Naka menutup pintu kamar kakeknya setelah selesai bicara. Sudah beberapa hari ia tidak datang, sehingga Danu meminta Naka untuk pulang ke rumah. Dan sekarang laki-laki itu sudah tidur, dengan rasa senang karena sudah bertemu dengan cucu yang dirindukan. “Bagaimana kakek, sedang apa sekarang?” Suara Dirja mengalihkan niat Naka yang hendak pergi ke taman belakang, yang terdapat kolam ikan cukup besar. “Sudah tidur, Pa.” “Kamu mau pergi sekarang?” Naka menggeleng, lalu duduk di sofa berseberangan dengan ayahnya. “Mungkin nanti sore. Aku yakin Mama nggak akan biarin aku pulang sekarang.” “Bagus. Papa mau ngobrol sama kamu sambil main catur,” ucap Dirja antusias. “Jangan catur Pa. Sudah tahu kalau aku payah dalam main catur,” keluh Naka. Sang ayah tertawa ringan. “Justru karena kamu paya