THE DEVIL'S BACK

Seorang pemuda cacat baru saja tiba di Meksiko. Langkahnya tertatih sebab dia hanya mengandalkan satu tongkat untuk berjalan. Namanya Pedro. Dengan kaca mata tebal yang ia kenakan. Pedro memasuki salah satu tempat hiburan malam dikota itu. "Hei, Sir. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang pemuda yang melihat Pedro. "Apa kau mengenal Darko Alleandro? Aku saudaranya?" Mendengar nama itu, membuat orang tersebut bergetar ketakutan. Sebelum akhirnya pergi meninggalkan Pedro yang menatap kepergiannya dengan bingung. Pedro memilih masuk untuk mencari tahu sendiri keberadaan Darko. Dia juga mencari-cari orang yang sempat dekat dengan saudaranya. Dan secara kebetulan orang itu ada disana. "Maaf mengganggu kalian. Apa kalian melihat Darko? Aku saudaranya. Dia telah lama hilang dan sampai sekarang belum juga kembali. Bisa kalian beritahu aku dimana dia sekarang?" Orang itu saling menatap secara bergantian. Kemudian memilih pergi dan mengabaikan Pedro. Namun Pedro tak menyerah. Dia mengejar sekelompok orang itu meski dalam keadaan tertatih. "Hei...! Tunggu. Aku hanya bertanya tentang Darko. Bukankah kalian mengenalnya? Katakan padaku apa yang terjadi padanya, dimana dia sekarang?" Brukkk Salah satu dari mereka mendorong kasar Pedro. Hingga membuatnya tersungkur. "Jangan coba-coba bertanya tentang iblis itu pada kami. Karena kalaupun kami tahu, maka kami tidak akan memberitahumu. Kami tidak ingin berurusan dengan sang iblis. Kau mengerti?!" Pedro terdiam. Saat perhatian semua orang tertuju padanya. Dia memilih pergi dari sana. Sebab percuma, dia juga tidak akan mendapatkan informasi apapun dari tempat itu. Semua orang seperti ketakutan mendengar namanya saja. Pedro memilih pergi ke Acapulco. Dimana kediaman ayah angkat Darko berada. Yang bernama Don. Mungkin disana dia akan mendapatkan informasi mengenai saudaranya. Namun sayangnya, saat diperjalanan tiba-tiba saja tas Pedro dicuri seorang anak kecil. Dia tersentak kaget dan berniat ingin mengejar. Namun melihat keadaannya yang tak memungkinkan, membuat Pedro hanya bisa menatap kepergian anak itu yang telah membawa tasnya. "Sudahlah. Kau tidak akan bisa mengejarnya." Salah seorang pejalan kaki bicara padanya. Namun hal yang mengejutkan terjadi. Tiba-tiba saja orang tua anak itu berjalan tergesa-gesa kearahnya. Pedro sendiri bingung. Apalagi saat melihat mereka membawa tas milik Pedro. "Sir. Maafkan anak kami. Dia memang nakal. Tolong jangan adukan pada Darko. Kami benar-benar menyesal. Tolong ampuni kami." Kedua orang tua itu bertekuk lutut dihadapan Pedro. "Apa hubungannya dengan Darko? Apa kau-" "Dia saudaraku." Pedro langsung menjawab dengan tegas. Tentu hal itu membuat si pejalan kaki tersentak kaget. Kemudian melihat sebuah gambar yang ada dilayar handphone Pedro. Dan benar saja. Orang itu langsung ketakutan. Mereka semua kabur dan lari terbirit-b***t. Bahkan hanya dengan melihat gambarnya saja, mereka semua ketakutan. Ada apa dengan Darko sebenarnya? **** Acapulco Acapulco adalah kota, munisipalitas dan pelabuhan di negara bagian Guerrero, Meksiko, 300 km dari Ciudad de Mexico. Kota ini dikenal sebagai salah satu resor pantai tertua dan paling terkenal di Meksiko. Acapulco terkenal akan kehidupan malamnya. Dimana n*****a, penjualan wanita, serta Casinno dan penyelundupan senjata adalah hal yang tabu bagi mereka. Dan saat ini Pedro menginjakkan kaki di kota itu. Untuk menemui Don di kediamannya. "Lihat siapa yang datang. Maaf Anda siapa?" "Aku Pedro. Apa benar, ini kediaman Don?" "Ya. Aku Don. Tapi aku tidak mengenalmu." "Aku Pedro, saudaranya Darko Alleandro." Mendengar nama itu, membuat Don terdiam. Perbedaannya adalah, tidak ada raut ketakutan di wajahnya. Dia hanya menatap datar sebelum akhirnya menyuruh Pedro untuk masuk kedalam rumahnya. "Dari mana kau tahu mengenai aku?" "Darko pernah mengatakan, jika aku ingin menemuinya maka tanyakan saja pada Don yang ada di Acapulco Meksiko. Dan sudah dua tahun ini dia menghilang tanpa jejak. Mungkin anda tahu sesuatu mengenai dia." "Untuk apa kau mencarinya?" Don terus mengawasi Pedro yang menurutnya cukup mencurigakan. "Dia saudaraku. Tentu aku khawatir dengan keadaannya. Apakah dia masih hidup atau tidak?" Don nampak diam sejenak. Sebelum akhirnya berucap. "Semua orang menganggapnya sudah mati. Tapi tidak denganku. Aku yakin Darko masih hidup." "Dari mana Anda tahu?" "Sang iblis tidak bisa mati. Dia hanya bisa dimusnahkan oleh cinta seorang wanita. Dan berubah menjadi manusia biasa. Namun sayang, cintanya telah pergi. Aku yakin dia akan bangkit menjadi iblis kembali. Dia adalah singa. Dia tak terkalahkan." "Cinta? Wanita? Siapa wanita itu? Apa dia istri Darko?" Pedro melemparkan pertanyaan bertubi-tubi. "Namanya Malia. Dia cantik, menarik. Darko jatuh cinta padanya. Namun sayang, kisah cinta mereka begitu tragis." Don berucap pahit. "Kenapa semuanya terasa bagai teka-teki bagiku? Bisakah Anda ceritakan kejadian yang sebenarnya. Dimana Darko dan apa yang terjadi padanya?" Pedro menatapnya penuh permohonan. Don melihat keseriusan dari matanya. Yang membuat Don yakin bahwa Pedro memanglah saudara Darko. Sebab di sisi lain, Pedro memang sangat mirip dengan Darko. Hanya saja Darko memiliki jambang yang cukup lebat disekitar wajahnya. Sedangkan Pedro tidak ada sama sekali. Don menghembuskan nafas beratnya. Sebelum akhirnya menceritakan kejadian yang menimpa Darko dua tahun terakhir. "Apa kau tahu pria yang bernama Mike El Consejoss?" Pedro menggeleng. Tanda bahwa dia tidak pernah mendengar nama tersebut. "Dia adalah sahabat baik Darko. Mereka berdua adalah ketua gengster yang paling ditakuti di Meksiko. Mereka memiliki lima antek-antek yang siap mendukung aksi kejahatan mereka. Suatu hari, geng mereka memiliki masalah. Dimana Komisaris baru mencoba untuk menyingkirkan mereka. Yaitu dengan cara menculik anak buah Darko. Untuk melawan Komisaris tersebut. Darko dan Mike menculik putri Komisaris yang bernama Malia tepat dihari pernikahannya. Saat itu..... FLASHBACK ON Seorang gadis cantik yang mengenakan pakaian pengantinnya kini terikat didalam mobil. Efek Bius yang sempat dia hirup perlahan menghilang dan secara perlahan pula dia membuka matanya. Ketika kedua kelopak mata itu terbuka. Dia sedikit terkejut melihat keadaannya yang sudah terikat. Dia ingin berteriak kencang, namun saat melihat Darko menoleh kebelakang dan menatapnya tajam. Malia membungkam kembali mulutnya sendiri. Astaga... Apa aku diculik? Tapi... Kenapa penculiknya tampan? "Jangan coba-coba untuk berteriak. Atau aku akan melemparmu." Darko berucap dengan nada kejam. Namun sayangnya hal itu tidak membuat Malia ketakutan. Malia terdiam bukan karena mendengar ancamannya, melainkan sedang menikmati pemandangan indah dari wajah Darko yang begitu rupawan. "Kenapa diam saja, apa kau mengerti dengan yang kukatakan?!" Malia mengangguk patuh. Hal yang membuat Darko menatapnya heran adalah ketika Malia justru tersenyum manis padanya. Seolah mereka sedang melakukan permainan culik-culikan. Dan hal itu tidak luput dari perhatian Mike yang sedang mengendarai mobil mereka. "Sepertinya gadis ini gila. Kasihan sekali, padahal masih muda." "Hei, tutup mulutmu!! Aku masih sangat waras." Malia menyela ucapan Mike yang menyinggungnya. ***