Imdad menurunkan kerudung Chandni hingga menutupi wajahnya dan menaikkan Chandni ke punggung Aanjay, kudanya. Ia lalu menyentak kuda itu melaju meninggalkan sanggar. Dari gerakannya yang tegas Chandni bisa merasakan Tuan Imdad kesal padanya. Dia diam saja dan mengintip arah perjalanan mereka. Karena kuda berlari menuju hutan, Chandni pun tidak protes. Sampai di tepi sungai, Imdad menghentikan kudanya dan turun lebih dulu. “Turun!” serunya pada Chandni dengan nada membentak. Gadis itu turun dari kuda, membenahi selendangnya agar tidak menutup wajahnya lagi. Mata bulatnya mendelik pada Imdad. Imdad mengangkat dagu dengan angkuhnya, menantang nyali Chandni. Ia melempar sepasang busur dan anak panah ke depan kaki Chandni. “Kenakan!” bentaknya lagi. Chandni memandang busur dan panah yang Tu