hari pertama
matahari mulai mengusik tidur Ara yang nyenyak, hingga membuat sang empunya membuka mata, walau malas tapi Ara harus berangkat kuliah, mengingat hari pertama masuk kuliah. Ara bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi, setalah membersihkan dan bersiap Ara keluar dari kamar menuju meja makan, melihat sang bunda yang tengah menyiapkan sarapan lantas Ara mendekat " selamat pagi bunda cantik " sapa Ara sambil mencium pipi sang bunda, Halima sang bunda menyabut nya dengan senyum dan berucap " selamat pagi sayang " balasnya sambil terus sibuk meletakan piring di meja.
" ayah kita anak ayah masih tidur dan lupa kalau harus kuliah hehehe " kekeh Sang ayah dari arah pintu ruang makan, Ara cemberut karena sang ayah selalu menggoda
" Ara mau jadi seorang dokter yg hebat ayah " sang bunda membela anak perempuannya, Hendra hanya tersenyum melihat anak semata wayangnya menekuk muka " ayah akan antar anak ayah yang cantik ini berangkat kuliah " ucap Hendra, seketika wajah Ara tersenyum bahagia " Ara sayang ayah " sambil berdiri menghampiri sang ayah lalu memeluknya manja, " ayah kapan ara dapat mobil sendiri dan kapan ara bisa membawa mobil Ara sudah 19 tahun loh yah " ucap Ara panjang lebar membuat kedua orangtuanya tersenyum, " setelah ulang tahun mu yg ke 20 Ayah akan belikan mobil untuk mu Ara " senyum mempesona Ara makin lebar,
" ayo ayah Ara sekarang kita sarapan nanti kamu akan telat sayang " hening mereka sarapan bersama setelah selesai Ara berangkat bersama sang ayah menuju kampusnya.
" Ara " sapa nissa sahabat Ara dari SMP Ara menoleh dan tersenyum pada sahabatnya, " hai nissa maaf kamu pasti menunggu lama ya " sesal Ara karena melihat waktu hampir telat karena banyak bercanda dengan sang ayah di jalan, " tidak kamu hanya telat 5 menit ko jadi tidak usah lebay " ucap Nissa sambil mencubit pipi Ara gemas, membuat sang empunya cemberut " yaudah yu ke kelas Sekang " ucap Ara sambil menggandeng tangan Nissa
belum sempat Ara mencapai pintu Ara menabrak tubuh seseorang hingga dia jatuh terduduk.