Bab 8 "Hanoman Prabu"

1658 Words
Hari ini Riri menghadiri sidang perceraiannya. Di pengadilan agama sudah terlihat Agun dan Ayahnya yang duduk di ruang tunggu sidang. Riri menemui Agung dan Ayahnya, Riri masih bersikap sopan dengan ayah Agung, Riri bersalaman pada ayah Agung, namun Tidka bersalaman dengan Agung.   "Katanya tidak datang?"tanya Riri.   "Biar cepat selesai." jawab Agung dengan angkuh dan sombong.   "Baguslah, Pak Agung datang, jadi prosesnya cepat," ucap Pak Anton pengacara Riri.   Agung hanya melirik sinis pada Riri, ibunya dan pengacara Riri. Selang beberapa menit Riri dan Agung di panggil masuk ke ruang sidang. Beberapa pertanyaan terlontar dari Hakim. Setelah itu Riri dan Agung di bawa ke Ruang mediasi. Disana Riri dan Agung menjawab tenang tanpa perdebatan sedikitpun. Agung pun menyetujui perceraian dan akhirnya mereka kembali ke ruang sidang setealh Mediasi. Hakim memanggil kembali Riri dan Agung, dan bertanya kembali pada mereka. Setelah beberapa pertanyaan terlontar dari Hakim, akhirnya Riri dan Agung resmi bercerai.   Sepulang dari pengadilan agama Riri mengajak makan siang ibu dan pengacaranya. "Pak terima kasih sudah membantu proses cerai saya."Riri berterima kasih pada pengacaranya..   "Iya bu Riri sama-sama."jawabnya tegas.   Sesampainya di rumah Riri langsung mengabari Alex kalau dia sudah resmi bercerai, Riri juga tadinya mau ngabarin Toto tapi Riri urungkan. Entah kenapa yang ada di pikiran Riri Alex, jadi dia langsung menghubungi Alex.   "Lex lagi apa? Aku bawa berita baik. Alhamdulillah aku sudah clear urusannya dengan Agung,"tulis Riri dalam pesannya.   "Alhamdulillah, kalau begitu bulan depan ada waktu Ri? bolehkah aku berkunjung kerumahmu?"tanya Alex dalam balasan Chatnya.   "Iya boleh, beri tahu aku, biar aku bisa ambil cuti ya," balas Riri.   "Oke sayang,"balas Alex.   Riri membaringkan tubuhnya di tempat tidur, dia merasa lelah sekali. Ingin rasanya dia refreshing ke suatu tempat.   "Ah, ajak Vina ke pantai ah, nanti sore,"gumam Riri.   Riri mengambil ponselnya dan menghubungi Vina lewat w******p.   "Vin, Alhamdulillah, akhirnya selesai juga aku dengan Agung."tulis Riri pada pesan w******p nya.   "Alhamdulillah, akhirnya ganti status baru, nih,"balas Vina.   "Iya, Vin. Nanti sore ke pantai, yuk. Kita jalan, terus makan-makan, aku yang traktir,"ajak Riri.   "Siap, aku tunggu di rumah,"balas Vina.   "Oke, beib,"jawab Riri.   Riri mengakhiri chat dengan Vina, dia masih merbahkan tubuhnya dia atas tempat tidur. Saat dia mendengan Suara Adzan Ashar, Riri segera beranjak ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan dengan Vina.   Riri sampai di rumah Vina, dia menunggu Vina yang sedang berdandan. Setelah selesai berdandan, Vina keluar dari kamarnya. Mereka langsung berangkat menuju ke rumah makan Favorit mereka. Riri dan Vina memesan makanan yang sama.   "Cie, jendes," ledek Vina.   "Hus, jangan berisik, banyak orang," ucap Riri.   "Biar tau semua disini ada jendes cantik yang masih baru, masih anget-angetnya." Vina semakin membully Riri.   "Udah makan tuh, jangan bully temanmu yang cantik ini,"balas Riri.   "Iya, iya, ini mau makan beib,"ucap Vina.   Seusai makan, mereka langsung menuju ke pantai menikmati sunset yang indah. Mereka berbincang-bincang soal pekerjaan tadi. Riri bertanya pada Vina bagaimana keadaan kantor tadi. Ponsel Riri berbunyi ada notifikasi dari aplikasi chat lainnya di ponsel Riri. Satu permintaan pertemanan muncul di aplikasi chat milik Riri.   "Hanonam Prabu?"gumam Riri.   "Kamu tau ini Vin?"tanya Riri.   "Hanoman Prabu? tidak, di terima saja Ri, jaraknya dekat pasti orang sekitar sini,"saran Vina.   "Iya deh,"ucap Riri.   "Ah coba aku konfirmasi saja lah, buat nambah teman, jaraknya juga dekat gak jauh, berarti dia orang sini,"gumam Riri. Riri mengkonfirmasi permintaan pertemanan dari "Hanoman Prabu" itu.   "Sudah di konfirmasi?"tanya Vina.   "Sudah,"jawab Riri.   Setelah beberapa menit mengkonfirmasi pertemanan Hanoman Prabu itu, ada chat masuk di ponsel Riri. Riri membukanya, dia kaget Hanoman Prabu mengirim pesan pada Riri.   "Hai, mba. Salam kenal,"pesan dari Hanoman Prabu.   "Salam kenal juga mas atau mba Hanoman," balas Riri.   "Mas, dong, masa Hanoman Prabu cewek. Ini mba lagi di pantai?"tanya Hanoman Prabu.   "Iya, kok tau?"jawab Riri.   "Iya, kan jaraknya dekat, gak mungkin kan aku juga sedang di pantai dengan jarak kurang lebih 500 meter tapi mba di Jogja?" balas Hanoman Prabu dengan emoticon tertawa.   "Ah, iya benar,"jawab Riri.   "Mba di sebelah mana?"tanya Hanoman Prabu.   "Di dermaga," jawab Riri.   "Berdua atau sendir, atau dengan Benyak orang?" tanya Hanoman Prabu.   "Berdua dengan temanku,"jawab Riri.   "Oh, yang berdua satu pakai baju biru satu pakai baju coklat ya?"tanya Hanoman Prabu.   "Iya, benar, mas,"ucap Riri.   "Kalau aku yang sedang duduk di bangku warna biru dekat lampu, ini dengan mba siapa, ya? terus yang pakai baju biru atau coklat?"tanya Hanoman Prabu.   "Aku Riri mas, aku yang pakai baju coklat, yang pakai baju biru temanku, namanya Vina. Oh iya, itu masnya yang duduk di sana? Mas namanya siapa? Hanoman Si kethek putih, kah?"tanya Riri.   "Oh, mba Riri? Aku Presetyo, mba. Hanoman nama akun saja, boleh minta nomor w******p nya?"tanya Prasetyo.   "Iya boleh." Riri memberikan nomor w******p nya pada Prasetyo.   "Makasih mba, aku save ya?"tanya Pras.   "Oh, iya mas, sama-sama.   Riri senyum-senyum sendiri sambil Chat dengan Pras, tanpa sadar Vina memerhatikannya.   "Hai, bu jendes, senyum-senyum sendiri dari tadi. Aku tinggal dulu ya, mau nemuin temen di situ sebentar aja,"pamit Vina.   "Oke, jangan lama-lama, kesini nanti sekalian beli minum ya?" pinta Riri.   "Siap, bosku." jawab Vina sambil berlalu meninggalkan Riri.   Setelah Vina pergi meninggalkan Riri di dermaga pantai sendirian. Tiba-tiba, seorang pria menghampiri Riri.   "Mba Riri ya?"sapa pria itu.   "Iya, mas siapa, ya?"tanya Riri.   "Hanoman mba, alias Prasetyo,"jawabnya.   "Oh, Mas Pras?sama siapa mas kesini?"tanya Riri lagi.   "Sendiri, itu teman-teman sedang ngobrol aku tinggal, lihat cewek cantik sendirian, takutnya di gondol setan,"canda Pras.   "Bisa saja, Mas Pras ini. Mas rumahnya mana? Asli sini?"tanya Riri   "Iya mbak saya asli sini, rumah saya dekat dari sini, kurang lebih 45 menit untuk sampai kepantai ini. Tapi saya kerja di Surabaya mba, merantau, untuk modal nikah,"jawabnya.   "Mba Riri asli sini?"tanya Pras.   "Iya, saya asli sini, mas. Tapi rumah saya lebih jauh dari sini, kurang lebih satu jam untuk sampai di pantai ini,"ucap Riri.   "Mba Riri kerja di mana?"tanya Pras.   "Kerja di perusahaan otomotif mas, bagian admin. Kalau mas?"tanya Riri.   "Aku kerja di bengkel resmi mobi, mba, jadi mekanik,"jawab Pras.   Mereka berdua asyik mengobrol sharing-sharing masalah kerjaan, karena pekerjaan mereka hampir sama, jadi nyambung saja ceritanya. Tak lama kemudian ada pengamen datang membawa gitar. Pras meminja,m gitar pada pengamen itu.   "Mas, boleh pinjam gitarnya?aku sewa deh, boleh ya?"pinta Pras pada pengamen itu, pengamen itu mengiyakan, dia meminjamkan gitarnya pada Pras. Pengamen itu pergi agak menjauh dari Pras dan Riri.   "Bisa nyanayi?"tanya Pras.   "Sedikit sih, kan aku penyanyi yang hanya show di kamar mandi.".jawab Riri sambil bercanda.   "Nyanyi yuk, aku pingin denger suara kamu," pinta Pras.   Mereka berdua layaknya sepasang kekasih yang romnantis, bernyanyi bersama di dermaga, mereka menyanyikan lagu kemesraan dari Iwan Fals. Riri dan Pras semakin menikmati alunan lagu, alunan gitar yang pras mainkan begitu mendamaikan jiwa di iringi deburan ombak dan semilirnya angin sore itu. Dan tak lama kemudian Vina datang dari menemui temannya.   "Duh, romantisnya, ditinggal sebentar saja udah ada yang menemani." Vina datang dan duduk di sebelah Riri.   "Lagiyan siapa suruh lama sekali," ucap Riri.   "Eh, mana minumnya, aku haus,"pinta Riri.   "Ini." Vina menyorkan air mineral pada Riri.   "Ehm.. ngomong-ngomong ini mas siapa ya?" sapa Vina pada Pras.   "Saya Prasetyo mba, teman baru Mba Riri, baru kenalan tadi,"jawab Pras.   "Oh, baru kenalan tadi? tapi kok rasanya kalian sudah kenal lama ya? Habis dekat sekali." Vina terheran, karena memang Riri seolah sudah mengenal pras lama sekali. Mereka terlihat akrab sekali saat Pras sedang main gitar dan Riri juga menyanyi.   "Kenapa kalau kelihatan sudah kena lama banget sama aku, Vin?"tanya Riri.   "Gak apa-apa sih, Ri," jawab Vina singkat.   "Em, maaf, saya pamit dulu, Ya Riri, Vina, soalnya saya juga sudah di tunggu teman saya, di sana," pamit Pras.   "Ah, iya mas,"ucap Riri.   "Oke nanti pulangnya hati-hati ya, Ri,"ucap Pras.   "Oke," jawab Riri.   Sesudah Pras pamit, Vina begitu penasaran dengan Pras, bisa-bisanya Riri akrab sekali dengan laki-laki kucel dan dekil seperti dia, masih mending Toto, walaupun sudah beristri tapi tingkat ketampanannya sungguh memikat hati para wanita.   "Ri, itu tadi siapa? kamu kenal cowok kok kucel banget gitu, jangan bilang kalau dia pengamen," ucap Vina.   "Hus, sembarangan, dia bukan pengamen! Itu yang nama akunnya Hanoman Prabu, yang tadi aku tanya ke kamu, dia kerja di Surabaya, merantau jadi mekanik di bengkel mobil resmi," jawab Riri.   "Oh, kirain pengamen Ri." ucap Vina sambil mengambil foto selfi dirinya.   ^^^^^^   Ponsel Riri berbunyi ada notif WA dari Pras, dia menyuruh Riri untuk segera pulang, karena hari sudah mulai petang.   "Riri, sudah mau petang pulanglah." isi chat dari Pras.   "Iya mas, bentar lagi," jawab Riri.   "Ya sudah hati-hati pulang nya ya," balas Pras.   "Siap komandan!"jawab Riri.   Riri senyum-senyum sendiri seusai menerima chat dari Pras, dia mengingat saat tadi Pras meminjam gitar pada pengamen.   "Coba aku punya kekasih atau calon suami atau juga suami seperti Pras, pasti aku ndak pernah stres cari hiburan, karena dia suka ngelawak, lucu, jago main gitar pula," batin Riri.   "Eh, ini orang kesambet setan apa ya senyum-senyum sendiri," tukas Vina dengan heran.   "Pulang yuk," ajak Vina.   "Yuk pulang," jawab Riri.   Mereka berdua pulang ke rumah, Riri mengantarkan Vina pulang ke rumah nya terlebih dahulu.   "Vin aku langsung pulang ya, salam buat ibu dan bapak,"pamit Riri.   "Oke hati-hati ya say, terima kasih buat makan-makan nya," jawab Vina.   "Iya, sama-sama Vin, dah."Riri melajukan sepeda motornya.   Sesampainya di rumah Riri langsung membersihkan diri dan seperti biasanya dia langsung menuju tempat favoritnya yaitu temapta tidur.   Ponsel Riri berbunyi, Pras mengirim chat untuk Riri.   "Sudah di rumah?"tanya Pras dalam Chatnya.   "Iya mas sudah," jawab Riri.   "Alhamdulillah, kamu lagi apa?" tanya Pras.   "Sedang rebahan di tempat tidur. Mas lagi apa?' jawab Riri.   "Sedang rebahan juga, aku boleh telfon kamu?"tanya Pras.   "Iya mas boleh,"jawab Riri.   "Oke, aku telepon sekarang ya?"jawab Pras.   Riri tidak membalasnya dia hanya menunggu Pras meneleponnya. Dan akhirnya ponsel Riri berbunyi ada telepon masuk dari Pras.   Mereka berdua melanjutkan obrolan nya lewat telfon. Tanpa mereka sadari, saking asiknya ngobrol, mereka sampai lupa waktu. Hingga tak sadar jam sudah menunjukan pukul 2 pagi. Pras memang jago sekali membuat Riri tertawa, menceritakan cerita-cerita lucu yang membuat Riri tak bosan di telfon dia.   "Mas, udah jam 2 pagi ini lho," jelas Riri.   "Eh iya, asik banget Ri ngobrol sama kamu sampe lupa waktu gini, sudah kamu istirahat besok kerja, kan?" ucap Pras.   "Iya mas, lagiyan kamu sukanya ngelucu bikin aku ketawa gak bosen banget mas ngobrol sama kamu, ada aja yang kamu ceritain," jawab Riri.   "Ah, masa sih? ya sudah tidur sana, Nice Dream." Pras mematikan telfon nya dan menyuruh Riri istirahat.   Pras memang orang yang kocak, tidak neko-neko, orangnya apa adanya, walaupun sedang ngobrol dengan wanita dia tidak suka Jaim, selalu care, kocak, dan konyol.   "Kamu beda sekali dengan pria lain mas, meskipun kamu tau aku janda, tapi kamu sopan sekali tak sedikitpun kamu ngobrol masalah seks atau apalah, bisanya hanya menghibur dan membuat aku tertawa, selama ini tidak ada pria yang seperti kamu mas." Riri melamun dan berkata dalam hati. Dia akhirnya tertidur ketika sedang membayangkan kekocakan Prasetyo saat tadi menelfon nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD