Teresa terkejut saat tiba-tiba tangannya ditarik, tubuhnya dihimpit ke dinding dan diringsek oleh tubuh besar. Secara impulsif ia membuka mulutnya untuk berteriak. Tapi dengan cepat bibir itu membekapnya. Ia sangat hapal aroma siapa ini. Sentuhan hangat yang selalu membuainya beberapa bulan lalu. Aroma mint menyeruak. Mata Tere membulat, bersinggungan dengan mata tegas yang mencoba membuainya. Di bawah remangnya cahaya wajah itu tersorot oleh lampu dari luar. Bulu mata lentik nan indah berderat hanya berkedip satu kali seolah tidak mau melepas momen itu. Satu tangan Elang bertumpu pada dinding mengungkung. Membuat Teresa tak berdaya di bawah kekuasaannya, hanya bisa membulatkan mata sebulat-bulatnya. menunjukkan sebagai rasa protesnya. Hingga semua berakhir setelah beberapa menit.