Tergesa Shween merapikan alat-alat tulisnya. Dia harus segera merebahkan tubuhnya yang lelah setelah seharian bergelut dengan dokumen-dokumen lamaran pekerjaan yang akan dikirimkan besok. Perempuan itu berharap semoga dia diterima. Bagaimanapun, pekerjaan ini adalah sangat penting baginya. Pekerjaan yang diinginkannya sejak dulu. Shween mendesah lega saat tubuh indahnya sudah bersentuhan dengan kasur. Baru saja perempuan cantik itu memejamkan mata, ponselnya sudah berbunyi untuk yang kesekian kali. Tanpa melihat pun Shween sudah tahu kalau Dav yang menghubunginya. Tak mungkin orang tuanya iseng menghubungi, toh mereka berada dalam satu rumah. Pun Nana atau Angel juga tidak. Nana lebih senang ke sini menemuinya langsung daripada berbicara melalui telepon. Sementara Angel terlalu sibuk deng