Evelyn menunggu dengan perasaan gugup, apa tujuan Arnesh memanggilnya. Ingin memberi tanda agar pria itu menganggap mereka tidak saling kenal. Namun kedua mata Lady begitu lekat mengawasi. Sehingga ia tidak bisa melakukan apa-apa. “Saya tidak suka kopi, tolong bawakan air putih saja,” pinta Arnesh tenang. Kedua mata Eve terbelalak, mendengar permintaan pria di hadapannya. Ada dua hal yang sedang ia pikirkan. Pertama, Arnesh ternyata bisa membaca isi hatinya sehingga bersikap seakan tidak saling kenal. Kedua, sejak kapan Arnesh tidak suka kopi, sedangkan tadi pagi pria itu hanya sarapan dengan minuman berwarna hitam pekat itu. “Eve, kamu dengar apa yang diminta Arnesh?” Suara Lady membuyarkan lamunan Eve. Wanita itu mengangguk gugup, padahal seharusnya bisa bersikap santai seperti Arnes