pernikahan Rahasia

pernikahan Rahasia

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
HE
stepfather
heir/heiress
drama
bxg
highschool
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

karena suatu alasan Elisha yang saat ini masih menginjak bangku kelas dua belas harus menikah dengan seseorang secara sembunyi-sembunyi. Bukan karena ia hamil duluan, buktinya ia bahkan masih bisa sekolah dengan tenang tanpa ada yang tahu kalau ia saat ini sudah berstatus istri orang.

Pernikahan dengan usia yang sangat muda dengan gejolak emosi yang belum stabil satu sama lain . Bagaimana Elisha akan menjalani pernikahannya yang harus ia rahasiakan itu.

chap-preview
Free preview
upacara
Hari Senin pagi setiap siswa di SMA Bahana Nusantara pasti akan melakukan upacara bendera. Itulah mengapa khusus di hari senin setiap siswa harus sudah hadir sebelum jam tuju pagi. Karena upacara akan segera di mulai saat itu juga. Terlihat seorang gadis saat ini berlari dari arah gerbang sekolah dengan mengangkat sedikit rok panjang yang saat itu ia pakai. Ia bahkan tidak peduli dengan kerapian kerudung yang ia pakai saat ini. Gadis itu adalah Elisha, salah satu petugas upacara dari kelas dua belas IPA 1 hari ini. " Hah, aku nggak telat kan?" Tanya Elisha ke salah satu temannya. " Belum, udah sana ambil naskah UUDnya , sama benerin dulu hijab Lo," ucap Jessica , teman sekelas Elisha. "Oke, sebentar aku mau taruh tas ini dulu ya," ucap Elisha. Jessica hanya bisa menggelengkan kepalanya, temannya satu itu memang sedikit ajaib tingkahnya walaupun terlihat seperti anak pendiam. Tidak lama kemudian Elisha sudah kembali ke lapangan dengan kondisi yang lebih rapi dari pada beberapa saat yang lalu. Terlihat gadis itu saat ini sedang membenarkan letak topi yang ia pakai. Elisha segera mengambil teks UUD yang akan ia baca hari ini dan segera masuk ke dalam barisan petugas upacara. " Heh sha Lo tadi udah sarapan belum?" Tanya Revi. "Belum, aku tadi kesiangan hehe," jawab Elisha sambil tertawa. " Untung aja kita hari ini jadi petugas jadi Lo nggak kepanasan sha," ucap revi. "Ah iya Jessica tadi katanya udah beli makanan buat Lo di kantin," saut salsa. " Ah, udah kayak cenayang aja ya," ucap alisha. Tidak lama kemudian upacara itu sudah di mulai. Selama kurang lebih satu jam mereka melaksanakan upacara untuk mengenang jasa para pahlawan. Kegiatan itu berlangsung dengan lancar. Setelah selesai para siswa mulai berhamburan untuk masuk ke dalam kelas tapi juga ada beberapa yang masih mampir ke kantin terlebih dahulu. Berbeda dengan Elisha yang saat ini justru pergi ke kantor terlebih dahulu untuk mengambil buku absensi kelas. "Elisha, kelas kamu hari ini ada pelajaran olahraga nggak?" Tanya salah satu guru kedisiplinan. " Ada Bu, hari ini jam pelajaran pertama ," jawab Elisha. " Ah, ini ada titipan dari pak Hadi, beliau hari ini ada halangan ," ucap guru itu sambil memberikan secarik kertas. " Terimakasih Bu, ini nanti tugasnya di kumpulkan ke meja pak Hadi Bu?" Tanya Elisha. " Iya , setelah selesai langsung di taruh di sana, pesan pak Hadi tadi," ucap guru itu sambil menunjuk ke arah meja pak Hadi. " Terimakasih Bu, saya pamit ke jelas dulu," ucap Elisha . Elisha segera keluar dari kantor, di luar ia sudah di tunggu oleh ketiga sahabatnya itu. Kebetulan di tahun ini mereka memang satu kelas. Padahal di tahun-tahun sebelumnya Elisha hanya satu kelas dengan salsa sedangkan Jesica dan Revi berada di kelas yang terpisah. " Apaan itu El?"tanya salsa. " Tugas dari pak Hadi," "Lah nggak ke lapangan kita?" Tanya Revi. " Nggak, cuma di suruh ngerjain tugas beliau nggak masuk soalnya," jawab elisha. " Berapa soal El," ucap Jessica sambil mengintip kertas yang di bawa Elisha. " Cuma sepuluh," " Oke kalau gitu Jes Lo nyari jawaban nomor satu sama dua, dan Lo Revi