Di bawah pohon dekat parkiran kuda, Chandni duduk sambil menepuk-nepuk nyamuk yang mengerubunginya. “Bisakah kau menyuruh nyamuk-nyamuk ini berhenti menggigitiku, Prapti?” pinta Chandni. Hantu Prapti menggeleng. “Mereka makhluk nakal, Chandni. Mereka tidak mau ditegur.” Kuda-kuda juga meringkik gelisah. Chandni mengira karena para nyamuk juga menggigiti para kuda. Hanya makhluk kecil itu yang bisa bersenang-senang di kegelapan malam. “Chandni, sebaiknya kita segera pergi dari sini,” lontar Prapti. “Aku merasakan hawa yang sangat berbahaya dan ini tidak main-main, para kuda pun sampai gelisah.” Chandni merengut dan menggoyang-goyang kepalanya sambil bicara, “Tetapi Tuan Imdad menyuruhku menunggu di sini,” ujarnya. “Aku tidak berani pergi begitu saja. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dan