Mereka berempat berlajan menyusuri aula gedung itu. Melihat miniature-miniatur apartemen yang sudah disiapkan oleh pihak penyelenggara. Teresa berjalan di belakang Keyla dan Elang yang bergelanyut manja beriringan dengan bos pemilik perusahaan Permata Putih, pak Kevin. Membawa selembaran detail perincian data-data aparteman itu, Teresa terus saja menghela napas lalu menghembuskan pelan saat melihat tingkah Keyla yang seolah ingin mempertontontonkan kemesraannya. Sekuat hati dan pikiran, Teresa mencoba menetralisir perasaannya untuk tidak merasa cemburu. Sebab, bagaimana pun walau sebesar biji jangung peresaan itu masih ada. Teresa tidak bisa menyangkal itu. Tetapi ia sudah bermonolog pada dirinya sendiri, bahwa Elang sudah bukan lagi miliknya ia sudah melepaskan sepenuhnya. Jadi mau de