Dua

971 Words
Warning 21+!!! Kendrick menatap layar laptopnya malas. Ia sudah sangat nyaman tinggal di Manhattan selama ini, sedari kecil ia selalu hidup berpindah mengikuti kemanapun orangtuanya pergi. Beruntungnya ia memiliki otak yang cerdas hingga mengakibatkan dirinya menguasai banyak bahasa. Ayahnya adalah seorang pria yang hidup berlimpah harta dengan berbagai darah mengalir padanya. Keluarga ayahnya tidaklah seperti keluarga kaya lain yang menjodohkan anak cucu mereka dengan relasi bisnis untuk keuntungan, oleh karena itu ayahnya memiliki darah campuran dari berbagai negara karena nenek kakek mereka sebelumnya. Rusia, Italia, Spanyol, India, Turki dan masih banyak yang lain. Tetapi selain itu darah yang jelas dalam dirinya adalah darah asli orang pribumi. Ya, Ibunya adalah orang asli Indonesia yang katanya dulu merupakan seorang puteri Indonesia entah tahun berapa.  Ken berdecak pelan, sepertinya ia harus menanggapi email dari ayahnya. Bukannya Ken tidak suka, tetapi Ken sudah begitu sering menuju ke negeri kelahiran ibunya itu hanya untuk berlibur sedari ia berusia dua tahun hingga empat belas tahun. Dan kali ini ayahnya ingin dia tinggal disana sementara waktu untuk memberi perhatiannya 'sedikit' pada beberapa perusahaan cabang disana. Ia tidak bisa berkata tidak pada sang ayah, karena ayahnya itu selalu mengabulkan keinginannya. Meski ia adalah pria dewasa diusia tiga puluhan, ia tetaplah seorang anak yang menyayangi ayahnya. Ponselnya bergetar pelan, Ken melihat nama salah satu teman dekatnya tertera dilayar ponsel.  "Hmm.." "Kau dimana sekarang? Kenapa tidak datang kemari?" "Aku akan datang." Setelah sambungan terputus Ken langsung mengambil jaket kulit miliknya juga kunci mobil. Ia akan bersenang-senang dulu sekarang. Musik berdentum keras memekakkan telinga, orang-orang bagai tak tahu malu meliukkan tubuhnya mengikuti irama bahkan melakukan hal intim di depan umum. Dan itu adalah hal biasa bagi Ken. Ia segera berjalan cepat menuju lantai atas dimana ruang VVIP berada. Suara desahan terdengar ketika Ken membuka pintu. "Ya disitu..."  Ken mendudukan dirinya di sofa maroon yang tersedia disana dan menuang sendiri anggur digelas berkaki untuknya sendiri. "Dimana Daniel?" Romeo menaikkan bahu tak paham dan kembali menikmati minuman nya. Ken pun mengikuti Romeo untuk menikmati minumannya. Berdecak kesal melihat wajah kenikmatan kedua sahabatnya yang tak tahu malu. Axel yang mengerjapkan mata penuh nikmat karena blowjob yang diberikan jalang yang sedang berlutut di selangkangannya, lalu William yang terus memompa miliknya pada jalang yang dipeluknya dari belakang. Tak lama kemudian Axel dan William selesai dengan urusan mereka dan menyuruh dua jalang itu pergi.  "Aku tidak akan datang lagi jika kalian berdua dengan tidak tahu malunya menunjukkan kemaluan kalian didepan ku." Tetapi dua orang itu malah tertawa mendengar ucapan ketus Kendrick. "Mau bagaimana lagi gadis tadi menggodaku terus jadi langsung saja ku habisi dia." Romeo berdecak pelan. "Yang aku lihat kalian berdua saling menggoda sedari awal." William terkekeh pelan. "Ya mungkin kau benar." "Dimana Daniel?" Tanya Ken untuk kedua kalinya. "Dia bilang dia akan menyusul sebentar lagi setelah ia berhasil mengakhiri hubungannya dengan Lily." William mengerutkan keningnya mencoba mengingat. "Wanita Jepang itu?" Axel mengangguk membenarkan. "Ya Niel bercerita padaku jika wanita