6.penasaran

1337 Words
Setibanya di rumah Danisha langsung mencari mummynya “mummy” “Iya sayang, mummy di sini” Aiyana melambai ke arah putrinya sementara si Abang hanya mengekori dari belakang. “Coba mummy tebak kita tadi ketemu ama siapa?” Gadis manis itu sudah cengar cengir saking happynya Aiyana menatap intens putrinya “kamu punya pacar sayang?” tanyanya to the point Danisha menggeleng ribut “Ketemu sama kak Melly Mum, nih fotonya” Danisha menghulurkan smartphonenya pada sang mummy Aiyana menyambut huluran dari Danisha dan bibirnya melengkung ke atas dan menerbitkan senyum bahagia “Masya Allah, Melly! mummy jadi kangen sama dia.” Danni yang penasaran setengah mati sama bocah dekil yang dulu akhirnya mengambil paksa benda pipih itu dari tangan mummynya Deg! Jantungnya bekerja di luar normal “gak mungkin deh ini si Dekil yang dulu” gumamnya Sepantas kilat Danisha mengambil kembali ponselnya yang kini berada di tangan kakaknya“enak aja main rebut ponsel gue.”marah Danisha “Ck! abang kan pen lihat doang. gak masalah kan” cicit Danni kemudian langsung bangkit dari duduknya kemudian melipir ke kamar. “Kok bisa ya si Melly berubah drastis kayak gitu.tapi bisa aja sih, kan udah lama gak ketemu” Danni ngomong sendiri persis orang yang hilang kewarasannya Sementara itu di dapur, Aiyana masih terus memandangi foto Melly yang sempat di ambil Danisha tadi dengan perasaan rindu yang menggebu gebu “Kenapa Linda gak ngomong kalo Melly udah pulang? Pantesan aja dia minta libur” wanita paruh baya itu menghapus air matanya perlahan “Mummy, kak Melly titip salam buat mummy. jangan sedih sedih ya mum. Danisah yakin Kak Melly juga kangen sama mummy tapi masih menghindari ketemu sama abang” Gadis manis itu berusaha memujuk mummynya yang sudah larut dalam perasaan sedih. “Iya, mummy juga tahu itu sayang.gak pa pa kok, yang penting sekarang Melly nya udah mau pulang kemari bikin mummy seneng banget.” Wajah yang tadinya sendu kini kembali ceria “Nah, gitu dong mummy. Nanti insyaAllah kita ketemu sama kak Melly. Mummy bisa kangen kangenan deh sama kak Melly” Danisha memeluk erat mummynya kemudian menghadiahkan ciuman di kedua belah pipi sang mummy. *** Melly terlihat gelisah sendiri hilir mudik di depan sofa ruang tamu menyita perhatian sang mama. Wanita paruh baya itu menggeleng kepalanya “Mell, kok kamu kayak gak tenang aja sih sayang?’ Linda menatap putrinya “Ma, tadi itu Melly ketemu sama Danisha dan kita sempat makan bareng” “Trus” “Pasti sekarang nyonya. Ah! mummy Aiyana udah tau kalo Melly udah pulang dan Danni juga bisa tahu dong ma, gimana ini?" gadis mungil itu terlihat resah Linda menarik nafas dalam dan menghembus perlahan “Gak usah khawatir sayang.kalo udah saatnya kalian ketemu mau menghindar bagaimanapun tetap ketemu. Sekarang Melly tenang ya. duduk” Pinta Linda pada putrinya “Tapi ma” “Melly, mama itu udah pusing lihat kamu mondar mandir kayak gitu sayang. Ayuk sini duduk dulu!” Linda menarik tangan putrinya dan mendudukkan gadis itu di sampingnya Ting Tong! Bell berbunyi semakin menambah pucat wajah Melly “mama! tuh kok ada tamu?” tanyanya dengan wajah yang memelas Linda bangkit dari duduknya “biar mama yang lihat” Wanita paruh baya itu menuju ke luar rumah dan di sana berdiri seorang pria yang umurnya mungkin sepantaran dengan Danni “Cari siapa?” Linda bertanya sambil menatap lekat laki laki muda itu “Selamat siang tante, saya Rifki temannya Melly. Apa Mellynya ada di rumah?” laki laki itu memperkenalkan dirinya sebagai Rifki dan mengaku teman Melly Agak ragu Linda untuk menjawap karna belum pernah ketemu sama temannya Melly yang satu ini “Bisa tunggu sebentar? Tante ke dalam dulu” “Bisa tante” jawap Rifki dengan sopan Linda menapak laju masuk ke dalam rumah buat nyamperin putrinya yang masih setia menunggunya di sofa tadi “Siapa Ma?” tanya Melly penasaran “Di depan katanya teman kamu sayang, namanya Rifki. Apa benar dia teman kamu?” Melly melamun seketika dan berfikir panjang “ooooo kak Rifki! Ya, Melly kenal sama kak Rifki ma. Orangnya masih di luar?” Melly terlihat antusias ketemu sama kakak kelasnya dulu dan kelamaan menjadi sahabatnya. Linda mengangguk perlahan sambil telunjuknya lurus menuju pintu keluar. Melly bingkas bangkit dari duduknya “Melly temuin kak Rifki dulu ya ma” ucapnya terus berlalu pergi Kalo Melly lagi asik asiknya ketemu sama Rifki. di rumah besar Raditya ada seseorang yang lagi galau dan uring uringan penasaran dengan penampilan Melly yang sekarang. “Gue samperin aja ke rumahnya kalo kayak gini daripada rasa penasaran ini bikin gue gila kelamaan” Bicara Danni yang sudah siap siap meluncur ke rumah Melly “Mummy, Abang keluar bentar!” “mau ke mana?” “Muter muter doang” bohong Danni yang malu untuk memberitahu arah tujunya. Cowok tampan itu sekarang sudah membelah jalanan dengan kecepatan yang sedang sambil jantungnya deg degan kepikiran mau ngomong apa saat ketemu Melly nantinya dan mau mulai dari mana mau minta maaf . Setelah hampir tiga puluh menit berkendara kini mobil hitam mengkilap itu sudah memasuki area perumahan yang di diami Melly sama orang tuanya. “Itukan Melly kayak yang ponsel Danisha tadi. Tapi siapa cowok itu? Kok kelihatannya mesra banget ya” Danni ngomong sendiri terus menghentikan mobilnya di bahu jalan dan memilih untuk melihat dari jauh dan mengurungkan niatnya untuk nyamperin Melly melihat gadis itu sedang kedatangan tamu. Danni menyandarkan tubuhnya pada jok pengemudi sambil matanya mengawasi Melly yang sedang asik ngobrol sama seorang pria di depan rumahnya. “Ngapain juga gue ngumpet di mari. Mending samperin aja” Danni mengambil keputusan untuk nyamperin Melly langsung Laki laki itu kini memarkirkan mobilnya di bawah pohon mangga di depan rumah Melly kemudian turun dari mobilnya melangkah menuju ke arah Melly. “Assalamualaikum.” “Wa’alaikumusalam.” Sontak mata Melly membulat sempurna menyadari siapa yang memberi salam “Den Danni.”ucapnya “Mell kelihatannya kamu lagi kedatangan tamu. Aku pamit dulu ya. kapan kapan kita ketemu di luar. Tungguin chat aku ya”Rifki pamit dan mengangguk sebagai sapaan buat Danni dan di balas senyuman oleh pria itu. “I-iya kak Rifki.” Melly jadi salah tingkah “Apes bener deh, di hindari kok malah datang ke rumah”batin Melly “Boleh aku masuk?” Danni menatap Melly yang masih lagi kebingungan Gadis itu mengangguk dan mempesilakan Danni masuk ke dalam sementara dirinya hanya mengekori di belakang dengan perasaan yang bercampur baur. “Mell”tiba tiba Danni menghentikan langkahnya dan berpaling ke belakang sehingga membuat Melly hampir sahaja menubruk tubuh sasa itu. “M-m-maaf Den”Melly mengundurkan langkahnya tiga langkah ke belakang untuk memberi jarak yang agak luas buat mereka “Melly, aku datang Cuma pengen minta maaf sama kamu. Aku mohon kamu mau nemuin mummy karna yang salah itu aku dan kamu enggak perlu buat ngehindari mummy sama daddy ya”pinta Danni tiba tiba tanpa basa basi. Melly masih lagi menunduk memandangi ibu jari kakinya “Den Danni tidak usah minta maaf sama saya kok. Saya udah lupain semuanya dan saya pasti akan ketemu sama nyonya dan tuan tapi bukan sekarang. Tolong kasih saya waktu”jawap Melly tanpa melihat ke wajah Danni membuat laki laki tampan itu semakin di buru rasa bersalah. “Den Danni, Mell kok tamunya enggak di ajak masuk sayang” Linda datang secara tiba tiba menginterupsi obrolan kedua anak muda itu. Danni berpaling “mama, Danni mampir sebentar kok ma” “Enggak mau masuk dulu Den?” “Mama, panggil Danni aja ya. kalo mama manggilnya ada ember ember Den buat Danni ngerasa jauh dari mama” pinta cowok tampan itu Linda hanya mampu tersenyum “ Iya, mama panggil Danni aja ya” “Ya udah ma, Danni pergi dulu” pamitnya lalu meraih tangan pembantunya itu yang sudah di anggap mama oleh Danni kemudian menyaliminya. “Mell, tolong di fikirkan omongan aku tadi ya.” matanya kini beralih pada gadis mungil yang berkaca mata di depannya yang dari tadi lebih banyak diam daripada ngomong.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD