Selamat membaca "Berikan tanganmu," suruh Eden membuka telapak tangan. Miki mengerutkan dahi bingung. Namun, dia tetap mengulurkan tangan di atas telapak tangan Eden. Eden mengambil cincin dari kantong celana dan memasangkan ke jari manis Miki. "Ini cincin turun-temurun dari keluarga yang diberikan almarhumah mama untuk istriku kelak." Miki tertegun dan beralih menatap Eden dengan tatapan tidak percaya. "Aku tidak pantas menerima ini," pungkas Miki merasa rendah diri. "Lalu siapa yang pantas? Bukankah sekarang yang menjadi calon istriku itu kamu? Jadi memang sudah seharusnya kamu yang memakai cincin ini." Miki masih saja tampak resah dan gelisah. Alih-alih senang diberikan cincin yang indah, Miki justru merasa terbebani. Dia khawatir jika tidak bisa menjaga cincin yang amat sangat be