itu sikap nya semakin mengesalkan dan sok polos membuatnya muak." "Ya lagipula apalagi yang membuat Niel bertahan dengan wanita itu selain p******a besar dan kewanitaan yang katanya sudah longgar." Romeo mendengus pelan. "Seingat ku Niel memanglah pria seperti itu. Memutuskan hubungannya setelah wanita yang dikencaninya sudah tak senikmat pertama kali ia mencoba." Pintu tiba-tiba terbuka. "Aku mendengar ada yang sedang membicarakan diriku disini." "Tidak, kami hanya membicarakan Lily. Jadi bagaimana? Apa kau berhasil menjadi mantan kekasihnya?" Tanya Ken dengan senyum remeh. "Tentu. Apa yang Daniel inginkan selalu ia dapatkan, kami resmi mengakhiri hubungan ini setelah melakukan hal panas diranjang untuk terakhir kalinya yahh walau harus aku akui miliknya tidak ketat lagi." Tawa para b******n terdengar setelah Daniel tanpa beban mengatakan semuanya. "Lalu setelah wanita Jepang itu apa kau sudah menemukan mangsa baru?" Daniel menggelengkan kepalanya pelan. "Akhir-akhir ini aku sedang tergila-gila dengan wanita Asia. Mungkin karena aku sudah bosan melihat wanita berwajah Eropa setiap hari." "Ah ya mengingat Asia, aku ingin memberitahu kalian aku akan tinggal sementara waktu di Indonesia." Ujar Ken meneguk minumannya. "Indonesia? Bali?" "Ya Indonesia, tempat kelahiran ibuku. Bukan hanya Bali ada banyak pulau indah di negara itu kalian harus mencobanya." Daniel mengusap dagunya pelan. "Aku rasa kau benar, aku harus mencobanya. Seingat ku aku belum pernah berkencan dengan wanita di negara itu. Melihat ibumu yang sangat cantik aku yakin disana pasti banyak wanita cantik dan sexy." Romeo menatap temannya itu malas. "Apakah tidak ada hal lain dalam hidupmu selain wanita cantik?" Daniel menggeleng kuat dengan senyum terbaik nya. "Aku sangat menyukai bagian hidupku yang satu itu." Lalu perhatian nya teralih pada Ken. "Aku akan berkunjung kesana, tetapi aku tidak tahu kapan. Kau tahu kan bagaimana pekerjaan ku? Jika semua sudah selesai aku akan memberitahumu." Malam ini Ken hanya menghabiskan waktunya dengan minum bersama keempat temannya. Hingga ia pulang lebih awal dan mengistirahatkan tubuh karena besok ia harus berangkat. Pesawat pribadi nya sudah siap dan ia sudah terduduk nyaman di kursinya dengan tab ditangan. Sedari tadi seorang pramugari terus saja mencoba menarik perhatiannya. Karena semalam ia tidak menghabiskan waktu bersama para wanita, rasanya tidak masalah jika ia bermain sebentar. "Yahh.. Tuan.. Ohh.." Selalu begini, selama ia melakukan hubungan seks seperti ini tidak ada satupun desahan yang membuatnya berpacu. Ia hanya memompa saja miliknya terus-menerus tidak memperdulikan wanita yang tadi menikmati ini meringis kesakitan.  "Aku kelu- Ahh..." Ken terus bergerak cepat, ia adalah seorang pria yang sulit mendapatkan klimaksnya diwaktu cepat. Dan sudah biasa baginya jika 'lawan' nya sudah keluar berkali-kali tetapi dirinya belum mendapatkan apa yang diinginkan.  Dan ketika ia merasa akan keluar, ia mencabut miliknya dan menumpahkan semuanya diperut wanita itu. Ken tidak akan pernah ceroboh untuk memasukkan benihnya, ia sangat jarang memakai pengaman karena merasa tidak nyaman sebab itu ia selalu mengeluarkan nya diluar baik di mulut 'lawan' atau di atas perutnya. Selesai dengan urusan nya Ken dengan cepat memakai pakaian nya dan keluar begitu saja tanpa berkata apapun. Vote and Comment!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD