Dupatta berat Chandni jatuh ke lantai, teronggok di tumitnya. Perhiasan tangannya bergemerincing saat dia membuka gelungan rambut, mengurai mayang gelap dan menyibaknya ke bahu, menyusuri helaian panjang itu dengan jemari berhias mehndi. Sentuhan lembut di punggungnya yang terbuka membuat Chandni terkesiap. Imdad menggambar garis bergelombang di permukaan punggung mulus Chandni. Gadis itu memutar tubuh dan menoleh dengan mata terbuka lebar, tetapi segera menyorot lembut seakan sudah menantikan kedatangannya. Imdad terpesona oleh ekspresinya. Wajah Chandni begitu jelita dengan hiasan bindi merah, kajal hitam melukis kelopak matanya dan bibir dipoles pewarna semerah darah. Ia segera menyentuh bibir Chandni dengan telunjuk agar gadis itu tidak bicara. Imdad mendempetkan tubuhnya pada Chandn