nomor tiga empat, terus Lo El nomor lima enam biar gue sisanya ," ucap salsa sambil membusungkan d**a. "Nggak-nggak Lo nggak bener kalau nyari jawaban," ucap Revi. " Mending kerjain sendiri deh," ucap Jessica. " Bentar gaes kita salah kelas nggak sih," ucap Elisha saat mereka ada ambang pintu kelas . Mereka terlalu asyik mengobrol saat berjalan menuju kelas sampai tidak sadar telah memasuki kelas yang salah. Bukannya masuk ke kelas duabelas IPA satu mereka saat ini justru berada di duabelas IPS tiga. " Hai cantik ngapain nih ke sini, kangen sama mas Jo ya," sapa Joshua salah satu penghuni asli IPS tiga. Tanpa menjawab ucapan itu Elisha segera keluar lebih tepatnya berlari menuju ke kelasnya. " Elisha tunggu," ucap ketiga sahabatnya. Sebenarnya ini juga bukan pertama kalinya, mereka berempat salah masuk kelas karena sibuk berbicara sambil berjalan. Selain itu posisi kelas mereka juga berhadapan juga salah satu penyebab mereka sering salah masuk kelas. " Dari mana kalian?" Tanya Andi , ketua kelas duabelas IPA satu. " Pasti nyasar lagi ndi ke tetangga sebelah," ucap Asta. " Hehe iya ," jawab elisha. Elisha pun memberikan absensi ke Andi, Dan ia segera mengambil spidol untuk menuliskan tugas yang di berikan pak Hadi . " Pak Hadi nggak hadir El?" Tanya Andi saat menerima absensi. "He'em," jawab elisha yang masih fokus dengan tulisannya di papan tulis. " APA EL?" tanya Andi lagi dengan suara yang lebih tinggi. " Iya Bolot pak Hadi nggak masuk," jawab Jessica . " Eh gue tanya El ya jas hujan," ucap Andi. " Gue cuma bantu jawab ya landak, lagian Lo Bolot banget orang El udah jawab," ucap Jessica. " Eh iya Tah, ya maaf," ucap Andi. Andi segera memulai absen , setelah selesai beradu mulut dengan Jessica. Suasana kelas kembali hening setelahnya , seperti biasa kelas IPA satu itu termasuk kelas yang paling tidak berisik, kalau ada tugas. Selesai menulis di papan tulis , Elisha segera duduk di bangku miliknya yang berada di sebelah Jessica. " El nih makan dulu," ucap Jessica sambil memberikan bento yang tadi ia beli. " Bentar Jes, habis ini tinggal satu soal," ucap Elisha. "Gue suapin ya," ucap Jessica sambil membuka bento . "Bentar ya Jes," ucap elisha. " Lo udah cocok jadi emaknya El ," ucap Asta yang duduknya berada di belakang mereka berdua. " Ya nggak papa sih kalau gue punya anak kayak El, daripada kayak Lo," jawab Jessica. " Heh kurang ajar, oh ya El gue baru inget Lo jadi mau kerja di tempat om gue?" Tanya Asta. Mendengar pertanyaan itu Elisha pun memutar tubuhnya untuk menatap Asta langsung. " Iya ta, gimana? Soalnya aku pas ngelamar part time di kafe kemarin di tolak," ucap elisha. " Kata om gue nggak papa sih , asal Lo rajin , kenapa kok Lo di tolak di kafe?" Ucap Asta. " Aku kan masih enam belas tahun dan nggak punya KTP makanya mereka nggak mau katanya masih kecil," ucap elisha. Asta menepuk dahinya saat mendengar ucapan Elisha. Ia benar-benar lupa kalau Elisha itu dua tahun lebih muda dari dirinya. " Waduh gue lupa kalau Lo masih belum punya KTP , gimana kalau nanti sepulang sekolah Lo ikut gue ?" Tanya Asta. " Ikut kemana?" Tanya Elisha . " Ya ke restoran om gue , biar ngomong langsung," " Lihat nanti ya ta soalnya nanti aku ada urusan OSIS tapi nggak lama kok," Elisha segera menjawab soal yang ada di hadapannya setelah menjawab pertanyaan dari Asta. Tidak butuh waktu lama bagi Elisha untuk menyelesaikan sepuluh soal itu. Karena ia kan bisa mencari jawabannya di buku paket miliknya. Berbeda dengan ulangan ataupun ujian yang murni dari hasil belajar. " Nih aku udah selesai," ucap elisha sambil memberikan bukunya ke Andi. " Oke, sini biar gue tata," ucap Andi. Elisha pun kembali ke tempat duduknya , ia segera membuka bento yang di belikan oleh Jessica. " Wah enak tuh," ucap Asta. " Nggak boleh, El belum sarapan ," ucap Jessica sambil memberikan tanda silang dengan kedua tangannya. " Ya, iya nggak jadi minta," Memang di banding teman elisha yang lainnya, Jessica terlihat lebih menyayangi gadis yang dua tahun lebih muda darinya itu. Tetapi hal itu tidak sampai membuat persahabatan mereka berempat renggang. " gaes , ini tinggal siapa yang belum ngumpulin," ucap Andi sambil berdiri. " eh bentar kurang dua Weh," ucap salah satu siswa. Dan pada akhirnya kelas mereka mengalami jam kosong juga setelah sekian lama. Mereka pun memutuskan untuk menonton film bersama , di bandingkan keluar kelas. Cukup Andi saja yang keluar mengumpulkan buku ke kantor. Beruntung di setiap kelas di sekolah Bahana Nusantara memiliki proyektor. Jadi mereka bisa lebih mudah menonton film bersama. Kali ini mereka menonton salah satu film horor yang dipilih langsung oleh Asta si pemilik laptop. Di lain tempat, tepatnya di kelas sebelah banyak siswa yang curi-curi pandang ke arah kelas duabelas IPA satu. Mereka tampak iri dengan IPA satu yang sedang jam kosong. Di saat mereka asyik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara ketukan yang membuat mereka semua berteriak terkejut. Karena mereka benar-benar terlarut dalam film horor tersebut. tok... tok... tok.... " AAAAAKHHHHH......" teriak seluruh penghuni kelas duabelas IPA satu. " permisi, elishanya ada?" tanya orang yang tadi mengetuk pintu. " El, ada yang nyari El," ucap Revi sambil menepuk lengan Elisha yang masih menonton film. " eh iya ?" ucap elisha sambil menoleh ke arah pintu. Di sana terlihat ada Arga, ketua OSIS periode sebelumnya. Ia segera berjalan keluar menemui Arga. " ada apa ga?" tanya Elisha. " kelas Lo jamkos kan?" tanya Arga. " iya?terus?" " ikut gue ke ruang OSIS ya please," " emang mau ngapain ga?" " tolongin gue buat bikin proposal buat classmeet," " lah Vivian kemana? Minggu kemarin Vivian udah bilang kalau dia yang mau bikin proposal ga," ucap elisha. " gue nggak tahu , dia alasan terus , " Elisha menghela nafasnya panjang saat mendengar ucapan Arga. sebenarnya ia sudah bisa menebak kalau nantinya pasti Vivian akan seperti ini. Posisi Vivian adalah sekertaris satu yang harus mengurus proposal sedangkan Elisha adalah sekertaris dua yang yang biasa menjadi notula dan membuat surat untuk kegiatan di luar. Tapi akhir-akhir ini Vivian sangat luar biasa merepotkan. beberapa bulan lalu ia menghilang berkas anggota OSIS baru. Beruntung saat itu Arga bisa menemukan dimana berkas itu berada. Arga masih memaafkan hal itu, tapi sekarang mungkin tidak. Sesampainya di ruangan OSIS, terlihat ada tiga anak kelas sepulu yang sedang berusaha merangkai kata untuk proposal. Memang pada dasarnya tugas mereka kali ini hanya membimbing dan membantu anak kelas sepuluh dan kelas dua yang menjadi anggota OSIS tahun ini. Jadi mereka hanya cukup melihat dan merapikan beberapa kata saja . " eh kak Elisha, sini kak duduk di sini," ucap anak kelas sepuluh itu. " iya terima kasih, coba sini saya mau lihat," ucap elisha. Mereka pun memberikan laptop itu ke Elisha yang sedang membenarkan posisi kacamatanya. " udah bener kok ga , lain kali coba bawa kalkulator juga kalau bikin proposal," ucap elisha. Elisha segera mengembalikan laptop itu ke anak kelas sepuluh setelah menunjukkan kesalahan mereka saat menginput angka. Sebenarnya Arga bisa saja membantu anak kelas sepuluh itu, tapi ia tidak bisa setenang Elisha saat mengajari anak lain.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Me and My Freezer Boy

read
44.0K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.6K
bc

Tentang Kean [END]

read
10.7K
bc

Shanin’s Diary

read
10.1K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
214.4K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
172.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook