. "Belum ada sih, aku di sini ingin melihat akting dari yang lainnya. Handphoneku ada di mobil. Pinjam punya noona dong," ucap Ethan mengulurkan tangannya. "Kamu benar-benar aneh, kebanyakan aktor akan istirahat di ruang tunggu mereka. Yah, setidaknya kamu masih mendapatkan ruang tunggu pribadi terlepas dari peranmu di drama ini," Mi Sun menghela nafas sebentar. "Sudah berapa kali kubilang bahwa jangan meninggalkan handphonemu di dalam mobil!" ucap Mi Sun sebelum menyerahkan handphone miliknya. Dia benar-benar heran dengan Ethan yang bisa tidak menggenggam handphone ketika sedang tidak memiliki adegan untuk syuting. Kebanyakan aktor atau aktris pasti walau hanya sebentar akan selalu memegang handphone milik mereka. "Ei~ Noona, ini adalah tempat kerjaku. Sebagai pekerja yang baik tentu saja aku tidak boleh memainkan handphone di tempat kerja. Lagi pula, tidak akan ada yang menghubungiku, Mungkin kalau aku ada kekasih atau lagi dekat dengan seseorang, aku akan mempertimbangkan untuk sesekali menghubunginya," ucap Ethan sambil membuka aplikasi untuk menghubungi papanya yang berada di luar negeri dan berjalan menuju ruang tunggu yang disediakan untuknya. Biaya untuk telepon internasional mahal sekali! Setidaknya dengan aplikasi, kita bisa menelpon orang di luar dengan biaya yang cukup murah, tinggal menggunakan data saja. "Ya ya, terserah kamu saja. Kalau seandainya kamu ada niat untuk punya pacar, silakan saja, asalkan tidak diketahui oleh perusahaan," ucap Mi Sun yang mengikuti Ethan. "Oke, serius ya! Noona tidak akan marah kalau tiba-tiba aku mulai berpacaran," ucap Ethan senang. Bukan berarti dirinya saat ini lagi dekat atau berpacaran dengan seseorang, tapi siapa yang akan menduga kapan dia akan jatuh cinta. Mi Sun hanya mengangguk. Menurutnya itu tidak masalah selama Ethan tidak ketahuan. "Halo, papa," ucap Ethan ketika panggilannya telah diangkat. "Halo, Ethan, pulang ke rumah sekarang! Mama kamu tadi kena serangan jantung," ucap Baek Hyeon tanpa basa basi. "Apa?! Terus keadaan mama sekarang gimana?!" tanya Ethan yang benar-benar khawatir. Meski hubungan dia dengan mamanya tidak terlalu baik, tetap saja orang itu adalah orang yang melahirkannya. "Saat ini kondisi mama kamu sudah stabil, tapi masih belum sadarkan diri, bisakah kamu pulang lalu… jadi ceo sementara perusahaan di sini?" tanya Baek Hyeon yang terhenti sebentar karena sedikit ragu. Dia bukannya ragu akan kepemimpinan Ethan, tapi ragu apakah pria tersebut akan menerima tawaran tersebut. "Aku mungkin bisa pulang tapi untuk jadi ceo sementara… sepertinya akan sulit, bukannya papa bisa jadi ceo perusahaan untuk menggantikan mama?" tanya Ethan balik. Saat ini perusahaan mereka, NamTech, memang dipimpin oleh mamanya, meski begitu, papanya yang merupakan founder perusahaan memiliki saham kedua terbesar, tentunya yang pertama adalah mamanya. "Kamu bicara apa?! Mama kamu sedang sakit terus papa disuruh untuk memimpin perusahaan?! Tentu saja papa harus menemani mama kamu!" bentak Baek Hyeon. Ethan menepuk jidatnya sendiri. Bisa-bisanya dia melupakan seberapa cintanya papanya ke mamanya, papanya memberikan saham miliknya untuk mamanya sehingga mamanya menjadi pemegang saham tertinggi dan menjadi pemimpin perusahaan. Itu semata-mata dilakukan karena mamanya ingin memimpin perusahaan. "Bagaimana dengan noona?" tanya Ethan sekali lagi, berusaha mencari alternatif lain. Dengan kondisinya saat ini sepertinya akan sulit untuk menjadi ceo perusahaan. "Elena masih belum bisa dihubungi, kata sekretarisnya dia lagi di Paris untuk launch produk terbaru perusahaan Wang. Lagi pula saat ini kamu pemegang saham ketiga tertinggi, jadi kamu kandidat yang cocok," ucap Baek Hyeon menjelaskan. "Hah?! Bukannya saham noona lebih tinggi dari punyaku?" tanya Ethan bingung. Seingatnya dia memiliki 17%, noona nya 20%, papanya 25%, mamanya 28%, dan 10% dijual untuk umum. "Elena menjual 5% sahamnya untuk membeli saham mama kamu di Wang, sepertinya kakek kalian mulai menekannya. Jadi bagaimana? kapan kamu akan datang? Senin nanti kamu harus muncul di kantor, ya!" ucap Baek Hyeon. "Tapi… apa dewan direksi lain akan setuju dengan keputusan ini?" tanya Ethan lagi, sebisa mungkin untuk mencari cela agar tidak menjadi ceo perusahaan. "Kalau mereka tidak setuju berarti mereka siap untuk mengundurkan diri! Sejak awal ini adalah perusahaan keluarga! Papa sudah siap untuk melepaskannya tapi mama kamu lebih suka memimpin NamTech daripada Wang. Papa tahu kamu tidak terlalu suka terjun ke dunia bisnis, Ethan. Tapi setidaknya kamu memiliki kualifikasi untuk menjadi ceo sementara NamTech, mama kamu pasti juga gak suka kalau yang menggantikan dirinya untuk sementara adalah orang lain," Ethan menghela nafas sejenak. "Iya deh, tapi… apa uang transportasinya bisa ditanggung oleh papa? Keuanganku di sini tidak begitu baik," ucap Ethan terang-terangan. Semenjak kena skandal di Colours dan akhirnya bubar, mamanya marah besar dan menyuruhnya untuk kuliah di jurusan bisnis untuk menjadi penerus perusahaan mereka. Ethan yang merasa dirinya tidak cocok di situ, tentu saja marah besar. Akhirnya hubungan ibu dan anak itu menjadi sedikit renggang. Akhirnya, dengan bujukan papanya yang akan tetap membiarkannya di dunia entertainment tapi dia harus membangun karirnya sendiri, tanpa dukungan keuangan dari orang tuanya, dan tidak boleh mengganggu privasi keluarganya. Ethan akhirnya setuju untuk kuliah di jurusan bisnis. Itu lah alasan kenapa dia sempat tidak ada kabar selama 4 tahun dan tidak ada yang tahu bahwa dia sebenarnya adalah tuan muda dari perusahaan NamTech. "Baiklah, nanti sekretaris papa akan menghubungimu," ucap Baek Hyeon kemudian menutup pembicaraan. Ethan hanya bisa menghela nafas setelah selesai berbicara dengan papanya. Dengan keadaannya sekarang, apa mungkin dia bisa pulang? Terlebih lagi, menjadi ceo sementara perusahaan? Hanya dengan memikirkan itu saja membuat Ethan menghela nafas sekali lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD