Bab 3 "Menghapus Memori"

2042 Words
Riri dan Vina sedang memilih Ponsel di sebuah Mall. Mereka berdua membeli ponsel yang sama. Maklum, ponsel sebelumnya jadul dan sekarang kan musim Android, masa ketinggalan zaman.   Setelah selesai membeli ponsel dan mengisntal semua aplikasi Sosmed, Games, dan lain sebagainya, mereka berdua menuju ke angkringan langganan mereka untuk makan malam.   "Mas aku pesen Biasa ya,"ucap Riri pada penjualnya.   "Aku juga sama mas." Vina ikut memesan sesuai apa yang di pesan Riri.   Setelah makan mereka asyik berfoto dan saling tukar nomor w******p serta Line.   "Ri, mantai yuk, asik nih menikmati teh poci di tepi pantai dan mendoan panas," ajak Vina.   "Duh, gak ah Vin sudah malam, pulang aja yuk, tapi kerumah kamu dulu, aku pingin curhat sama Ayah kamu biar tambah plong." Riri menolak memilih pulang dan ingin kerumah Vina menemui Ayahnya Vina.   Memang Riri sudah menganggap orang tua Vina seperti orang tua sendiri terlebih dengan Ayah Vina.   "Oke, kangen nih, sama Bokap gue?" tanya Vina.   "Ih, apaan sih, pakainya loe gue end, gitu?" ucap Riri sambil tertawa mendengar Vina bicara dengan gaya orang jakarta “loe gue”.   "Aku senang, akhirnya temen aku satu ini tertawa lepas, cie...punya ponsel baru, semoga segera dapat jodoh baru juga ya, beib," ucap Vina.   "Apaan sih, resmi cerai aja belum, beib. Yuk ah, capcus otewe ke ayah kamu, kangen sama ayahmu," ajak Riri.   Sesampainya diruman Vina, Riri pun menemuai ayah Vina dan menceritakan masalah apa yang Riri alami. Ayah Vina memberi nasehat pada Riri dan mencarikan jalan yang terbaik.Akhirnya Riri pun mendapat Solusi yang tepat. Ya, Riri harus memantapkan pisah dengan suami, walaupun hati Riri sakit dan hancur setidaknya masih banyak orang yang sayang kepada Riri.   Jam menunjukan pukul 8 malam. Riri berpamitan pada Vina dan ayahnya. Sesampainya dirumah Riri langsung mandi dan setelah itu Riri merebahkan tubuhnya di kasur. Dikamar ini Riri selalu meraskan hadirnya agung, bayang-bayang saat bersama agung terulang lagi di memori Riri.   "Aku harus kuat, aku harus membuang rasa cinta untuk Agung jauh-jauh, semangat Riri...! jalanmu masih panjang, masih banyak diluar sana laki-laki yang baik," gumam Riri sambil menyemangati dirinya sendiri.   Tok...tok...tok...terdengar ketukan pintu kamar Riri.   "Ri, kamu sudah tidur? kalau belum apa ibu bisa masuk ke kamarmu sebentar?" tanya ibu Riri   "Iya bu, masuklah tidak ku kunci pintunya," jawab Riri.   Dikamar Riri dan Ibunya berbicara tentang masalah Riri dan Agung. Akhirnya Riri memutuskan akan menggugat cerai agung dan menyewa pengacara agar cepat selesai seperti yang di minta Agung.   "Ibu hanya ingin yang terbaik buat kamu Ri, lakukan jika itu yang terbaik, ibu selalu berdoa untuk kebahagiaan anak ibu yang cantik ini. Jangan sedih, ada ibu dan orang-orang yang selalu sayang sama kamu." Ibu Riri mencoba menasehatinya dan menenangkan hati putrinya.   "Iya ibu, terima kasih, ibu selalu ada buat Riri. Maafkan Riri bu, Riri janji jika mendapat pasangan hidup lagi sesuai pilihan ibu, Riri akan nurut sama ibu, maafkan Riri." Riri menangis sambil memeluk ibunya.   "Sudah istirahatlah, besok kamu kerja, jangan nangis nanti cantiknya hilang," ucap ibu Riri sambil mengacak-acak rambut Riri.   Riri bersiap untuk tidur, saat akan memejamkan matanya ponsel Riri berbunyi, terdengar suara notifikasi di Facebooknya, ada permintaan pertemanan baru di akun f*******: Riri. Riri mencoba mengkonfirmasinya. Alex nama facebooknya, Riri menyangka Alex itu teman Riri sewaktu SMA, dan ternyata bukan.   “Hai....” ~Alex   “Hai juga, ini siapa? Apa ini Dimas?” ~Riri   “Bukan, aku Alex, kamu?” ~Alex   “Sudah jelas kan nama saya di akun?” ~Riri   “Oh...ini nama asli?” ~Alex   “Iya lah, masa palsu,” ~Riri   “Jangan cetus dong, cantik-cantik cetus,” ~ Alex   “Suka-suka dong!” ~ Riri   “Sudah jangan marah-marah, iya aku minta maaf, boleh kan kita kenalan?” ~Alex   “Hmmm...kalau gak boleh, aku gak balas inbox kamu, buat apa aku balasin inbox,” ~Riri.   “Oh...iya, iya...ya sudah salam kenal, aku Alex, kamu Riri, orang mana? Aku orang Surabaya,” ~ Alex   “Iya,mas. Salam kenal juga, aku Riri, adli Semarang,” ~ Riri   Mereka berdua akhirnya saling sapa lewat inbox dan bertukar nomor w******p. Riri hanya menanggapi Alex biasa-biasa saja. Yah...untuk mengusir rasa sepinya saja, dan mengusir bayang-bayang Agung yang masih mengganggunya.   Riri termenung sambil membuka laptopnya, lagi-lgi yang ia temukan adalah kenangan bersama suaminya yang b******k itu. Dia memutuskan menghapus semua memory tentang Agung di laptopnya, dari foto pernikahannya dan foto yang lain, tyang berhubungan dengan Agung.   “Maaf Mas Agung, semua sudah berakhir, aku benar-benar ingin penjelasan dari kamu,bagaimana denga n hubungan kita, tapi kamu tetap bersikeras untuk bercerai. Aku bisa apa kalu itu maumu, walaupun terpaksa, aku tetap akan mengurus gugatan cerai, sesusai keinginan kamu, Mas,” gumam Riri.   Pukul 23.00 WIB  mata Riri enggan untuk di pejamkan, terlintas bayang-bayang Agung di depan Riri.   "Ya Allah, kenapa bayang-bayang Mas Agung masih terlihat?" lirih Riri.   Tiba-tiba Riri di kagetkan dengan getaran ponselnya, ada notif w******p masuk dari nomor yang tidak ia kenal.   “Siapa ini?” ucap Riri dengan lirih.   "Sudah tidur?" ~ 0853xxxxxxxx   “Siapa?” ~ Riri   “Aduh....belum di save ya Nomorku?” ~0853xxxxxxxx   “Aku Alex, Riri, yang tadi inbox kamu,” ~0853xxxxxxxx   “Oh...iya aku belum simpan, ya sudah ini tak simpan nomor kamu,” ~ Riri   “Oke, kamu kok belum tidur?” ~Alex   "Belum, kamu belum tidur juga?" ~ Riri.   "Masih pingin cerita-cerita sama kamu, dan dengar cerita kamu, hehehe," ~ Alex.   "Sudah malam tidur sana," ~ Riri   "Aku boleh aku Video Call?" ~ Alex   "Iya, silahkan," ~ Riri.   Mereka berdua melakukan Video Call, lewat w******p, saling bertukar cerita, hingga suatu ketika mereka memberanikan diri saling curhat masa lalunya. Ya, Alex juga pernah bertunangan namun gagal. Alex menceritakan semua masa lalulnya pada Riri begitu juga Riru. Riri merasa nyaman bercerita dengan Alex, oleh sebab itu Riri berani menceritakan semua masalahnya pada Alex yang sedang ia alami sekarang. ( Alex P.O.V)   Alex, dia pernah bertunangan namun pupus di tengah jalan, karena tunangannya memilih pria lain yang lebih mapan. Alex hanya seorang pengajar di SMP sebagai guru TIK. Hari demi hari Alex berusaha move on dari mantan tunangannya. Namun, tak ada seorang pun yang bisa membuat Alex move on dari Maria, mantan tunangannya itu.   "Riri, ada perbedaan di antara banyaknya wanita yang datang kepadaku, kenapa kamu bisa meluluhkan hati yang beku ini dalam sekejap, dan bisa membuatku terbayang-bayang akan dirimu? Secepat inikah aku menjatuhkan hati ini padamu, Riri? Apa kamu yang akan membuat aku lupa akan Maria, yang begitu menyakitiku? Sungguh hati ini tidak bisa berbohong, baru saja kenal dan lihat kamu lewat Video Call hati ku bagai terhempas bebas mencari jalan yang menuju ke kamu, Riri," lirih alex dalam lamunannya, sambil mengacak-acak rambutnya.  ^^^^^^^^ Pukul 5 pagi, ponsel Riri bergetar karena Alarm nya berbunyi, dia mematikan alarmnya dan melihat ada pesan masuk dari Alex. Dia menanyakan Riri sudah bangun dan sholat subuh apa belum. Riri mmembalasnya terlebih dahulu sebelum ia keluar mengambil air wudhu untuk sholat subuh.   Riri bergegas mengambil air wudhu setelah membalas chat dari Alex, dan setelah itu dia sholat subuh. Seusai sholat subuh Riri langsung ke dapur membereskan piring dan gelas kotor lalu mencucinya. Sebelum mandi Riri menyapu lantai sembari menunggu tukang sarapan keliling. Itu semua sudah biasa Riri lalukan sebelum berangkat kerja.   Jam menunjukan pukul 07.00, Riri baru saja selesai mandi, ponsel Riri bergetar di atas meja riasnya, dia melihat ada Video Call masuk dari Alex, dia langsung mengangkatnya, tanpa sadar dia hanya memakai handuk yang di lilitkan di tubuh sexy nya.   "Hay, Lex! aku baru selesai mandi, mau siap-siap ngantor, kamu tidak pergi kerja?" tanya Riri sambil menyapa Alex yang sudah rapi dengan pakaian dinasnya.   "Upst...Riri! kamu seksi sekali!" ucap Alex yang melihat tubuh sexy Riri hanya terbalut lilitan handuk saja.   "Ri, kamu tanggung jawab, ada yang mengeras, nih. Coba aku di situ, kamu aku habisi, Ri," imbuh Alex, memang Alex sudah merasakan sesak di bagian celana dalamnya. Niatnya cuma bercanda, tapi Alex terbawa suasana hingga si junior mengeras sempurna.   "Alex...! apaan sih!" tukas Riri.   "Maaf membuat kamu pagi-pagi melongo seperti itu, aku reflek mengangkat Video Call dari mu,"ucap Riri.   "Ya sudah, sana siap-siap kerja, aku juga mau berangkat kerja, dah..." ucap Alex, dia langsung mengakhiri Video Callnya. Alex masuk ke kamar mandi menuntaskan hasrat yang di bangunkan oleh Riri. Dia menyelesaikan hingga merasa lega. Akhirnya Alex terpaksa mandi lagi setelah bermain dengan sabun.   Riri segera memakai seragamnya, dia masih terlihat merona wajahnya karena kata-kata Alex tadi, dia tidak memungkiri, walaupun baru beberapa di tinggal Agung, Riri sudah merindukan sentuhan pria, yang terkadang setiap pagi, dia di sentuh oleh Agung, suaminya.   "Alex, kamu orang kedua setelah suamiku yang melihat tubuhku hanya terlilit handuk," lirih Riri sambil bercermin dan memoleskan makeup natural di wajahnya.   Walaupun hanya sebatas chat, telepon atau Video Call dari Alex, Riri merasa sedikit bahagia, karena dengan hadirnya Alex, mampu mengusir rasa sepi di hatinya dan bayang-bayang Agung.   "Terima kasih Alex, kamu hadir di saat aku terpuruk dan tersakiti karena laki-laki. Semoga kamu akan selalu ada ketika aku jenuh dan saat bayangan Agung kembali muncul, walaupun hanya sekadar bayangmu saja." lirih Riri.   ^^^^^   Riri sudah sampai di kantornya, dia mulai menyiapkan file-file yang harus ia kerjakan hari ini.   "Selamat pagi semua, ayo brifing dulu!" seru om Wawan, dia adalah Kepala Admin di kantor.   Semua kumpul di halaman belakang, Om Wawan mencari suasana baru Brifing di luar, atau suasana Outdoor. Katanya biar kita merasakan hangatnya mentari pagi juga. Brifing berjalan dengan lancar.   Selesai brifing Riri ke kamar mandi, lalu Riri menuju wastafel untuk bercermin seperti biasanya. Tiba-tiba ada yang menyodorkan kue pada Riri dari belakang Riri.   "Hai cantik, ini buat kamu, sudah tak bersedih lagi, kan?" tanya Toto dengan menyodorkan kue dari belakang Riri.   "Jiah...bapak-bapak genit mulai beraksi, nih. Oke, terima kasih kuenya, om. sering-sering saja tiap hari, om,"jawab Riri sambil tersenyum manis dan segere berlalu meninggalkan Toto.   Tangan Toto menarik tangan Riri, hingga langkah kaki Riri berhenti, tanpa aba-aba Toto langsung mendaratkan ciuman kilat di bibir manis Riri.   "PLAK..!"   Sebuah tamparan mendarat di pipi Toto, Riri melempar kue yang tadi Toto berikan. Untung semua karyawan sudah berada di tempat kerja masing-masing dan big bos belum datang.   "Jangan seenaknya saja kamu! ini di tempat kerja! Dan ingat! kamu sudah punya anak istri!" tukas Riri dengan penuh amarah.   "Harus berapa kali aku menjelaskan, aku ingin kamu jadi milik ku Riri! Aku sungguh ingin memilikimu, tidak tau kapan aku bisa memilikimu, walau hanya sebatas kekasih simpanan, kekasih bayangan atau kamu akan menjadi istri sahku, nantinya! aku tak peduli dengan statusku! Sungguh, kamu membuat aku gila, Ri, kamu yang mampu membuatku berulang kali jatuh cinta,"ucap Toto sambil menyandarkan Riri ke dinding.   Tangan Toto memegang erat pundak Riri, Toto mendekatkan wajahnya pada wajah Riri, Riri merasakan napas lembut Toto di wajahnya, Riri hanya diam dan memejamkan mata, entah apa lagi yang akan dilakukan Toto pada Riri.   "Riri, aku sayang kamu, aku mencintaimu, kamu hanya miliku," Riri kembali merasakan harumnya napas Toto, Toto semakin mendekati Riri dan dia melumat habis bibir Riri dengan lembut.   "Aku mencintaimu, Riri," ucap Toto dengan napas yang terengah-engah, dia menghirup oksigen sebentar dan kembali menikmati ciumannya dengan Riri. Riri juga sama, dia semakin menikmati ciuman Toto. Dan tidak hanya itu, Toto melakukan apa yang seharusnya tidak ia lakukan pada Riri. Toto membuka kancing seragam Riri hingga menampakan dua gundukan sintal dan seksi di d**a Riri. Toto mendarakan bibirnua di d**a Riri, dia menyesapnya dan tangan satunya meremas gundukan satunya.   “Uhmmm....Om, please....ini di kantor, lepaskan, akkhh....” pekik Riri saaat Toto dengan lembut melumat habis d**a Riri dengan kecupan lembut.   Tidak peduli di kantor, Toto terus melaukannya, hingga seragam Riri menjadi acak-acakan. Riri semakin meleguh, menikmati apa yang Toto alukan pada Riri. Hingga Toto puas bermain di d**a Riri yang masih padat itu.   “Please, Ri... kita lakukan ini pulang kerja, aku tau kamu menginginkannya, Love You, Riri,” ucap Toto dengan terengah-engah dan kembali menikamtai gundukan di d**a Riri.   Riri sadar, dia teringat Alex, harusnya Alex yang melakukan ini, bukan suami orang. Riri memang membutuhkan sentuhan ini, dia merindukan sentuhan ini yang selama hampir dua minggu tidak ia rasakan lagi. Toto berhasil mengacak-acak gairah Riri yang terpendam pagi ini.   "Tolong lepaskan, Toto,"ucap Riri dengan suara terengah-engah karena Toto sudah melakukan hal yang melewati batas .   "Please, jangan lakukan ini terlalu dalam, Toto, lepaskan." Riri menangis tapi Toto semakin ingin melakukannya.   "Toto, please, hentikan!" Riri memekik dan memohon pada Toto, suara Riri terdengar serak dan terisak, Toto sadar Riri menangis, dia langsung melepaskan Riri dan menghapus air mata Riri.   Toto memeluk Riri meredakan tangisan Riri, dia mencium puncak kepala Riri, dia merasa menyesal membuat Riri menangis pagi-pagi. Toto menata kembali seragam Riri dan mencium kening Riri sebelum kembali bekerja.   "Maafkan aku, Ri. Maafkan aku, aku terbawa suasana, karena memang aku menyukaimu,"ucap Toto.   Perlahan Toto melepaskan Riri dan masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya pada Riri. Riri menyeka air matanya, dia mencuci mukanya agar tidak terlihat habis menangis. Tanda merah dari Toto tertinggal di dekat d**a Riri. Untung saja masih bisa tertutup oleh seragam Riri.   "Toto, kamu membuat aku melayang seperti ini, kamu suami orang, seharusnya aku tidak seperti ini, kenapa aku menikmati apa yang Toto berikan tadi,"gumam Riri sambil bercermin.   Riri kembali ke meja kerjanya, dia mengatur kembali perasaannya dan mencoba tenang dengan apa yang baru saja terjadi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD