"Dika ...!" teriakku histeris. Dia tergopoh-gopoh menghampiriku yang terduduk lemas. Di tanganku masih menggenggap ponsel yang baru saja menggelap layarnya. Bersamaan gelapnya hati ini setelah menerima kabar. "Ada apa Lintang?! Kenapa kamu teriak?" Matanya menatap ponsel yang aku tunjukkan, dan menatapku kembali tidak mengerti. "Langit! Langit kecelakaan! Sekarang, dia di rumah sakit. Baru saja telpon dari sana," ucapku dengan tangan bergetar. Aku seperti terlempar pada saat itu, ketika menerima kabar kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuaku. Saat itu seperti sekarang, aku bersama Dika sedang menyelesaikan pekerjaan. Waktunya juga sama, malam hari. "Dika .... Bagaimana ini? Bagaimana kalau Langit ...." Aku tidak sanggup berandai-andai. Tangisku pecah seketika, Mahardika
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books