Waktu Bebas Kita

752 Words

Dari sudut mataku menangkap dia yang tersenyum sambil menyunggar rampurnya yang panjang. Seakan tahu gerakan itu menunjukkan pesonanya. "Memang siapa yang menanyakan pekerjaan? Saya sudah lihat dan pekerjaanmu rapi. Terima kasih," ucapnya dengan tatapan sendu. Aku tidak berani menerjemahkan tatapan ini, yang aku tahu, ini tidak seperti biasanya. "Sebenarnya, saya tidak menganggapmu pembantu di rumah ini. Bersama kamu, saya seperti mempunyai teman kembali. Bisa berbicara apa saja tanpa ada batasan. Sayang sekali kamu akan segera pergi." Dia menghela napas dan melanjutkan berbicara. "Bisakah malam ini menjadi waktu bebas buat kita. Saya bukan majikan dan kamu juga bukan orang yang bekerja di sini. Kita menjadi teman, dan tidak ada panggilan Den, cukup panggil namaku saja. Toh, kita ju

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD